💀 TUJUH BELAS 💀

3.8K 145 0
                                    

          •JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT•

                            💀------------💀

"WIDIH buset liat nih, cewek kalo berantem makin sini makin serem."ucap kenan yang sedang menonton adegan dari layar handphonenya, adegan dimana cewek cewek sedang beradu tenaga. Kenan bertepuk tangan dia suka dengan hal yang berbau tenaga, apalagi cewek yang melakukannya. Tapi yang paling diasukai melihat cewek cewek yang bodinya aduhai, apalagi secara langsung.

"Gue demen nih kalo yang begini."raka yang semula sibuk dengan makananya, ikut menarik diri kearah kenan, merasa tertarik dengan apa yang kenan tonton.

"Anjir, kasian banget tuh yang tengah. Eh itu yang di palak si arion ya? Yang marah marah itu, apaan dah satu lawan tiga cemen banget. Anjing pantesan si sela menang iya lah orang bawa bawa dayang, dasar ratu sekolah! banyak drama."cibir gavin merasa kesal setelah melihat vidio yang di tayangkan kenan, tapi sayangnya vidionya hanya berdurasi 1 menit dan itu membuat mereka tidak puas.

"Bacot!"geram aksa melirik mereka dengan sinis, yang diliriknya hanya bisa meringis melihat tatapan tajam seorang aksa.

"Sa, lo mau liat gak? cewek yang waktu itu lho."ucap kenan sembari tersenyum lebar, lagi dan lagi membuat aksa menggeram kesal akhirnya kenan menyerah dengan mengangkat kedua tangannya dan menundukan kepalanya dalam dalam di hadapan aksa.

"Gak usah gitu juga, lebay!"cibir aksa lalu kembali fokus pada hanphonenya.

"Vin, adek gue minta nomor adek lo. Kirimin aja langsung sama si aska biar gak banyak bacot."ucap aksa sembari menatap gavin, gavin hanya mengangguk anggukan kepalanya. Langsung saja dia merongoh ponsel yang ada di saku celana abu abunya dan mengirimkan nomor adiknya pada aska.

"Ngapain adek lo minta nomor adek gue?mereka punya masalah?"tanya gavin dengan bingung.

"Enggak, adek gue naksir sama adek lo."sahutnya acuh tak acuh, gavin tersenyum lebar bisa bisanya ada yang menyukai adik satu satunya ya meskipun adiknya cantik bahkan kelewat cantik tapi sikapnya saja yang bar bar, tidak tau malu dan petakilan tapi mungkin saja jika dihadapan orang banyak dia terlihat cuek dan acuh.

"Kalo mau tau banget, tanya aja langsung sama aska. Gue males ngomong,"lanjut aksa, dia menyeruput kopinya lalu menatap damian yang lagi dan lagi sedang galau, aksa berdecak kesal damian memang keras kepala.

Padahal jika kalian tau raisa si anak baru yang baru baru saja masuk ke sekolah adhitama yang langsung di taksir beberapa cowok, raisa mulai mendekati damian bahkan mengejar ngejarnya sekalipun damian menyakitinya dengan kata kata yang pedas tapi raisa tetap pada pendiriannya berjuang untuk mendapatkan hati damian.

"Orang dari lahir lo males ngomong,  sa."sahut kenan dengan santai, yang langsung mendapatkan toyoran dari arion.

"Sakit, bangsat!"dengkusnya.

"Lagian lo sih, semena mena sama aksa!"ujar arion dengan entengnya, arion memasukan malkis roma kedalam mulutnya hasil malak yang dia dapatkan tadi pagi.

"Hari ini bagian siapa yang malak?"tanya raka memecahkan keheningan yang melanda sebelumnya.

"Aksa,"ucap mereka serempak, aksa mendengkus kesal tapi tak urung mengiyakan ucapan mereka, hari ini memang jadwalnya malak padahal jika bukan jadwalnya aksa pastikan sekarang dia sudah ada dikamarnya bak surga menurutnya, bermain game diatas kasur ditemani makanan yang baru dibeli tama.

"Ayo deh, parkiran depan ya!"seru kenan, mereka pergi beriringan menuju parkiran agar sekalian bisa langsung pulang.

"Itu tuh sa, cowok yang pake kaca mata tebel yang alisnya kayak ulet bulu."ucap kenan menyenggol lengan kanan aksa pelan, kenan menujuk cowok culun yang memakai kaca mata tebal ditambah halisnya yang seperti ulat bulu, kata kenan. Aksa mengikuti arah pandang  kenan, aksa mengangguk lalu menghadang cowok culun itu.

"Ekhem, "aksa berdehem cukup keras, membuat cowok culun yang tadinya menunduk kini mengangkat kepalanya takut takut.

"Uang lo!"ucap aksa dengan tajam dan tegas.

"T-tapi gue gak ada ongkos."ucapnya terbata bata ,dia masih menundukan kepalanya, uangnya hanya tersisa lima ribu rupiah itu pun untuk ongkos pulang jika dia memberikannya pada aksa dia harus pulang berjalan kaki, jarak sekolah dan rumahnya cukup jauh.

"Cepet, lama banget!"dengkus aksa menatap cowok itu dengan sinis.

"Pulang aja gak usah dikasih, cowok kayak gitu harusnya dikasih jempol terbalik. Alias cemen!"ucap ayla yang kebetulan sedang melewati gerbang dan melihat cowok culun yang sedang dipalak oleh aksa dkk.

"Cemen ah mainnya keroyokan."lanjutnya kembali membuat aksa langsung maju melangkah kehadapannya.

"Ay, pulang aja yuk? Merinding gue disini, meskipun ada pujaan hati tapi tetep aja. Liat noh muka aksa udah kayak singa aja."bisik raisa pelan bahkan sangat pelan, dia meremas rok nya takut takut.

"Gak usah ikut campur!"bentak aksa tepat dihadapan ayla.

"Kenapa? niat gue baik kok, buat nolongin cowok itu."ucapnya lalu menatap cowok culun yang sedang menatapnya balik.

"Niat baik lo, gak ada gunanya."jawab aksa.

"Seengaknya niat gue baik, gak kayak lo yang dari awal udah berniat busuk."aksa menggeram kesal, dia melangkah sekali lagi. Posisi aksa dan ayla sudah terbilang sangat dekat, membuat ayla melangkah mundur.

"Gak usah sok jadi pahlawan."kata aksa sambil mencengkram pipi ayla.

"Pahlawan? gak tuh!"geram ayla, dia sudah berniat baik untuk menolong cowok itu. Tapi niat baiknya harus terhalang oleh seorang cowok bernama aksa.

"Ikut gue!"cengkraman kuat aksa membuat ayla meringis kesakitan,dia merintih mencoba melepaskan cengkraman kuat di pergelangan tangannya. Tapi semakin ayla mencoba melepaskan cengkramannya, cengkaraman itu semakin kuat.

"Lepasin!"teriak ayla, cewek itu sangat yakin lengan kanannya pasti akan membiru setelah ini. Aksa sialan!

---

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang