💀 DUA PULUH TIGA 💀

3.5K 131 3
                                    

        •JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT•

                           💀-------------💀

"Ken, gue numpang balik dong!"teriak aksa dari ambang pintu, dia tidak mengikuti jam pelajaran terakhir dikarenakan jam terakhir adalah pelajaran sejarah, pelajaran yang tidak pernah aksa sukai bahkan sangat dibencinya. Teman temannya sudah maklum terhadap aksa yang pasti selalu bolos saat pelajaran sejarah, maka dari itu ia selalu menjadi sasaran pak faruk.

"Lah, motor lo mana?"

"Notor gue disita, GC gue pengen balik!"ucap aksa membuat kenan mendengkus kesal, tapi tak urung mengiyakan perintah aksa.

"Lo yang nyetir ya sa."

"Hm,"

"Jangan pegangan, gue takut disangka homo!"decak aksa mendesis kesal kearah kenan, pasalnya dia sudah siap berpegangan pada pundak aksa.

"Ya elah, gue juga masih doyan sama yang bohai kali."sahutnya, membuat aksa memutar bola matanya malas.

"Pelan pelan, gue tuh paling males kalo dibonceng sama lo. Nyari mati tau ga?!"

"Lebay, lo!"cibir aksa lalu segera menancap gas motor milik kenan, dan seketika itu juga motor sudah melaju dengan kencang.

Jalanan jakarta seperti biasa selalu macet, membuat aksa yang menaiki motor saja mendengkus kesal apalagi yang ada di dalam mobil meskipun di mobi ada AC tapi tetap saja selalu tak nyaman jika macet.

Suara klakson menderu ke arah aksa pasalnya aksa selalu menerobos hak milik orang lain, bahkan orang lain saja tidak kebagian jalan.

"WOI! EMANG NIH JALAN MILIK NENEK MOYANG LO APA?! SEENAK JIDAT LO AJA!"teriak salah satu pengendara yang aksa acuhkan begitu saja, aksa tidak ada waktu untuk meladeni ini semua yang ia inginkan sekarang hanya tidur di kasur nyamannya.

"Mantap sa! Terus aja, jangan kasih kendor!"ujar kenan menyemangati, ternyata enjoy saja mengerjai beberapa pengendara yang kini sedang mendelik tajam kearah motornya sesekali ada yang mengumpat kasar ketika tidak diberikan jalan.

"Thanks,"ucap aksa sembari membuka helmnya lalu berterima kasih kepada kenan yang senang hati memberikan tumpangan gratis, tapi ternyata....

"Ongkosnya mana bos ku?"tanya kenan sembari tersenyun miring.

"Besok dah!"sahutnya lalu berjalan masuk kedalam rumah, kenan mengeluarkan semua isi sumpa serapahnya untuk aksa yang tidak tau terima kasih.

💀💀💀💀

"Kak, cek kandungan lagi kapan?"tanya ayla sembari mencatat pr indonesianya.

"Sabtu, seperti biasa temenin gue yah?"ucap mira yang sedang merebahkan tubuhnya dikasur, perutnya pun semakin kesini semakin membuncit tapi orang yang telah membuat mira seperti ini belum juga menghubunginya bahkan menampakan diri.

"Iya, tapi hari minggunya temenin gue ya?"

"Mau kemana?"tanya mira sembari menaikan sebelah halisnya bingung.

"Beli buku."jawabnya dengan santai masih duduk di meja belajar sembari mencatat pr nya, guru indonesianya semakin ganas, sekalinya memberikan pekerjaan rumah pasti sangat banyak padahal hanya di lihat dan di tanda tangan tidak sampai di masukan kedalam catatan nilai dan itu membuat semua murid kesalnya di buatnya.

"Ngerjain apa sih ay? sibuk amat."dengkus mira ketika ucapannya sama sekali tidak di gubris.

"Indonesia, biasa lah guru nya rada rada. "

"Maksudnya?"

"Rada ganas,"sahutnya acuh membuat mira terkekeh kecil, dia senang masih memiliki seorang saudara seperti ayla jika tidak mungkin sekarang dia sudah hidup sebatang kara. Karna memang dia juga terlahir seorang diri seperti ayla, jadi wajar saja jika selalu kesepian.

Mira jadi teringat yang dia lakukan bersama kekasihnya di london yang membuatnya menjadi malam petaka, dia tidak menyalahkan bayi di dalam rahimnya tapi kadang dia marah pada jansen dan dia sendiri karna berbuat sesuatu yang seharunya tidak terjadi tanpa adanya ikatan pernikahan.

"Lho, kak? Kok nangis?"tegur ayla ketika melihat mira yang tiba tiba mengeluarkan air matanya padahal tadi baik baik saja.

"Gue jadi inget david, dia gimana ya kabarnya? apa udah ada yang baru?"gumamnya menatap langit langit kamar ayla.

"Gue takut david gak tanggung jawab."ucapnya sendu.

"Nomor dia aja gak aktif, gimana gue mau tau keberadaan dia?"lanjutnya kembali, membuat ayla langsung beranjak dari duduknya dan berjalan kearah mira.

"Gue takut ay, gue takut suatu hari nanti anak gue udah besar dan nanya dimana ayahnya gue mau jawab apa? gue gak bisa jawab kan?"ujarnya kembali, menangis histeris memecahkan ruangan berwarna abu putih yang saat itu juga hening.

"Kak, jangan ngomong kayak gitu, gue yakin kak david pasti datang atau hubungin lo buat tanggung jawab, gue yakin kak!"ucap ayla meyakinkan.

"Tapi gue gak yak--"

"suttt, kita harus yakin. Pasti kak david kembali."

"Atau perlu kita pergi ke london buat minta pertanggung jawaban?"lanjut ayla membuat mira menggeleng tak percaya.

"Lo serius?"

"Gue dua rius malahan, gimana mau? Biar nanti gue bisa bilang sama mamah."ucapnya membuat mira harus berfikir dua kali.

"Apa gak ngerepotin lo? Lo udah terlalu baik sama gue."ucapnya sayu menatap mata ayla dengan sendu.

"Kak, kita saudara. Bahkan lo udah gue anggap kakak gue sendiri, jadi apapun masalah lo itu udah jadi masalah gue ,ngerti?"ucap ayla membuat mira tersenyum, lagi dan lagi efek ayla sangat besar.

"Makasih, makasih udah selalu ada saat gue butuh."dengan menahan air matanya yang sejak tadi turun, mira dengan cepat memeluk ayla erat. Mengutarakan apa isi hatinya yang sedang rapuh.

---

AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang