Kembar-Kembar Cakep~15

420 31 0
                                    

Tapi emang jatuh cinta itu sepaket sama patah hati

-Kembar-Kembar Cakep. Bab 15-

"Bro, nebeng pulang dong." Pinta Aldo, kala mereka berjalan di koridor.

"Terus motor lu mau ditinggal di sini gitu?" sinis Darren yang malah balik bertanya.

Aldo cemberut mendengar ucapan Darren barusan. Meski Aldo sebenarnya juga anak orang berada. Tapi kan temannya baru saja punya mobil baru. Sebagai teman yang baik, Aldo juga ingin turut berbahagia dengan cara ikut merasakan naik mobil baru milik Darren.

"Ditinggal di sini aja dulu, entar nebeng gue baliknya ke sini. Gue mau ke rumah Darren, naik motor." Sahut Risky yang serta merta membuat kedua bola mata Aldo berbinar-binar. Sepertinya laki-laki itu perlu syukuran, karena setelah sekian lama, akhirnya temannya mau membelanya.

Setelah Darren mengangguk pertanda setuju, tidak ada lagi percakapan hingga mereka mencapai parkiran. Sementara Farra yang berjalan di belakang mereka hanya diam, tidak mau dan tidak bisa ikut dalam obrolan. Baterai ponselnya juga sudah sangat tipis, sehingga kalau dimainkan akan mati tidak sampai beberapa menit.

Tapi itu semua tidak di pedulikan olehnya, saat sebuah panggilan telepon masuk.

Langkahnya terhenti demi menjawab panggilan tersebut. Nadanya tidak begitu bersahabat kala berbicara dengan seseorang di ujung sambungan. Tapi gadis itu lebih banyak diam, mendengarkan lawan bicaranya mengoceh, memintanya untuk pulang. Dia memasang wajah datar tanpa menjawab, berlagak tidak peduli.

Meski gadis ini tidak bisa berbohong kalau hatinya saat ini serasa diremat berkali-kali, seiring dengan kerinduannya akan rumah yang semakin besar.

***

"Wehh gila sih, keren banget mobil lu!" heboh Aldo dalam perjalanan, sama sekali tidak mencerminkan statusnya sebagai anak konglomerat.

"Norak lu."

Laki-laki yang sekarang duduk di sebelah Darren, lagi-lagi mengerucutkan bibirnya. Ingin rasanya menampar mulut licin milik temannya tersebut. Tapi ditahannya, daripada nanti dirinya di buang di tengah jalan. Lalu diculik oleh om-om dan dijadikan bagian dari perdagangan manusia, lantas dipekerjakan menjadi pengemis atau pengamen.

Baik, tolong maklumi imajinasi laki-laki ini.

"Eh Ren, gue mau cerita nih, dengerin ya.." ujar Aldo yang malas berdiam-diaman dengan Darren, kaya orang berantem aja. Sementara lawan bicaranya hanya membalas dengan anggukan, mungkin sedang sariawan.

"Kemarin malem, chat gue sama Maya dibales weh, bayangin neng Maya yang cantik jelita primadona SMA Angkasa Buana mau chat-an sama gue Ren, gila pengen kayang aja rasanya gue semalem."

"Alhamdulillah." Respons Darren, sedikit berekspresi ketimbang sekedar wajah datar.

"Terus dia ngirim voice note dong, gimana ngga makin berbunga-bunga gue." Lanjut Aldo, memandang ke depan sambil senyam-senyum sendiri.

"Lah? Kok bisa? Emang nge-chat apa lu?" heran sang pengemudi, mengingat Maya tidak suka berinteraksi lebih dengan sembarang orang.

"Kan di kelas IPA 1 ada tugas bikin lagu pake lirik rumus senyawa kimia, gue minta dia nyanyiin itu, auto nyantol materinya gelaa."

Darren geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya tersebut. Tapi diam-diam dirinya juga salut, karena temannya bisa se-berani itu berkirim pesan pada gadis pujaannya.

Dirinya turut bahagia karena pendekatan Aldo sudah menunjukkan peningkatan, daripada sekedar kode-kodean yang diberi respons saja tidak pernah. Kalau nanti Aldo bisa sampai jadian, dirinya pasti ditraktir makan-makan, hehe.

Kembar-Kembar CakepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang