AKSA ADHITAMA

21.4K 584 11
                                    

Cowok itu menyandarkan tubuhnya ke sofa ruang tamu keluarga, dengan santai dia menatap lelaki paruh baya dihadapannya yang kini sedang menatap cowok itu dengan kesal. Pasalnya Aksa adhitama, anak pertamanya memang tidak pernah bisa diatur,  Keras kepala dan tidak bisa dinasehati baik baik. Lelaki paruh baya itu mengusap wajahnya kasar, anak keduanya pun tidak kalah brandalan, Aska adhitama. Semenjak aksa dan aska ditinggalkan ibunya, watak keras keduanya semakin terlihat.

"Udah papah bilang berapa kali, jangan bikin keributan disekolah!"ucap Tama--yang notabene ayah dari aksa dan aska. Tama menatap kedua anaknya dengan tajam, bicara dengan baik baik tidak akan mempan untuk kedua anaknya, Mungkin harus merasakan siksaan terlebih dahulu agar mereka sadar.

"Siapa yang bikin keributan? Enggak tuh."sahut Aska menatap tama dengan malas, lalu beralih menatap benda pipih yang sedang dia genggam.

"Jangan main hape dulu, Papah lagi ngomong! "dengan cepat tama merampas ponsel yang ada digenggaman aska, Lalu memasukan benda pipih itu kedalam saku jasnya. Aska berdecak kesal, sebentar lagi omelan maut tama akan berkumandang.

"Aksa! kamu berantem lagi dengan bima?!"tanya tama menatap aksa dengan tajam, aksa hanya bergumam menanggapinya. Lalu setelahnya dia memainkan rambut aska yang sudah berantakan, membuat aska merdecak kesal.

"Kamu juga aska, untuk apa ikut geng geng seperti itu? kamu masih anak SMP, tidak sepatutnya ikut gerombolan seperti itu. Lebih baik masuk eskul remaja mesjid saja, biar sholeh!"ucap tama yang kini sudah beralih menatap aska,aska mendengkus kesal.

"Bang aksa aja ikut geng kok, malahan ketuanya. Masa gak dimarahin sih?mentang mentang udah SMA!"ujar aska sambil melipatkan kedua tangannya, aksa membulatkan matanya. Adiknya benar benar tidak bisa menjaga rahasia.

"Apa benar aksa?!"tama menatap aksa dengan tajam, aksa meringis pelan lalu menatap tama dengan takut takut. Setelahnya aksa tersenyum lebar kearah tama, aksa benar benar sial!

"Enggak kok pah, aska mah ngawur!"jawab aksa, lalu menginjak kaki aska dengan keras. Aska terlonjat kaget lalu berteriak dan mengusap usap kakinya yang sebentar lagi akan membengkak. aksa menatap sinis aska, membuat aska terkekeh kecil.

"Pokonya papah gak mau denger kalo kalian ikut geng geng gak bener kayak gitu, Kalo papah dengar berita seperti itu papah tidak segan segan akan memindahkan kalian berdua keasrama. Biar diam disana menderita!"final tama sambil mengacak rambutnya frustasi, menghadapi kedua anaknya membutuhkan tenaga yang ekstra, tama butuh pendamping hidup.

"Ya sudah sana pergi kekamar, jangan lupa mandi bersih bersih dan minum air putih sebelum tidur dan setelah bangun."pungkas tama akhirnya, meminum air putih sebelum tidur dan sesudah tidur adalah kebiasaan yang selalu tama tekankan untuk kedua anaknya. jika tidak mendengarkan apa yang diperintahkan oleh tama, sudahlah tama akan bersabda kembali, sepertinya tama cocok jika mengobrol dengan ibu ibu komplek.

Aksa dan aska berlari menuju kamarnya masing masing, dengan keduanya yang sedang beradu tenaga diatas tangga. berlomba lomba yang pertama masuk kedalam kamarnya, sudah hal biasa bagi mereka seperti ini. Karena mereka berdua selalu merindukan masa kecilnya, ketika saat keluarganya masih utuh, sebelum sang ibu pergi untuk selama lamanya.

---

Makasih banget yang udah mau baca cerita aku,maaf banget karna banyak sekali kekurangannya.aku harap kalian suka sama cerita aku:)

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang