💀 ENAM PULUH DUA 💀

2.5K 111 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT•

         💀-------💀

TEPAT hari ini pernikahan tama dilaksanakan, malam ini aksa memakai balutan kameja putih dipadukan dengan jas berwarna hitam. Sedangkan ayla, cewek itu memakai dress berwarna merah maroon, perpaduan yang sangat pas.

"Ayla ya?"seorang wanita paru baya kini tengah berdiri dihadapannya, wajahnya begitu mirip dengan tama.

"Kenalin, saya tita. Kamu bisa panggil saya tante tita."wanita itu kembali tersenyum, semua wanita disini menggunakan dress merah marron, untung saja ayla tidak jadi memakai dress pink.

"Ayla, tente."kata ayla sambil membalas jabatan tangan tante tita.

"Kemarin aksa banyak cerita tentang kamu, tante seneng deh aksa bisa senyum lagi. Aksa bilang, alasannya dia terima pernikahan papahnya, ya karna kamu. Adannya kamu dikehidupan aksa, perlahan buat dia berubah."kata tante tita,"Makasih ya ayla, tante harap kamu bisa bertahan sama aksa, tolong jaga aksa ya karna tante gak bisa selamanya jaga dia."setelah mengucapkan itu, tante tita segera pamit mengundurkan diri.

"Hai! Daritadi gue cari lo gak ketemu ketemu, ternyata ada disini."kedatangan tasya sukses membuat jantung ayla berdetak lebih cepat, sangat tiba tiba.

"Selamat, lo bikin gue jantungan."ucap ayla membuat tasya terkekeh kecil.

"Lo sendiri disini? Aksa kemana?"tanya tasya sambil mengedarkan pandangannya kesetiap sudut, ia tidak menemukan tanda tanda kehidupan aksa, cowok itu hilang bagai ditelan bumi.

"Tadi aksa pamit mau ngobrol sebentar, katanya sama rekan kerjannya. Gak tau deh gak ngerti, emangnya aksa kerja apa?"tanya ayla pada tasya.

"Aksa kan anak pertama, dia satu satunya pewaris keluarga adhitama. Sebelum aska ya pasti aksa dulu, yang gue tau, aksa yang bakal lanjutin semua bisnis punya om tama kalo nanti om tama udah gak ada. Mungkin bakal dibagi dua sama aska, itu pasti sih. Dari sekarang aksa udah belajar pegang saham kok, beberapa bisnis aksa yang pegang, lo beruntung dapet dia."kata tasya sambil tersenyum lebar.

"Ayla."suara berat terdengar dari arah belakang, sontak ayla segera menoleh, aksa tengah berdiri dengan kedua tangan dimasukan kedalam saku celannya, tak lupa wajah angkuhnya yang setiap saat selalu tercetak diwajahnya.

"Aku mau kenalin kamu sama omah, kemarin belum sempet kan?"kata aksa sambil menggenggam erat tangan ayla.

"Lo kalo mau pacaran jangan didepan orang jomblo, hargai gue dong! Jomblo ngenes kayak gue gak mungkin bisa uwu kayak lo berdua, makanya jangan ngadi ngadi."cibir tasya sambil memutar bola matanya malas.

"Lo udah makan sya?"tanya aksa.

"Tumben banget lo perhatian."jawab tasya.

"Enggak maksud gue, kalo lo mau makan, makan dulu sana.  Kalo udah nanti jangan lupa diberesin, sekalian punya tamu juga diberesin."

"Lo pikir gue OB? Parah lo sa, mentang mentang udah pacar belagu ya sama gue. Udah ah gue mau pergi, mau cari jodoh, bye!"setelah itu tasya segera pergi dari hadapan aksa, tak tahan melihat adegan yang seharusnya tidak dilihat oleh kaum jomblo, seperti dia contohnya.

Aksa segera menarik ayla menuju keluarganya yang sedang berkumpul, semua keluarganya hadir, namun aksa merasa ada yang kurang, leta tidak ada disana, maka dari itu acara belum benar benar sempurna.

"Jadi ini pacar kamu? Cantik banget! Kok mirip almarhumah leta? Jodoh emang gak kemana ya."kata omah heboh.

"Persis mirip leta, gak ada bedanya."sahut irene.

"Siapa namanya?"tanya omah.

"Ayla, omah."

"Oh ayla, gimana? Mau dinikahin sekarang aja? Biar sekalian."kata omah mengundang tawa semua orang.

💀💀💀💀

"Aku mau kekamar mandi sebentar, kamu jangan kemana mana!"ucap ayla lalu segera berlari menuju kamar mandi, saat ini ayla benar benar tidak bisa menahan panggilan alam.

Setelah selesai ayla segera keluar dari salah satu bilik itu, ia menatap cermin dihadapannya sembari sedikit membenarkan polesan make up tipisnya. Saat hendak berbalik, ia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf, maaf. Gue gak sengaja,"kata ayla sambil meringis pelan.

"Gak papa, lagian ini salah gue kok. Gue jalan gak liat liat."ucap perempuan yang ayla tabrak itu, perempuan cantik yang mungkin hampir sepantaran dengan ayla, wajahnya seperti tidak asing.

"Kenalin, gue liora."perempuan itu menyodorkan tangannya, meminta kenalan.

"Gue, ayla."

"Oke, gue duluan ya. Semoga kita bisa ketemu lagi di lain waktu!"ucap liora lalu segera berlari dan masuk kedalam salah satu bilik.

Dengan perasaan campur aduk ayla melanjutkan langkahnya, menemui aksa yang mungkin sedang menunggunya. Wajah liora sangat tidak asing, ayla seperti pernah melihatnya.

"Aksa!"panggil ayla, matanya menyipit melihat aksa yang tengah merokok dengan santainya diatas balkon.

"Kamu merokok?"tanya ayla.

"Iya."

"Bisa kamu kurangi  merokok?"tanyanya lagi.

"Tergantung, kalo aku lagi kacau biasanya aku merokok. Bisa habis satu bungkus lebih, sekarang aku lagi banyak fikiran, makanya aku pelampiasin itu semua dengan cara merokok."kata aksa lalu cowok itu membuang puntung rokok dan menginjaknya hingga tandas.

"Kamu ada masalah? Aku bisa kok jadi temen curhat kamu, kapan pun kamu mau."

"Hm, tadi aku sama papah sempet ngobrol. Papah bilang, dia udah nyiapin semuanya dijauh jauh hari sebelum pernikahan ini berlangsung, papah mau mulai sekarang aku yang gantiin posisi papah. Katanya aku harus mulai belajar dari sekarang, karna kalo bukan aku emangnya siapa lagi? Aska? Dia masih kecil."kata aksa sambil menatap kedepan.

"Aku udah kelas dua belas, sebentar lagi lulus. Kata papah aku harus rancang semuanya mulai sekarang, aku harus punya masa depan, papah mau bantu aku mewujudkan masa depan. Papah juga bilang...kalo sekarang keluarga kita dalam bahaya, aku gak ngerti maksud papah apa,"

"Bukan soal itu yang bikin aku pusing, tapi soal aku yang bakal gantiin posisi papah mulai sekarang, aku gak yakin aku bisa. Aku takut buat papah kecewa."lanjutnya.

"Kamu bisa! Kamu gak akan buat papah kamu kecewa! Buktiin sama papah kamu kalo kamu pasti bisa, sekarang cuman kamu harapan om tama. Kalo bukan kamu siapa lagi? Itu kan yang tadi kamu bilang?, sekarang bukan waktunya buat kamu main main lagi, mulai sekarang kamu harus fikirin masa depan kamu. Jangan takut, percaya sama aku, kamu bisa!"ujar ayla membuat aksa tersenyum, tanpa menunggu lama aksa segera memeluk ayla erat.

"Lain kali kalo ada masalah jangan pelampiasin semua dengan cara merokok, kamu harus janji sama aku buat jangan merokok!"kata ayla sambil menyodorkan jari kelingking mungilnya.

"Iya, janji."

"Janji ya jangan merokok lagi, aku gak suka."

-----

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang