Kembar-Kembar Cakep~12

451 32 0
                                    

-Kembar-Kembar Cakep. Bab 12-

Pukul tujuh malam lebih tiga puluh menit, Darren sampai di rumahnya. Perasaannya hari ini sedang baik karena ia banyak bertemu orang-orang menyenangkan di kafe tadi.

Setelah sekian lama juga, akhirnya dia menyentuh alat-alat pembuat kopi. Kafe milik teman baiknya tersebut sedang tidak terlalu ramai, jadi dia juga tidak terlalu lelah.

Lalu sebuah mobil CR-V berwarna putih di halaman rumahnya membuatnya mengerutkan kening. Apa ayahnya sedang kedatangan tamu?

Memilih tidak ambil pusing, Darren langsung masuk ke rumah setelah memarkir motornya dengan benar. Tidak lupa meletakkan sepatu dan helm nya di rak dekat pintu.

Tapi rasa penasarannya kembali muncul, saat melihat sang ayah sedang membaca tabloid di ruang tamu, sendirian. Tidak ada tanda-tanda keberadaan tamu di sana.

"Yah, di depan CR-V punya siapa?" tanyanya, menomor dua kan gengsinya untuk berbicara pada Nugraha sementara.

"Punya kamu."

Tunggu, Darren tidak salah dengar kan?

"Punya abang?" tanyanya lagi, memastikan.

"Iya, mulai besok Farra sekolah di sekolah kamu juga. Jadi kamu, Daisy sama Farra berangkat sekolah naik mobil mulai besok." Jelas Nugraha, sambil menyerahkan kunci mobil kepada putranya.

Darren masih tidak percaya. Dia tahu papanya memang cukup kaya untuk memenuhi garasi rumah mereka dengan mobil. Tapi dulu, Darren sudah pernah meminta kendaraan roda empat tersebut pada beliau. Namun tidak diberi dengan alasan nilainya belum cukup untuk dibanggakan. Setelah kehadiran Farra, ayahnya memberikannya dengan cuma-cuma.

Sebenarnya Farra ini siapa?

"Kamu habis kerja kelompok di mana?" tanya Nugraha lagi, kali ini dengan pandangan sepenuhnya fokus pada putra sulungnya.

"Di rumah Aldo yah, kayak biasa." Jawabnya, gengsi tingginya kembali.

"Barusan ayah telfon papanya Aldo, dia bilang anaknya ada di kafe. Kamu juga di sana kan?" Nugraha memasang wajah datar, dengan sedikit kekecewaan yang tidak disadari oleh Darren.

Ah iya, Darren lupa kalau papa Aldo adalah kolega bisnis ayahnya.

"Berhenti melakukan sesuatu yang buang-buang waktu, Abang."

Darren diam, menjawab tidak akan ada gunanya.

"Kamu itu kakaknya Daisy, harus bisa jadi contoh dan lebih baik dari dia. Dia aja bisa dapat nilai tinggi, bisa banggain ayah, kamu juga harus seperti dia. Ngerti kamu?" sambung Nugraha, lalu kembali ke aktivitas awalnya.

Darren mengepalkan tangannya, ia benci topik pembicaraan ini. Topik yang mampu menciptakan jarak lebar antara dirinya dan sang ayah. Topik yang selalu membuatnya frustasi karena tidak sanggup memenuhi ekspektasi tinggi yang dibebankan padanya.

"Kenapa?"

"Kenapa ayah ngga pernah mau mengerti apa yang abang mau?"

Nugraha menoleh, tidak biasanya putranya menjawab. "Karena ayah tahu apa yang kamu butuhkan, masa muda kamu nggak pantas di sia-siakan."

"Apa ayah pernah nanya, abang pengen jadi apa? Abang pengen masa depan abang nantinya gimana? Pernah yah?" tanya Darren lagi, dengan napas memburu, lelaki ini masih berusaha mengontrol intonasi kalimatnya.

"Sekali lagi, ayah tahu apa yang kamu butuhkan, jadi dokter, itu bisa bikin hidup kamu terjamin." Jawab Nugraha dingin, merasa jengkel dengan kelakuan anaknya.

Darren tersenyum sinis, seakan menertawakan dirinya sendiri. Lalu melangkah pergi dengan kunci mobil masih di genggamannya. Dirinya sangat kesal, tidak bisa dan tidak mau mengerti pola pikir sang ayah yang terus memaksanya untuk menjadi seorang dokter. Tanpa peduli, bahwa Darren ingin terbang dengan cita-citanya sendiri.

Saat mencapai ruang keluarga, dia melihat adiknya, dan juga Farra sedang menonton drama Korea. Ternyata gadis berambut pendek tersebut tidak seanggun seperti ekspektasinya. Yang dia lihat sekarang, gadis itu memakai celana panjang dan kaos pendek. Serta duduk dengan posisi seperti anak laki-laki saat sedang di tongkrongan.

Saat matanya tertuju pada adiknya, rasa kesal seketika memenuhi dadanya, ia terpengaruh ucapan ayahnya tadi. Membuatnya langsung mengalihkan pandangan dan melanjutkan jalannya.

Ia berlalu lewat begitu saja, tanpa menyapa keduanya. Menimbulkan tanda tanya di kepala adiknya, yang tidak tahu-menahu soal pertengkaran abangnya dengan ayahnya barusan. Farra yang hampir sudah terbiasa dengan Darren yang dingin, merasa biasa saja.

"Ra, abang gue kenapa ya kira-kira?" tanya Daisy pada Farra di sebelahnya.

"Darren ngga kelihatan kenapa-napa, emangnya ada apa?" tanya balik Farra yang memang tidak menyadari perubahan sikap Darren.

"Biasanya tuh, kalo ketemu gue dia gabisa diem, kalo ngga dijitak ya ditabokin, tapi barusan diem banget dia. Nyapa aja engga."

Farra lalu terdiam, berpikir sejenak. "Kecapekan kali dia, habis kerja kan?"

Daisy mengangguk meski tidak sepenuhnya menyetujui pernyataan temannya barusan. Sebagai orang yang tumbuh bersama sejak dalam kandungan. Daisy bisa merasakan bahwa abangnya sedang tidak baik-baik saja.

Bahkan sedari tadi dirinya merasa aneh, seperti ada yang menyakiti hatinya, bukan karena drama yang dia tonton. Tapi hal lain, rasanya se-sakit itu.

Tidak bisa fokus pada layar televisi di hadapannya. Daisy memutuskan untuk melangkah ke lantai dua, ke kamar saudaranya. Dia membukanya perlahan, terkejut mendapati pecahan kaca di lantai. Itu merupakan patung kucing kecil, terbuat dari kaca. Kado ulang tahun darinya dua tahun lalu, kini sudah pecah tidak berbentuk.

Demi apapun, hati gadis itu sakit sekali.

"Apa? Mau pamer kalo lo anak kesayangannya ayah? Mau ngetawain gue yang gabisa dapet nilai bagus? Iya?" Darren melontarkan pertanyaan denegan sinis, begitu menyadari eksistensi saudarinya di ambang pintu.

Pertanyaan yang akan sangat disesali Darren seumur hidupnya.

Pertanyaan yang akan sangat disesali Darren seumur hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang, 

Aku ngga pernah update siang-siang kan ya?

Rencananya mau di update semalem, tapi gajadi, aku sibuk fangirling hehe..

Semoga kalian suka sama part ini

Salam, Ge

-🌼

Malang, 30 Juni 2020

Kembar-Kembar CakepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang