Can you tell her that she is precious?
-Kembar-Kembar Cakep. Bab 31-
"Farra, udah, it's okay."
Daisy berusaha menenangkan Farra yang sudah menangis sejak pulang ke rumah bersama Darren tadi. Meski belum tahu masalahnya apa, Daisy memilih untuk menunggu Farra tenang terlebih dahulu alih-alih menanyakan apa penyebab tangis histeris temannya tersebut. Darren juga bilang bahwa gadis itu tidak berhenti menangis bahkan selama perjalanan.
"Kok gue jahat banget sih?!" tanya Farra, bermonolog di sela tangisnya.
"Engga, lo nggak jahat Ra, lo kenapa?" tanya Daisy lagi, benar-benar tidak tega melihat keadaan Farra sekarang.
Darren masuk setelah mengetuk pintu kamar Farra tiga kali. Membawa dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas air di atas nampan. Karena adik dan temannya tersebut belum makan siang dan sekarang sudah hampir malam. Lelaki itu berusaha membujuk Farra pelan-pelan untuk setidaknya mengisi perutnya dengan sesuap nasi.
Akan tetapi, gadis itu menggeleng dan tidak beranjak dari pelukan Daisy. Darren akhirnya mengalah dan ikut berusaha menenangkan Farra. Meski nihil karena tangis Farra tidak sedikit pun ada tanda-tanda akan mereda.
"Ra, udah dong, ayo makan dulu."
Tidak menghiraukan perkataan Darren barusan, Farra kembali bermonolog, "Gue jahat banget sama Alden."
Kali ini Darren tidak ingin diam saja. Tanpa Farra sadari, lelaki itu beranjak dari tempatnya. Menimbulkan sebuah pertanyaan keluar dari mulut kembarannya dan berakhir tanpa jawaban. Darren memutuskan untuk silaturahmi dahulu ke apartemen Alden. Meski sebenarnya tidak niatan bertamu baik-baik alias pengennya langsung baku hantam.
Tapi dia takut nanti malah dihantam sama Farra.
Namun sayang Darren harus mengurungkan niatnya tatkala mencapai pintu. Karena saat dia baru saja selesai memakai sepatunya. Seseorang mengetuk pintu, kebetulan, yang mengetuk adalah orang yang ingin Darren ajak silaturahmi sekarang. Abang Daisy yang tadinya panas tersebut melunak melihat wajah sembab Alden.
"Maaf, Farra nya ada?" tanya lelaki itu, dengan suara gemetar.
"Iya ada, ayo masuk dulu." Darren mempersilahkan Alden masuk lantas menyuruhnya duduk di ruang tamu terlebih dahulu.
Namun sebelum Darren sempat beranjak menuju kamar adiknya, Alden menghentikannnya. Menimbulkan tanda tanya di kepala putra keluarga Nugraha tersebut.
"Dia pasti nggak mau ketemu gue, bilang aja sama dia, Bunda sakit, dan Bunda butuh Farra sekarang."
***
Di sini lah mereka bertiga sekarang, di dalam mobil milik Alden dalam perjalanan menuju Bandung. Pukul delapan malam, dengan keadaan mereka semua sama-sama terjaga. Setelah Alden mengatakan bahwa Farra harus pulang ke Bandung tadi. Tanpa basa-basi, Darren langsung memutuskan untuk menemani gadis itu ikut serta menuju Bandung.
Farra duduk di jok belakang dengan Darren sebagai sandarannya. Gadis itu masih merasa canggung terhadap Alden. Dia tidak lagi menangis seperti tadi. Hanya saja, kini gadis itu terlihat mati rasa karena tidak menjawab saat dipanggil, hingga perlu diulang tiga kali. Juga tidak merespon sama sekali saat Darren menggerakkan bahunya.
Alden sendiri juga tidak kalah kalut dibanding Farra. Padahal kemarin Bunda baru saja mehubunginya lewat panggilan video. Wanita itu baik-baik saja, bahkan tidak sedetik pun menghilangkan senyum dari wajahnya. Namun sore ini, Mama kandungnya tiba-tiba mengiriminya pesan, mengatakan bahwa Bunda harus dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung yang memang dideritanya setahun terakhir ini.
Parahnya, kabar tersebut ia dapat setelah baru saja bertengkar dengan adik tirinya.
Selama dua belas jam perjalanan dalam mobil, Farra dan Alden, juga Darren tidak henti-henti memanjatkan doa. Berharap Bunda akan baik-baik saja dan menampakkan senyum seperti biasa saat mereka sampai nanti.
Sesekali Darren dan Alden bergantian menyetir, tidak lupa juga turun sebentar untuk makan setelah berjam-jam menempuh perjalanan. Butuh tenaga ekstra bagi Darren untuk membujuk Alden dan Farra agar mau makan.
"Kalian harus makan, Alden, siapa yang bakal gantiin gue nanti kalo lo ngga makan? Farra, lo harus makan, gue nggak mau lo sakit."
Dua orang tersebut akhirnya menuruti perkataan Darren. Meski keduanya sama-sama tdak menghabiskan makanan masing-masing. Darren mengerti nafsu makan mereka pasti hilang di saat-saat seperti ini. Mereka lalu melanjutkan perjalanan setelah Darren selesai membayar makanan mereka.
***
"Bunda mana, Ayah?!!" teriak Farra, pada ayahnya yang tengah berdiri di luar rumah sakit.
Di belakang, tampak Alden dan Darren yang kewalahan mengejar gadis berambut pendek tersebut. Farra langsung berlari dengan sangat cepat, sesaat setelah dia turun dari mobil dan melihat sang ayah dari kejauhan. Bahkan saat Alden belum sempat benar-benar mematikan mesin mobilnya.
"Farra? Alden? Kalian ngapain di sini?" tanya Ayah mereka, memang benar terkejut melihat kedua anaknya berada di Bandung setelah tiga bulan tidak dia lihat.
Satya Anjar Wiguna
"Mama nelfon Alden, katanya kondisi Bunda parah. Kita langsung kesini tadi malem." jelas Alden sembari mengatur napasnya.
Farra mengulang pertanyaannya, "Bunda dimana Ayah?!! Bunda kenapa?!"
Ayah tidak langsung menjawab pertanyaan putrinya, yang tampak berantakan tersebut. Sudah lumayan lama dia tidak melihatnya, selain dari postingan instagram yang hanya beberapa. Ayahnya rindu, tapi tentu tahu diri karena dia lah putrinya terpaksa kabur sejauh itu ke provinsi lain.
"Apa pun yang ayah bakal bilang, Farra nggak boleh nangis ya?"
Selamat malam teman-teman
Gimana part ini?
Maaf ya, aku fokus sama Alden Farra dulu, di part selanjutnya bakalan full momennya Darren Daisy kok.
Aku nggak tau kalian bakal terkejut apa ngga bacanya nanti, tapi semoga kalian suka ya...Terima kasih sudah membaca Kembar-Kembar Cakep sampai sejauh ini...
Salam, Ge
-🌼Malang, 5 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar-Kembar Cakep
Teen Fiction[1ST BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] Sebuah cerita tentang dua anak kembar yang jarang sekali akur. Tapi sekalinya akur bisa bikin orang-orang gemas sama ke-uwu-an mereka. Darren dan Daisy mungkin sangat mirip dari segi fisik dan kepribadian, namun...