Ellea Prisa menganggap seorang Jayden Park adalah lelaki berwajah datar tanpa ekspresi yang harus dijauhi. Bukan karena takut jatuh cinta, melainkan karena pria itu sama berbahayanya dengan dirinya. Baginya, makhluk hidup berjenis kelamin 'laki-laki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bel apartemen berbunyi, Jimmy dengan malas membuka pintu. Sementara Jayden sedang sibuk dengan pisau dapurnya. Pintu terbuka, menampilkan sosok yang tidak disangka oleh Jimmy berada di sana, Ellea Prisa.
Ellea pun demikian, berdiri dengan raut terkejut dan berdiam diri seperti orang bodoh. Ellea pikir, Jayden hanya mengundangnya. Melihat keberadaan Jimmy di sana membuat gadis itu bingung harus bagaimana. Mendadak otaknya merutuki kekonyolannya sendiri. Bagaimana bisa ia melupakan Jayden itu siapa. Sedikit berhias untuk moment makan malam berdua dengan Jayden adalah hal paling konyol yang pernah dia lakukan seumur hidupnya. Oke, Ellea mencoba mengenyahkan kekesalannya dengan mengulas senyum. Awas saja jika dia datang ke sini hanya untuk melihat adegan terlarang mereka kembali. Ellea bersumpah akan langsung meninggalkan tempat ini dan tidak akan berbicara dengan Jayden selama ... selama—
"Sampai kapan kau akan terus berdiri di sana, Prisa?" Jayden berdiri di belakang Jimmy, menyambut kedatangan tamu undangannya yang masih sibuk dengan dunianya sendiri. Sementara Jimmy hanya diam memperhatikan. Pria itu belum paham maksud kedatangan Ellea.
"Aku yang mengundangnya ke mari," kata Jayden, menjawab pertanyaan Jimmy yang berada dalam matanya.
Ellea berdehem dan melangkah dengan setengah hati. Jimmy mengangguk paham dan memberikan senyum ramah seperti sebelumnya pada Ellea. Sungguh Ellea merasa canggung berada di antara mereka berdua. Bagaimana bisa Jayden meletakkannya dalam situasi semacam ini? Sebenarnya apa yang sedang berada dalam kepalanya?
Jimmy membantu membawakan makan malam yang sudah jadi ke meja makan. Setelah itu, mereka menikmatinya dengan sesekali membicarakan tentang pekerjaan dan hal lainnya. Jimmy selalu memberikan perhatian dan godaan-godaan kecil pada Jayden. Beberapa kali dia tersedak dan merasa semakin tidak enak mendengar obrolan yang seharusnya bukan urusannya.
"Kau tidak apa-apa?" Jayden menyodorkan segelas air putih untuk Ellea. Sudah dua kali dia melihat Ellea tersedak akibat perkataan vulgar yang dilontarkan Jimmy. Jayden sudah menatap Jimmy dengan pandangan hentikan-sekarang-juga. Namun, Jimmy hanya memberikan muka tidak berdosa seolah mengatakan itu hanya bercanda.
Ellea menerimanya dan segera meneguknya. Mendengar Jimmy menceritakan kebiasaan bercinta mereka dan hal lainnya membuat nafsu makan Ellea menghilang. Jimmy memang menceritakan itu dengan nada bercanda, tapi tetap saja Ellea merasa malu sendiri jika mendengarnya. Untuk apa pria itu repot-repot membawa bahasan pribadi semacam itu di meja makan. Seolah menegaskan jika hanya Jimmy satu-satunya orang yang paling mengenal Jayden.
"Baiklah, baiklah. Maafkan aku. Sepertinya kau tidak suka dengan pembahasan ini." Jimmy terkekeh, meneguk minumannya dengan santai. "lanjutkan makannya, aku ke toilet dulu."
Ellea mengangguk dan mengatakan tidak masalah pada candaan atau apapun yang barusan Jimmy lontarkan. Dia tidak mau terlihat terganggu dan mengakibatkan pria itu tersinggung akan reaksinya yang mungkin saja berlebihan.