Kembar-Kembar Cakep~6

864 68 2
                                    

Kalau sahabatmu masih gila, berarti dia gapapa

Kalau sahabatmu masih gila, berarti dia gapapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Kembar-Kembar Cakep. Bab 6-

"Abang lu makin ganteng aja Sy, gelooo.."

"Bang Aldo juga yaampun makin unch aja."

"Bang Risky juga makin shining."

Daisy seketika melempar lirikan tajamnya, kepada Rara yang sengaja mengucapkan kalimat terakhir. Sementara yang diberi lirikan tertawa. Puas bisa menggoda temannya yang satu ini.

Sampai akhirnya ia merangkul Daisy sebagai permintaan maaf, dan melangkah bersama-sama ke bangku mereka. Senyum manis Daisy pun seketika kembali mewarnai paginya yang ceria.

Mereka berdua, ditambah Shela dan Vivi, minus Linka yang sedang ada urusan di kelas dua belas, kini pun asik berbincang. Sekumpulan gadis cantik itu, selalu duduk dengan formasi yang sama, dimana pun, seperti saat ini.

Shela dan Vivi di dua bangku depan, Daisy dan Linka -yang kini sedang tidak hadir- di belakangnya. Serta Rara akan menarik kursinya mendekat sebagai pelengkap.

"Hari ini ada ulangan kan ya? Fisika ngga sih?" tanya Daisy sambil menata buku-bukunya di laci mejanya.

"Fix, abis ini Shela bakal budek.." sahut Rara menjawab.

"Fix, ibis ini shili bikil bidik, aelah kek bukan temen gua aja lu."

Percakapan di atas hanya candaan, mereka jarang sekali berlaku curang saat ulangan. Mereka pernah berbagi contekan sekali, dan ketahuan Bu Fira. Membuat mereka berlima berakhir di depan kelas dengan satu kaki diangkat.

Kejadian itu jadi amat memalukan, karena bersamaan dengan kelas XI-MIPA-2, tetangga mereka baru kembali dari laboratorium. Daisy seperti sudah tidak ada harga dirinya rasanya.

"Eh, nanti balik sekolah anak basket latihan kan ya? Ada yang mau nonton bareng gue ga?" tanya Linka yang baru tiba.

"Loh? Mereka nanti latihan? Jinjjaaa??" tanya Daisy balik dengan ekspresi terkejut yang tidak dibuat-buat.

"Gaada gunanya emang lu jadi adeknya shooting guard." Kata Rara sembari mendorong kepala Daisy dengan telunjuknya, gemas.

***

"ASSALAMUALAIKUM UKHTI WA AKHII." Teriak Darren dengan suara yang dimanis-maniskan-tapi jatohnya alay-begitu menginjakkan kaki di kelasnya.

"Waalaikumsalam Ya Ahlil kubur." Cuma Aldo yang menjawab dengan benar dan bersuara. Penghuni kelas lainnya tidak menggubris. Beberapa bahkan mengelus dada mendengar suara Darren yang mengganggu pendengaran mereka pagi ini. Sisanya menjawab dalam hati.

Risky menghela napas pelan, ingin menggadaikan temannya saja rasanya. Meski dirinya juga menjawab salam Darren pelan, takut dosa.

Di kelas ini, Darren duduk bersama Risky, di baris belakang. Aldo sebagai ketua kelas, malah duduk sendirian di belakang mereka, karena jumlah penghuni kelasnya ganjil. Mereka lalu duduk, dan menata buku seperti biasa. Tapi yang menata buku hanya Risky, Aldo dan Darren hanya menaruh tasnya asal, lantas mencari topik ghibah.

Tapi karena tidak nemu, mereka akhirnya membahas latihan basket sore ini.

"Bakal ada pelatihnya ga sih? Males latihan serius nih gue." Celetuk Darren yang bertanya pada Risky, karena Aldo bukan anak basket.

"Kayanya ada, Gue juga lagi pengen main basket sampe sore, biasanya kalo ada Bang Andi ngga diizinin." Jawab Risky.

Risky selesai dengan kegiatannya. Lantas kini sepenuhnya mengalihkan fokus ke arah kedua temannya.

"Menurut kalian, gue nanti kudu nontonin kalian ngga?" tanya Aldo secara random.

"Terserah, lu ga nonton juga ga bakal gue cariin." Jawab Darren sekenanya.

"Yah kok gitu sih... harus sabar ya punya temen kaya kalian emang."

"Harusnya gue yang bilang gitu Al." Sahut Risky pula.

"Ih kalian tuh ya, masa ga bersyukur sih, punya temen ganteng nan pinter kek gue?" tanya Aldo lagi, dengan kesal setelah mendengar kalimat kedua temannya.

"Ngga." Jawab Darren dan Risky, bersamaan.

"Dih, kompakan... kurang apa sih gue jadi temen kalian???" tanya Aldo lagi, kali ini dengan benar-benar kesal.

"Akhlak lu ngga ada."

"Otaknya juga."

Darren dan Risky tertawa, lalu melakukan high five. Menyenangkan sekali memang mengusili satu sama lain. Apalagi mengusili Aldo, yang paling nista-able. Sementara yang dinistakan merajuk, lalu melipat kedua tangannya di dada. Namun kedua temannya malah semakin gencar menggodanya, dengan kalimat-kalimat yang berhasil membuat Aldo emosi pagi-pagi. .

"Jangan ngambek gitu, makin jelek lu." Kata Darren yang belum ada niatan berhenti.

"Hooh, kek anak perawan aja." Timpal Risky.

"Gue sumpahin ya, kalian berdua ga bakal dapet lagi temen kaya gue." Kesal Aldo kali ini sampai menunjuk-nunjuk wajah kedua temannya.

"Kita maunya juga gitu ahahahaha." Ujar Darren yang disambut tawa pula oleh Risky. Aldo benar-benar ingin menampar kedua temannya ini, dengan sepatu barunya. Tapi karena malas membuka sepatu, Aldo memutuskan untuk keluar kelas saja. Dengan sepatu yang dihentak-hentakkan tentunya.

Melihatnya, tawa Darren dan Risky semakin pecah. Cara ngambek Aldo memang seperti anak perawan. Tidak berapa lama, Aldo kembali masih dengan muka ditekuk.

"Kenapa lu? Ga punya temen di luar?"

"Ga, ada Bu Renata." Jawab Aldo sewot, persis seperti anak perawan kalau menjelang datang bulan.

Risky dan Darren segera memperbaiki posisi duduknya. Sesekali masih menoleh ke belakang, sambil menahan tawanya.

 Sesekali masih menoleh ke belakang, sambil menahan tawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat malam, aku update nih

Aku gabakal bosen bilang terima kasih buat kalian yang sudah baca cerita ini

Jadi, terima kasih

Jangan lupa baca cerita aku yang lain ya...

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan

Salam, Ge
-🌼

Malang, 12 Juni 2020

Kembar-Kembar CakepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang