💀 EMPAT PULUH DELAPAN 💀

2.7K 117 8
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT•

         💀--------💀

"Aksa, kita ke hutan bukan mau mancing ikan lagi kan?"tanya ayla sambil membawa peluru ditanganya, tidak terlalu berat seperti pancingan,tapi tetap saja menyusahkan.

"Kita mau memburu, lo belum pernah kan?"kata aksa, perjalanan keduanya semakin masuk kedalam hutan. Bahkan sangat jauh tempatnya dari rumah aksa, apa cowok itu tidak takut jika ada hewan buas tiba tiba didepan mereka?dan melahap tubuhnya, membayangkan saja rasanya ngeri.

"Tapi ini terlalu jauh, aksa. Jangan jauh jauh,"protes ayla, cewek itu membulatkan matanya ketika melihat aksa menembak sebuah burung, dengan spontan ayla memekik keras hingga peluru yang siap menembus pada burung itu melesat.

"Jangan teriak teriak!"cibir aksa kesal."Namanya juga memburu, lebih menantang kalo jauh dari keramaian. Mending lo diem deh, gak liat burung yang tadi gue tembak terbang karna teriakan lo yang kayak sapi kejepit,"Lanjutnya membuat ayla kesal setengah mati.

Ketika aksa ingin melepaskan peluru lagi pada babi hutan yang ada didepanya, spontan ayla kembali memekik bahkan berteriak dengan kencang membuat aksa lagi lagi mendesah kesal, ternyata membawa ayla memburu adalah pilihan yang buruk.

"Daripada lo teriak teriak kayak orang gila yang tersesat di tengah hutan, mending lo bantuin gue nembak hewan hewan. Sini, nih gue kasih pistolnya,"ucap aksa membuat ayla menggelengkan kepalanya, dengan teganya aksa ingin menembak hewan hewan yang juga ingin hidup, sungguh tidak manusiawi.

"Bodoh banget sih lo, hewan juga pengen hidup kali!bukannya manusia doang yang mau hidup, kalo tuh hewan bisa kayak manusia mereka juga bakalan bunuh lo kayak lo ngebunuh mereka,"ujar ayla sambil berkacak pinggang dihadapan aksa, matanya menajam menatap aksa dengan tatapan ingin membunuhnya.

"Namanya juga memburu, terus kalo bukan hewan gue harus bunuh apa? Perlu gue bunuh lo? Lo mau gantiin mereka?"kata aksa sambil memutar bola matanya malas, besok besok ia tidak akan lagi membawa ayla memburu, lebih baik membawa tasya saja cewek itu cukup asik jika dibawa ketengah hutan dan memburu bersama.

"Ya udah bunuh aja gue,"ujar ayla lalu melangkah mundur dan menyipitkan matanya."Nih bunuh gue, cepet bunuh! Bayangin aja gue burung atau babi hutan."lanjutnya sambil merentangkan tanganya, tidak seperti dugaanya aksa malah menyodorkan pistolnya dan menghadapkan pelurunya kebadannya.

"Satu..."

"Dua... "

"Tiga..."

Tangisan ayla pecah detik itu juga, ia tidak menyangka aksa akan membunuhnya, ayla menyesal mengikuti ajakan cowok itu, mungkin jika ayla tidak ikut sekarang ia sedang rebahan diatas kasurnya ditemani drama korea kesukaanya. Sungguh ayla sangat menyesal.

Ayla membuka matanya kala tidak merasa ada peluru menembus badannya, ketika ayla membuka mata sudah ada aksa dihadapanya, bahkan wajah aksa sudah ada didepan wajahnya, nafas aksa pun terasa dikulit wajah ayla.

"Ngebunuh lo disaat gue belum sempat milikin lo? Gue gak setega itu."ujar aksa membuat ayla yang mendengarnya mematung, ia merasa takut dan senang diwaktu yang bersamaan.

💀💀💀💀

Ayla mengucek matanya pelan, ia terbangun disebuah kamar yang sama sekali tidak ia kenal. Ayla lupa! ia sedang ada dikamar aksa. Tunggu, dikamar aksa? ayla bersumpah ia tidak melakukan apapun dengan aksa, tidak melakukan yang seharusnya tidak dilakukan dan kalian pasti mengerti. Ayla masih ingat aksa tidur diruang tamu dan ia tidur dikamar aksa.

Ayla berjalan menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya dengan Air, lalu segera berjalan menuju ruang tamu yang mungkin masih ada aksa disana yang tengah tertidur pulas, tapi nyatanya ayla sama sekali tidak menemukan aksa diruang tamu, atau mungkin didapur?

Didapur pun sama, ayla sama sekali tidak menemukan kehidupan. Apa aksa pergi tanpa ayla ketahui? dan benar saja, aksa memberikan segelas kopi susu dan diselipkannya surat disampingnya, yang mengatakan bahwa cowok itu pergi untuk menemui tasya, benar kan kedua sejoli itu memiliki hubungan khusus? Seharusnya sejak awal ayla sadar diri.

' Ku kira aku spesial, tapi ternyata tidak, aku lupa masih ada dia yang lebih dari aku.'

Ayla membuang nafasnya kasar, aksa mengatakan cowok itu akan kembali lagi dan mengantarnya pulang, tapi sampai kapan ayla harus menunggu?

Harusnya dari awal ayla sadar diri, bagaimana bisa mengagumi orang yang tidak sepantasnya ia kagumi, ayla juga salah seharusnya setelah aksa mengatakan ucapan yang bisa memasukannya kelubang yang sama, harusnya ia meminta pulang saja, dari awal ayla memang berniat seperti itu tapi setelah memakan makanan bersama aksa ia ketiduran.

"Sampai kapan gue harus nunggu?"gumam ayla, cewek itu melihat kesekeliling kamar yang bernuansa putih abu itu, sangat ciri khas laki laki. Tatapanya terhenti menatap sebuah bingkai foto yang berisi satu keluarga, ayla yakin itu adalah aksa bersama keluarganya.

"Pantesan anaknya ganteng, papah sama mamahnya aja cakep gini."

💀💀💀💀

Aksa membuang nafasnya kasar, ia menyesal meninggalkan ayla dirumahnya sendiri, untungnya sekarang hari minggu jadi ia tidak perlu repot repot membangunkan ayla dipagi hari. Keadaanya sekarang sangat mendesak, tasya sangat butuh aksa sekarang, damian memberi kabar bahwa tasya kecelakaan, tasya memang mengenal aksa sejak lama, dan cewek itu baru kembali setelah menetap di belanda.

Tasya adalah sahabat dia, ya dia yang kadang masih menghantui fikiran aksa.

"Sa, gue pengen minum."suara serak seseorang membuat lamunan aksa buyar, cowok itu dengan cekatan cepat mengambil air mineral yang ada diatas meja. Ia menatap tasya lama, aksa merasa Jika menatap tasya ia selalu seperti melihat dia, mungkin karna keduanya sangat dekat hingga aksa membayangkan keduanya seperti anak kembar.

"Aksa, cewek yang kemarin itu siapa?"tanya tasya membuka suara, jujur saja tasya merasa perasaan aksa sudah hilang untuk sahabatnya itu.

"Bukan siapa siapa."jawab aksa kaku, jujur saja aksa juga bingung dengan perasaanya, ia merasa setengah hatinya untuk ayla dan setengahnya lagi untuk dia. Mengingat dia perasaanya kembali muncul, perasaan dulu yang selalu membuncah ketika menatapnya, padahal aksa sudah menutup hati dan tidak ingin mengingatnya lagi.

"Lo masih suka sama dia?"tanya tasya, dia yang dimaksud tasya adalah sahabat masa kecilnya, hanya saja ia tidak berani menyebut namanya itu karna kenangan dia selalu muncul dengan tiba tiba diotaknya, memori dulu masih terekam jelas.

"Gue bingung sama perasaan gue,"jawab aksa.

"Bingung? maksud lo hati lo udah berpaling?"ujar tasya sedikit tidak suka, meski sahabatnya itu sudah pergi sejak lama tapi tetap saja ia merasa tidak suka mendengar aksa menyukai perempuan lain.

"Enggak, gue masih cinta sama dia. Perasaan gue masih sama kayak dulu,"jawab aksa meskipun ia sendiri juga tidak yakin.

"Meskipun dia udah pergi, tapi gue berharap perasaan lo gak berpaling buat dia. Karna kalo itu sampai terjadi, dia bakalan benci sama lo dan kalo dia benci gue pun akan ikut dia buat ngebenci lo, lo udah janji sama dia, perasaan lo bakalan tetep sama buat dia."ujar tasya membuat aksa mematung dengan ucapannya yang menohok.

---------------

Jadi dia itu siapa?bingung kan tiba tiba aksa pernah suka sama orang,karna sebelumnya aksa bilang sama ayla gak pernah ngerasain cinta pertama.

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang