17. Want to Play

257 20 14
                                        

Warning! 21+
Baca setelah buka puasa, lho🐯

🌸🌸🌸

"Bersamamu semua terasa benar."

- Jayden Park -

🌸🌸🌸

"KAU!"

Ellea terlonjak sempurna. Ekspresinya kali ini benar-benar tidak bisa disembunyikan. Kemunculan Glenn sebagai partner kerjanya saja sudah cukup membuatnya sakit jantung, bagaimana bisa saat ini Ellea justru harus bertemu dengan Jayden? Dan di tempat dia hendak melakukan pekerjaannya?

Sleeveless White dress selutut melengkapi penampilan Ellea saat ini. Santai tapi tidak mengurangi sisi keanggunannya. Sementara Jayden juga mengenakan kostum yang senada; celana pendek cino, kaos  dengan kemeja putih sebagai luaran yang tak dikancingkan.

Jayden melihatnya datar. "Apa?"

"Kenapa kau bisa berada di sini?" Ellea tidak habis pikir. Mengapa dunia selalu mempertemukan keduanya dalam banyak keadaan? Pertemuan pertamanya melalui Steve, Okuzuno, tempat Justin dan sekarang? Bahkan di tempat kerjanya. Ellea curiga—

"Singkirkan pikiran negatif dari kepalamu, Prisa." Jayden memakai kaca mata dan berlalu begitu saja.

Ellea mengejarnya, berjalan di sisinya. Semua kejadian ini memang aneh baginya. Tidak salah, kan, jika dia berpikiran yang tidak-tidak? Setelah sampai di tempat tujuan, ia dikejutkan oleh kemunculan Jayden. Pihak managemen tidak memberi tahukan siapa yang akan menjadi partnernya kali ini, Ellea pikir ia akan berpasangan dengan orang yang sama seperti pemotretan sebelumnya, Glenn, tapi Ellea belum melihat kemunculan sosok itu sama sekali sejak ia sampai lima belas menit lalu.

"Jadi, bagaimana kau bisa ada di sini?"

"Sepertimu, kerja."

Para kru meminta mereka untuk segera take sekarang. Ellea menelan pertanyaan yang akan dilontarkannya pada Jayden. Ellea menurunkan bahu,  lemas. Jadi, kali ini Jaydenlah yang akan menjadi partnernya?

Suasana salah satu pantai di kawasan Pulau Seribu ini tak kalah indah dari Maldives. Ellea berjalan menyusuri garis pantai, rambut panjangnya berkibar mengikuti arah gerak angin, kakinya dibiarkan bebas tanpa penghalang untuk merasakan kelembutan pasir putih di bawahnya. Jemarinya mulai membawa rambutnya ke belakang, menyibak surai kelamnya yang menghalangi pemandangan indah di sekitarnya. Jejak kakinya tercetak jelas. Ellea tersenyum, sedikit menunduk, menikmati sapuan lembut matahari sore menerpa kulitnya.

Jayden mengikuti jejak kaki mungil itu dari belakang. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Kaca mata hitam membingkai wajah tegasnya. Jayden menghentikan langkahnya saat gadis yang berada lima meter di depannya melakukan hal yang sama.

Ellea membawa jemarinya menghadap matahari, tersenyum melihat benda cantik yang melingkar pada jari manisnya. Jayden mematri diri sejenak. Merekam senyum itu dalam otaknya sebelum berjalan menuju ke arah tunangannya. Perlahan, jemari besar itu melingkupi jemari mungil milik Ellea. Gadis itu menoleh, memberikan senyum indahnya pada Jayden. Dua cincin yang saling bersentuhan itu berkilau, Memancarkan aura bahagia sang pemilik. Jayden menggenggamnya, membuat jemari mungil itu tertelan sempurna pada kehangatannya.

MasqueradeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang