Kembar-Kembar Cakep~14

436 33 0
                                    

Pacarnya Darren ya?

-Kembar-Kembar Cakep. Bab 14-

Darren memasang ekspresi datar selama perjalanan. Ini hari pertamanya berangkat sekolah dengan mengendarai mobil. Tanpa Daisy, karena sekalipun demam gadis itu sudah turun, tapi badannya masih lemah. Tadi pagi saja, Darren sampai harus adu urat dengan ayahnya karena memaksa ingin mengantar Daisy ke rumah sakit, atau setidaknya menjaganya.

"Yang sakit Daisy, bukan kamu, sekolah!"

Sial, rasa sebalnya kepada Nugraha tidak kunjung surut. Sudah berkali-kali tangannya memukul setir mobil barunya, yang berdosa saja tidak. Dia hampir menghajar ayahnya tadi, kalau saja dia tidak ingat ada Daisy yang memperhatikannya.

Kedua netranya lantas melirik gadis di sebelahnya. Sejak berangkat dari rumah, dirinya terjebak keheningan bersama Farra. Ralat, mungkin hanya Darren, karena Farra tampak sedang mendengarkan sesuatu di telinganya, menggunakan air pods.

Menyadari tatapan tidak menyenangkan dari lelaki yang sedang menyetir untuknya, Farra menolehkan kepalanya. Lalu kembali mengalihkan perhatian saat matanya bertemu dengan netra coklat bening itu. Hatinya langsung disko mendadak, dia lantas menunduk untuk menetralisir. Begitu pun Darren, yang lalu mempertahankan ekspresi datarnya.

Sejujurnya Farra ingin membuka obrolan sejak tadi. Mereka berdua bahkan belum berkenalan secara resmi. Tapi aura dingin manusia di sampingnya terlalu kuat, membuat lidahnya kelu. Lagi pula, belum tentu laki-laki itu akan menyukai topik obrolannya. Padahal ada seribu satu pertanyaan yang menunggu untuk disampaikan dalam otaknya.

Ya sudahlah, masih ada banyak waktu.

Mereka mendarat dengan selamat di parkiran sekolah tidak lama kemudian. Darren langsung turun setelah memastikan mobilnya aman. Dengan terburu-buru, Farra berusaha mengejar Darren yang langkahnya panjang. Membuat lelaki itu mendecak, ia risih diikuti seperti ini.

"Lo ngapain sih ngikutin gue?!" tanyanya, dengan nada yang lebih dingin daripada kulkas tiga puluh lima pintu.

Farra tersentak, terkejut sekaligus takut mendengarnya. Dengan gemetar, gadis itu menjawab, "A-aku belum punya temen lain di sini."

Temen lain? Jadi Farra selama ini menganggap Darren adalah temannya?. Baik, sebenarnya itu tidak salah juga. Tapi lelaki itu, entah mengapa galak sekali pada penghuni baru rumahnya tersebut.

Darren tidak pernah menganggapnya teman, tapi daripada buang-buang waktu, untuk menjelaskan apa status mereka sebenarnya. Darren memilih melanjutkan langkah, menuju ke parkiran motor. Masa bodoh dengan tatapan orang-orang pada mereka berdua.

Aldo dan Risky, yang seperti biasa menunggunya di parkiran. Kini terheran-heran melihat temannya berjalan kaki ke arah mereka, sendirian pula. Mereka tidak melihat tanda-tanda keberadaan Daisy, dan tidak menyadari eksistensi Farra di belakang Darren.

"Oy brader! Kok ngga bawa motor? jalan kaki lu?" tanya Aldo begitu Darren mendaratkan tubuh di sebelahnya.

"Kaga, naik mobil gue."

Aldo seketika tersedak es kiko-nya, lalu terbatuk-batuk dengan heboh. Sementara Risky hanya memandang temannya dengan tidak percaya. Padahal semalam Darren baru saja melanggar larangan ayahnya untuk menjadi barista. Lalu malah diberikan kendaraan beroda empat? Bagaimana mungkin dua orang itu bisa tidak yakin kalo Darren tidak mengarang cerita?

"Dih, ngga usah ngada-ngada, papa gue semalem bilang ke bokap lu kalo lu ke kafe. Ga mungkin lah lu malah dikasih mobil." Cerocos Aldo yang masih menolak untuk percaya.

"Bukan buat gue, buat ngojekin tuh cewe tuh!" jawab Darren seraya menunjuk Farra yang setia berdiri di tempatnya.

Lagi-lagi kedua kawan baik Darren tersebut dibuat terkaget-kaget. Pasalnya, gadis di hadapan mereka saat ini adalah gadis yang mereka jadikan bahan ghibah di grup kemarin siang. Aldo lantas membuang bungkus esnya, lalu mengelap tangannya ke jaket. Dengan percaya diri, dia lantas mendekat ke Farra.

Kembar-Kembar CakepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang