***Adalah sebuah racun, penyesalan. Adalah sebuah obat, kesempatan.
- Glenn Alexis Regan -
***
#staysafe
#enjoyyourday🎑🎑🎑
Menjadi teman kembali. Kalimat itu masih berputar dalam kepala Ellea. Glenn tak memberinya kesempatan untuk melarikan diri darinya sama sekali. Penawaran itu hanya omong kosong. Ellea tidak akan pernah bisa memulai apapun pada sesuatu yang sudah rusak. Bahkan, Glenn tidak menjelaskan alasan kenapa ia harus menghilang begitu saja saat hubungan mereka sedang baik-baik saja. Image 'baik' saja ternyata tidak cukup untuk membuat seseorang setia. Kebaikan hanya ada dalam dongeng. Ellea tidak akan mengijinkan dirinya masuk kembali ke dunia itu. Dengan orang yang sama, kebodohan sama dan cara yang sama.
"Al, kamu tidak harus melakukan semua ini. Tidak bisakah kita berperan sebatas orang asing? Aku tak sebaik itu untuk bersikap manis padamu setelah semua yang kau lakukan di masa lalu."
Ellea tidak paham. Kata 'memaafkan' baginya adalah sebuah hal yang masih belum bisa ia ucapkan. Selama ini, ia hanya mencoba menerima dan hidup tanpa perlu usaha untuk mengingat atau melupakan Glenn dari kepalanya. Semua tidak mudah karena itu adalah hubungan pertama yang dia jaga baik-baik dengan mimpi fairy tale-nya. Hingga suatu saat, Glenn dengan tanpa alasan meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Tanpa jejak dengan membawa seluruh perasaan Ellea ikut bersamanya.
"Jadi, kau sungguh tidak bisa memaafkanku?"
Glenn menyamarkan pandangannya pada lantai yang ia pijak. Mendapatkan perubahan Ellea sebesar ini terasa aneh. Gadis itu berubah menjadi lebih dingin dan kuat. Glenn hanya tidak tahu, sekeras apa Ellea menahan untuk mempertahankan sikap palsunya di hadapannya.
Ellea menyembunyikan kepalan tangannya. Karakter kuat yang selama ini sudah ia bangun sebagai citranya di depan para pria itu, mendadak kehilangan fungsinya ketika berhadapan dengan Glenn. Ellea tidak suka itu. Perasaan masa lalunya harusnya sudah menghilang bersama kepergian Glenn tapi mengapa hatinya berteriak keras kepala ingin menyerukan kalimat rindu, kecewa dan perasaan menggebu lainnya kepada Glenn? Menuntut jawab akan pertanyaan yang tersangkut di tenggorokan 'kenapa kau menghilang begitu saja?' Ellea sedang berperang dengan hatinya.
Menyerap oksigen sebanyak-banyaknya sebelum berkata, Ellea menatap mata itu, ragu, "Apa setelah aku bilang 'memaafkan', kau bisa menjauh dan berpura-pura tidak saling mengenal denganku?"
Glenn menatapnya. Cukup lama tanpa suara. Menyelami kalimat Ellea yang sedikit mengusik ketenangannya. Bukan ini maunya. "Kenapa harus? Kita bekerja di perusahaan yang sama, divisi juga sama. Apa yang kau katakan itu masuk akal."
Tidak, tentu saja. Glenn sama sekali tidak menyerah untuk membangun kembali sesuatu yang telah rusak tersebut. Bukan untuk hubungan yang sama, setidaknya mereka bisa bersikap santai dan berteman layaknya orang normal lainnya, tanpa tatapan sinis, sikap tak acuh dan senyum palsu. Tentu saja bagi Glenn itu mudah. Lain halnya untuk Ellea. Selama apapun waktu yang telah memisahkan, sesuatu yang pernah terjalin, sedikit banyaknya pasti membekas dan berteman kembali bukanlah ide yang baik menurut Ellea. Hubungan pertemanan tak jarang bisa berubah menjadi cinta. Namun, ketika cinta yang berakhir dan harus dipaksakan menjadi pertemanan, itu hanya omong kosong.
Ellea mengalihkan pandangan. Tidak sanggup jika menatap mata itu lebih lama. "Bisakah kau hanya menjawab 'iya'?" rasanya sesak, Ellea menahan keras agar perasaannya tetap stabil dan tidak kehilangan kendali. Jika tidak. Ia tak akan sanggup harus mengulang dari awal kembali. Menata hati itu hal yang tidak mudah dan Ellea tidak mau mengkhianati perjuangannya dengan mengalah pada hatinya. "Bastard, kenapa kau harus muncul kembali?" lirihnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Masquerade
RomansaEllea Prisa menganggap seorang Jayden Park adalah lelaki berwajah datar tanpa ekspresi yang harus dijauhi. Bukan karena takut jatuh cinta, melainkan karena pria itu sama berbahayanya dengan dirinya. Baginya, makhluk hidup berjenis kelamin 'laki-laki...