-Kembar-Kembar Cakep. Bab 11-
Daisy berusaha menahan kantuknya dengan berusaha membuka mata dan telinga selebar-lebarnya. Namun tetap saja, kelopak matanya serasa seratus kali lebih berat saat itu.
Ia ingin mengajak Linka di sebelahnya untuk mengobrol, tapi gadis itu masih sibuk mengerjakan Pekerjaan Rumahnya yang harus dikumpulkan sepulang sekolah. Jadi Daisy tidak ingin mengganggu.
Menempatkan pelajaran bahasa Indonesia di jam terakhir di hari Rabu. Merupakan salah satu hal paling tidak sukai dari kelas sebelas ini. Apalagi dia sangat mudah tertidur, di mana pun, dan hampir di segala situasi yang memungkinkan. Sedari tadi saja, dia berusaha mencari apa pun yang bisa mengganggu pikirannya, supaya dia tidak segera masuk alam mimpi.
Jduk!
Kepala Daisy membentur meja lumayan keras, menimbulkan bunyi nyaring. Membuat perhatian tiga puluh empat siswa plus Bu Indah yang sedang mengajar tertuju padanya. Kantuknya seketika sirna, tergantikan oleh rasa malu. Membuat wajahnya memerah dan memanas.
"Daisy, gapapa kepalanya?" tanya Bu Indah, khawatir kalau tiba-tiba anak muridnya lupa ingatan seperti yang biasa ia lihat di sinetron.
"Ngg.. gapapa kok Bu, ma-maaf bu saya ngantuk barusan." Jawab gadis itu, sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya, benar-benar malu.
"Ya udah, kalo gitu ibu akhiri sampai sini saja ya, sepertinya kalian capek sekali, nanti saya kirim tugasnya lewat Fikri saja, ibu keluar dulu, kalian di sini dulu ya sampai bel pulang sekolah. "
Seluruh murid di sana terkaget-kaget terheran-heran. Tidak biasanya ada guru sebaik ini merelakan jam mengajarnya. Diam-diam, mereka sangat berterima kasih pada Daisy yang selalu mengantuk di setiap jam pelajaran terakhir.
Terutama Linka, yang tidak perlu buru-buru lagi menyelesaikan prnya. Mereka lalu menyalimi tangan Bu Indah, dengan senyum sumringah.
"Ibu baik banget, panjang umur ya Bu."- Leo
"Ibu tuh definisi cantik luar dalem memang, sehat terus ya Bu." – Bayu
"Dijamin ibu awet muda deh, gaboong saya, cinta banget sama ibu huhuu." – Aris
"Yaampun bisa banget anak-anaknya Pak Hari ini, makasih ya doanya.." ujar guru yang sudah cukup lama mengajar tersebut, sambil mengelus kepala tiga orang yang memujinya barusan.
Setelah Bu Indah keluar kelas mereka. Mereka lalu sibuk dengan kegiatan masing-masing. Seperti biasa, Vivi, Shela, Linka, Daisy dan Rara duduk bersama dengan posisi seperti sebelum-sebelumnya.
Membicarakan banyak hal, mulai dari harga cilok kantin yang naik. Sampai Rara yang di-anak tiri-kan oleh Mamanya karena Mamanya habis mengadopsi kucing.
"Yaampun kesian banget lu, nama kucingnya siapa?" tanya Shela setelah puas menertawakan ekspresi Rara saat bercerita.
"Valentine, gila kan nama kucing aja sebagus itu. Mana seneng banget tiduran di kasur gue lagi." Gerutu Rara, lagi-lagi dengan ekspresi yang mengundang tawa.
"Baru tiduran di kasur, entar kalo sampe kencing sembarangan udah lu sate kali ya."
Mereka lanjut menggosip, menunggu bel pulang sekolah yang tidak kunjung berdering. Lalu dering ponsel Daisy menginterupsi pembicaraan mereka. Setelah meminta maaf karena mengganggu, Daisy menyingkir untuk menerima panggilan dari abangnya.
"Halo abang ganteng, password nya?"
"Daisy cakep, enak di-bully." Jawan Darren menggunakan nada password iklan kopi luwak terkenal dengan enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar-Kembar Cakep
Teen Fiction[1ST BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] Sebuah cerita tentang dua anak kembar yang jarang sekali akur. Tapi sekalinya akur bisa bikin orang-orang gemas sama ke-uwu-an mereka. Darren dan Daisy mungkin sangat mirip dari segi fisik dan kepribadian, namun...