Ellea Prisa menganggap seorang Jayden Park adalah lelaki berwajah datar tanpa ekspresi yang harus dijauhi. Bukan karena takut jatuh cinta, melainkan karena pria itu sama berbahayanya dengan dirinya. Baginya, makhluk hidup berjenis kelamin 'laki-laki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika ada yang harus disyukuri dari beberapa kejadian mengerikan belakangan ini oleh Ellea, itu adalah perkembangan hubungan gadis itu bersama Jayden. Sejak saat itu, sikap Jayden sudah tidak pernah semenyebalkan dahulu. Meski raut datar dan irit bicara masih tidak bisa dihilangkan dari sosoknya, Ellea tak pernah mempermasalahkannya. Itulah Jayden yang ia kenal.
Tidak ada kejadian aneh lagi. Ellea sudah kembali ke rumahnya dan jarang menginap di apartemen. Orang tuanya juga sudah pulang. Hari ini ia berencana menemani Briana untuk fitting baju pengantin. Semua sudah dipersiapkan gadis itu bersama Steve beberapa hari lalu. Satu kelegaan lagi melewati dadanya. Ellea bahagia, Briana mendapat pria yang dicintainya menjadi pendamping hidupnya. Itu adalah cita-cita yang selalu ia gumamkan di masa mereka kuliah dulu. Sekarang, impiannya terwujud. Semoga kebahagiaan selalu mengelilingi rumah tangga mereka.
Suara klakson mobil terdengar, Ellea berpamitan pada sang ibu untuk pergi. Di halaman rumahnya, Briana menyambut kedatangan Ellea dengan senyuman lebarnya.
"Kau menakutiku dengan senyum bodohmu itu."
Briana berdecak setelah mendaratkan satu pukulan pada lengan Ellea. "Dasar nenek sihir! Apa kau tak tahu jika aku sangat bahagia? Kau bahkan tidak terlihat merindukanku. Kau ini masih menganggapku sahabat atau tidak, sih, sebenarnya," gerutu Briana.
Ellea mengabaikannya dan memasuki kursi penumpang dengan gelengan kepala. Briana dan Steve sudah tahu tentang kejadian yang menimpa Ellea. Mereka sangat terkejut dan khawatir jika kejadian semacam itu akan terulang lagi. Orang yang berniat jahat pada Ellea belum tertangkap dan itu membuat mereka was-was. Steve yakin, masa tenang ini hanya cara untuk membuat semua orang lengah. Penjahat itu akan kembali sebelum mendapatkan tujuannya. Namun, Steve tak pernah menyangka ada orang yang sampai tega ingin membunuh Ellea. Selama ini, dia yang paling mengenal gadis itu. Meski cukup sering membuat patah hati pria, tapi Steve yakin kali ini bukan salah satu dari mereka yang melakukannya. Hampir semua pria yang dikencani Ellea, Steve memahami karakternya dan tidak ada satupun yang terlihat mampu untuk melakukan hal kriminal itu. Jadi, otaknya benar-benar tak menemukan satu pun orang yang patut dicurigai untuk menemukan penjahat itu.
Mereka bertiga telah sampai di butik gaun pengantin. Briana dan Steve berbicara dengan Octa, pemilik dan designer baju pengantin mereka sebentar sebelum pergi ke fitting room. Sementara Ellea melihat-lihat gaun yang berjejeran di manequin. Semua nampak cantik. Di lantai dua yang sedang ia tempati sekarang hanya ada tidak lebih dari lima gaun, dan semua itu adalah rancangan terbaru dan eksklusif. Sudah dipastikan keindahannya sesuai dengan harga yang fantastis.
Selesai dengan mengagumi gaun-gaun itu, Ellea duduk dan memutuskan untuk membaca majalah fashion yang tersedia di atas meja. Beberapa menit kemudian, Steve keluar. Sementara Briana masih nampak belum selesai.
"Bagaimana, apa aku sudah cukup tampan kali ini?" Steve berdiri di depan Ellea, menggodanya dengan gaya sok cool.
Ellea menyipitkan pandangan. Menilai dari bawah ke atas seperti mesin pemindai. Dia mengangguk dan mengacungkan dua jempol. "Briana pasti akan semakin jatuh cinta padamu jika melihat ini."