💀 LIMA BELAS 💀

4K 161 0
                                    

         •JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT•

                             💀-------------💀

"AYLA, bangun dulu dong."baru saja ayla akan memejamkan matanya, suara mira membuatnya kembali membuka matanya.

Bumil yang satu ini sangat menyusahkannya, sejak tadi selalu meminta ini itu jika tidak di turuti maka mira akan merajuk. Dan kalian tau?bagaimana marahnya seorang ibu hamil?Ayla membuang nafasnya kasar, lalu beralih menatap mira yang sedang tersenyum lebar.

"Apa?"

"Gue pengen baso, dede bayi nya laper."ucap mira sembari tersenyum lebar, tapi sebentar ayla pernah sesekali membaca tentang ibu hamil dan di usia tiga minggu tidak mungkin mengidam bukan? Biasanya ibu hamil mulai mengidam saat usia kehamilannya menginjak tujuh minggu, ya itu yang biasa ayla dengar.

"Coba liat jam berapa? udah malem banget, mana ada yang buka jam segini."ucap ayla dengan malas, lalu menarik selimut hangatnya.

"Ih ada, itu lho di deket toko roti. sebelahnya pokonya."sahutnya, ayla menarik nafasnya dalam dalam lalu membuangnya dengan pelan.

"Iya iya, bentar!"ujar ayla lalu beranjak dari posisi nyamannya, mau tidak mau dia harus menuruti semua permintaan mira. Tapi yang ayla khawatirkan ia takut jika naya-- mamahnya tau soal kehamilan mira. Naya sudah dua minggu tidak pulang, mungkin hanya seminggu dua kali dia menelfon hanya sekedar menyakan kabar ayla dan mira. Ayla takut jika naya tau semuanya, tapi siap tidak siap ayla dan mira harus menceritakan semuanya pada naya.

Ayla berjalan menuju kamar mandi hanya untuk sekedar mencuci muka, lalu mengambil jaket berwarna pink favoritnya dan beralih mengambil kunci motor. Bukan motor besar yang dimiliki mira, tapi sebaliknya.

"Pedesnya sepuluh sendok ya!"teriak mira dari lantai dua, ayla membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Ya kali, gimana kalo kenapa kenapa sama tuh anak."sahut ayla dari bawah.

"Pokonya gak mau tau, gue mau sepuluh sendok!"

"Iya iya, bawel banget!"dengkus ayla, tapi tak urung menuruti yang mira mau. Ayla melirik jam arloji di pergelangan tangannya pukul 20.30 apakah masih ada yang berjualan baso saat jam jam seperti ini.

"Sepi amat nih jalan,"gumamnya masih setia menyetir motornya, ayla mengendarainya dengan sangat hati hati. Ini sudah malam dan dia seorang perempuan, tidak sepatutnya perempuan berkeluyuran malam malam seperti ini. Jika terjadi sesuatu bagaimana? Ayla bergidik ngeri memikirkan itu semua.

"Gak ada motor atau mobil yang lain apa?masa cuman gue!"decaknya masih menatap kanan kiri, jaga jaga jika ada sesuatu.

"CEWEK NIH CEWEK! LUMAYAN LAH, MULUS."suara itu sontak langsung membuat ayla menatap kearah samping kanan, tiga lelaki berbadan kekar ditambah tato disetiap lengannya. Ayla meringis pelan, siapa lagi jika bukan preman yang sudah terkenal di kompleknya.

"TURUN!!"bentak salah satunya, ayla yang tidak ada perlawanan langsung saja turun dan menunduk dalam dalam tidak berani menatap tiga lelaki dihadapannya.

"Lo bawa motornya, gue sama si jon bawa dia ke mobil."ucap yang bertato naga sembari berbisik tapi masih bisa didengar oleh ayla bahkan sangat jelas.

"IKUT GUE!!"

"EH APA APAAN NIH! BANGSAT BANGET YA, GUE GAK PUNYA SALAH APA APA SAMA LO!LEPAS GAK?! GUE TERIAK NIH!!"ucap ayla cukup keras, perlawanan nya tidak setimpal dengan preman preman yang ada dihadapannya. Ayla hanya seorang diri sedangkan mereka bertiga tenaganya sangat jauh berbeda.

"TOLONG! TOLONG GUE, SIAPAPUN!!"

"GUE MAU BELI BASO BUAT IBU HAMIL, TEGA BANGET YA LO PADA! BAYI NYA KELAPERAN PEA!!"

"EH BUSET NIH CEWEK BANYAK BACOT BANGET!!"

"beraninya sama cewek, cupu lo semua!"ucap seseorang dari balik punggung ayla, ayla menatapnya dengan seksama wajahnya masih tertutupi helm merah. Membuat ayla tidak leluasa melihatnya, tapi siapapun dia semoga bisa menolongnya dari preman preman cupu.

"Anjing, bos kita di sebut cupu?! polontong eta mah bos!!"ucap lelaki bertato tengkorak dengan logatnya yang sunda ,bukannya menambah kesangarangan tapi membuatnya terlihat lucu.

"HAJAR!"

Ayla menutup matanya melihat pertempuran dihadapannya, biasanya dia melihat di film film tapi kali ini dia yang merasakannya dan melihatnya secara langsung.

Ayla meringis pelan, untung saja cowok yang menolongnya masih memakai helm tapi lengan kananya terlihat berdarah karena terkena goresan pisau tapi cowok itu masih nampak biasa biasa saja dan seolah olah tiga preman di depannya hanyalah musuh yang sangat ringan untuk dia habisi.

"CABUT!"teriak salah satu preman yang diberikan julukan 'bos' mereka dengan cepat pergi menuju mobilnya, meninggalkan bekas pertempurannya diwajahnya.

"TELOR MATA KAMBING?!"ayla membulatkan matanya, ternyata cowok yang menolongnya adalah Aksa adhitama yang sudah menjadi bagian salah satu musuhnya. Ayla jadi tidak tega melihat lengan aksa yang berdarah, ayla mengusap lengan aksa pelan tapi langsung ditepis oleh cowok itu.

"Gak usah so perhatian, nyusahin gue aja!"cibirnya lalu meringis setelahnya.

"cewek gak baik keluyuran malem malem, pulang. Gue anter sampe rumah lo,"lanjutnya kembali lalu memakai helm nya seperti semula.

"Terus motor gue?"

"Ya lo pake lah, enak aja satu motor!"ayla mendengkus kesal, tapi tak urung menuruti apa yang dikatakan aksa. Meskipun kesal ayla juga harus berterima kasih pada aksa, karna dia ayla bisa selamat dari preman absurd.

"Makasih."ucap ayla sembari tersenyum kecil, sebelumnya dia memasukan motornya kedalam bagasi rumahnya lalu kembali keluar rumah yang ternyata masih ada aksa.

"Mau masuk dulu? gue obatin deh sebagai permintaan maaf, gimana?"ujar ayla sembari menaikan sebelah halisnya, menunggu jawaban dari aksa.

"Gak usah, gue langsung pulang."jawabnya lalu menghidupkan mesin motornya, ayla hanya bisa mengangguk anggukan kepalanya tidak tau apalagi yang harus dia perbuat. Karna jika dia berbicara ayla takut salah dengan omongannya, biasanya saja ayla selalu tidak akur dengan aksa masa harus baikan.

"Inget ya, lo punya balas budi sama gue!"

"iya, perhitungan amat lo!"

Setelahnya aksa pergi dengan deru motornya yang bisa membangunkan tetangga tetangga tidur, ayla sudah siap menerima omelan mira.

---

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang