💀 LIMA PULUH DUA 💀

2.5K 101 3
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT•

                           💀-------------💀

"GIMANA sih lo sa, kalo mau ayla ya ayla kalo mau akilla ya akilla! jangan maruk mau dua duanya, dan lo bilang apa tadi? lo liat akilla? yakin itu dia? bukannya lo bilang dia udah gak ada kan?"tanya damian sambil mengangkat sebelah halisnya, ternyata aksa sangat bodoh dalam hal cinta, lihat saja wajah aksa sudah tidak berbentuk lagi sekarang.

"Nah itu yang bikin gue bingung, jelas jelas akilla meninggal ditangan gue bahkan dipelukan gue, gue lihat dengan mata kepala gue sendiri! Tapi yang tau pasti, cuman arnold dia satu satunya orang yang sekarang bisa gue harapin."ujar aksa, cowok itu terlihat frustasi, sejak tadi fikirannya kemana mana, tiba tiba saja wajah ayla melintas dikepalanya.

"Kalo lo aja bingung gimana gue yang gak tau apa apa,"jawab damian sambil menggaruk tengkuk kepalanya."jadi maksud kedatangan lo kesini mau ngapain?"tanya damian.

"Gue mau minta tolong sama lo untuk cari arnold, tasya bilang arnold ada dibandung, tapi tasya juga gak yakin karna temen temen gue yang dulu udah lama gak berhubungan lagi sama arnold. Tapi setidaknya kita berusaha dulu kan buat cari dia?"kata aksa yang diangguki setuju oleh damian.

"Terus maksud lo nyari si arnold itu buat apa?"tanya damian penasaran.

"Buat memastikan kalo akilla masih hidup atau enggak, karna saat kita kecelakaan gue dibawa ke rumah sakit sama dave, dan akilla dibawa sama arnold. Otomatis dia pasti tau kan akilla saat itu masih bernafas atau enggak,"balas aksa menjelaskan, cowok itu berdecak kesal, kenapa masalahnya menjadi semakin rumit?

"Terus ayla?"Aksa mematung mendengar nama itu, maksud yang dikatakan damian itu apa?

"Maksud lo?"

"Lo gak ngertiin perasaan dia sa, dia juga butuh lo. Setelah lo ngasih harapan sama dia terus lo pergi dengan seenaknya? tau apa sebutan yang cocok buat lo?brengsek, lo cowok brengsek. Lo gak sadar? ayla suka sama lo!buka mata lo, jangan sampai cuman karna masa lalu lo itu lo nyakitin perasaan ayla,"ucap damian, cowok itu mengeraskan rahangnya, tidak mengerti dengan pola fikir aksa.

"Gue lagi gak mau berantem sama lo,"aksa berusaha mati matian untuk tidak memukul wajah damian, saat ini aksa tidak ingin mencari ribut dengan siapapun, karna sekarang masalahnya lebih rumit daripada apapun.

"Anjing lo! kalo lo gak bisa bikin ayla bahagia, gue bersedia buat bahagiain dia."persetan dengan ucapan damian, aksa memukul rahang damian sangat kencang hingga damian sedikit mundur kebelakang, damian tidak membalas karna damian tau saat ini aksa memiliki banyak masalah, ditambah masalahnya dengan papahnya.

"Lo mau bahagiain ayla? disaat perasaan lo aja masih untuk salsa!"bentak aksa, cowok itu memejamkan matanya berusaha mengatur emosinya, ia sampai tidak sadar jika yang ada didepannya sekarang adalah damian, temannya.

"Kita berangkat sekitar dua puluh menit lagi, lo siap siap bawa barang barang seperlunya,"ujar aksa lalu melenggang pergi meninggalkan rumah damian, tujuan aksa sekarang adalah rumah tama ia akan membawa mobilnya yang ada disana.

💀💀💀💀

Aksa dan damian berdiri didepan sebuah rumah yang cukup besar tapi sepertinya tidak terawat, telihat jelas banyak rumput rumput liar dihalaman, dan temboknya sedikit memudar. Tasya memberikan alamat rumah arnold, dan aksa yakin ini rumah milik cowok itu. Tasya bilang arnold tidak setiap saat ada dirumah, karna setiap tasya menemui arnold cowok itu tidak ada dirumahnya.

"Lo yakin ini rumah arnold?"tanya damian sedikit tidak yakin.

"Gue gak tau, tapi alamat rumah ini yang tasya kasih. Kita coba masuk,"aksa memimpin jalan, cowok itu membuka pagar tua dengan pelan sepertinya jika aksa membukanya dengan kasar, pagar yang sudah rusak itu akan patah dengan sekali sentuhan.

"Kok ada ya rumah serem kayak gini?"gumam damian, ia menatap kesekeliling halaman, rumah arnold memang terletak di sebuah komplek, tapi tempatnya terletak dikomplek tua yang isinya hanya sedikit penghuni, lihat saja suasananya sangat sepi tidak seperti komplek komplek zaman sekarang yang bernuansa Modern.

Ketika aksa akan mengetuk pintu, pintu lebih dulu terbuka memperlihatkan sosok lelaki tinggi tegap dengan pakaiannya yang serba hitam. Aksa menyipitkan matanya, ini benar arnold! aksa masih ingat wajahnya, bedanya arnold yang sekarang terlihat tidak terurus dan bulu halus pun mulai tumbuh di sekitar wajahnya.

"Aksa?"suara itu! aksa masih mengingatnya.

"Arnold? lo arnold kan?"tanya aksa tidak sabaran, aksa sangat butuh informasi dari dia sekarang.

"Iya gue arnold, apa kabar?"tanya arnold sambil tersenyum kecil dan menjabat tangan aksa, cowok itu tidak berubah,tetap sama humoris dan humble pada orang orang.

"Ini damian? wei bro, masih inget gak kita pernah baku hantam waktu SMP?"arnold terkekeh kecil sambil menjabat tangan damian yang disambut baik oleh cowok itu.

"Yoi men gue masih inget, sampe lo masuk rumah sakit kan?"

"Iya anying, hebat bener."balas arnold, setelah itu raut wajahnya  berubah."Maksud lo pada datengin gue kesini ngapain? tau darimana rumah gue?padahal gue ngilang tuh dari anak anak yang lain,"lanjutnya.

"Gue butuh lo,"ucap aksa to the point membuat arnold mengerutkan keningnya bingung, merasa sangat penting arnold menyuruh aksa dan damian untuk masuk kedalam rumahnya dan memutuskan membicarakan hal penting itu didalam saja sebelum ada orang lain yang mendengar pembicaraan ketiganya.

"Saat gue kecelakaan, gue dibawa dave kerumah sakit kan, dan akilla lo yang bawa dia kerumah sakit?"tanya aksa yang di balas anggukan oleh arnold."saat lo bawa dia, akilla masih bernafas?"lanjutnya membuat arnold membuang nafasnya kasar.

"Dia udah gak ada sa, lo sendiri juga liat kan pemakaman dia. Lo masih belum bisa lupain akilla? Karna lo masih terbayang bayang rasa bersalah lo itu?"tanya arnold, jelas jelas akilla meninggal ditempat. Cewek itu menghembuskan nafas terakhirnya tepat dipelukan aksa, ketika dibawa kerumah sakit pun akilla sudah tidak bernafas.

"Tapi, gue liat dia. Gue liat pake mata kepala gue sendiri,"balas aksa sambil mengacak rambutnya frustasi, jelas jelas ia melihat akilla menyebrang didepannya dan menoleh kearahnya sambil tersenyum, aksa yang tak tahan melihat itu langsung saja menancap gasnya dan pergi meninggalkan akilla yang masih mematung ditempat.

"Lo salah lihat mungkin, semua tau akilla udah gak ada. Itu karna lo yang masih sering ngebayangin dia sampai gak sadar halu lo itu jadi boomerang buat lo, gue cuman minta sama lo ikhlasin dia, dia pergi gak akan tenang kalo lo sendiri gak ikhlas atas kepergiaan dia."ujar arnold serius.

"Gue bilang apa sa, lo inget ayla!"sahut damian gemas dengan aksa, cowok itu sangat bebal.

"Ayla?"

"Ayla, cewek yang mungkin udah aksa anggap spesial, tapi dia? Dia gak sadar sama perasaanya sendiri karna masih membayang bayangi sosok akilla yang udah pergi,"ujar damian menunjuk aksa dengan dagunya, aksa yang mendengar itu mengeraskan rahangnya, ia tidak bisa marah karna ucapan damian memang ada benarnya.

"Miris, saingan ayla sekarang adalah masa lalu aksa. Tolong bilang sama ayla, saingan terberatnya sekarang bukan cewek cantik atau cewek Kaya, tapi cewek yang udah pergi."arnold terkekeh miris mendengar ucapan damian.

"Thanks, gue balik dulu."aksa beranjak berdiri dari duduknya dan disusul oleh damian.

"Oke, kalo lo butuh apa apa lo bisa hubungin gue."ucap arnold sambil tersenyum kecil.

Lalu yang dilihatnya itu siapa?

-----------

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang