Kembar-Kembar Cakep~8

662 46 0
                                    

-Kembar-Kembar Cakep. Bab 8-

Daisy dan Darren baru sampai rumah pada pukul setengah lima sore. Mereka berdua melepas sepatu, lalu meletakkanya beserta helm nya di rak dekat pintu. Dengan riang, Daisy lari ke dalam, hidungnya mencium bau sedap masakan sang Ibu. Darren mengekori dari belakang. Mereka berdua mengucap salam bersamaan.

Daisy berlari begitu melihat sang Ibu sudah berdiri di depan meja makan. Gadis itu langsung memeluknya, membuat wanita yang masih mengenakan apron tersebut kaget.

"Adek, ganti baju dulu, terus makan." Ujar Rania saat Daisy tak kunjung melepas pelukannya.

"Gamau, masih kangen Ibu." jawab gadis itu dengan manja.

"Kalo ga ganti baju ga boleh main sama Lucy loh." Ancam Rania yang masih berusaha melepas pelukan putrinya.

"Loh? Lucy ikutan kesini? Demi apa?!" teriak Daisy refleks, lalu meloncat kegirangan.

"Beneran Bu?? Lucy main kesini?" tanya Darren juga, sama bersemangatnya.

"Iya, makanya kalian cepet makan, nanti baru boleh main sama Lucy."titah Rania yang lalu melangkah ke dapur.

Tanpa perlu diperintah lagi, dua anak kembar itu langsung berlari menuju kamarnya. Segera mengganti baju seragamnya dengan baju rumahan.

Daisy seperti biasa, menggunakan daster bermotif batik. Darren hanya memakai celana pendek di atas lutut dan kaos putih pendek sebagai atasan. Mereka lalu balapan menuju meja makan begitu selesai.

Di meja makan, Nugraha dan Rania, ditambah Lucy sudah menunggu. Bukannya mencuci tangan terlebih dulu, mereka berdua sibuk mengerubungi Lucy. Adik sepupu mereka yang sangat lucu, masih kecil.

Lucy berteriak begitu Darren dan Daisy berebut untuk menciumi pipinya. Tangan mungilnya memukuli wajah kedua sepupunya karena merasa sesak.

"Abang! Adek! Kasian itu Lucy-nya, udah ayo makan dulu. Cuci tangan sana!" titah Rania sambil memisahkan kedua anaknya dari keponakannya yang kini memberenggut kesal.

Lagi-lagi, kedua anak kembar tersebut balapan menuju wastafel. Rania hanya bisa beristighfar melihat kelakuan kedua buah hatinya tersebut. Setelah bermain air sampai ditegur sang Ayah, mereka berdua kembali ke meja makan. Lantas berdoa lalu mulai menyantap tempe penyet dan ayam bakar masakan Rania.

***

Darren tengah duduk di depan televisi bersama adik sepupunya sekarang. Daisy sedang mandi, meski harus dipaksa dulu tadi. Darren dan Lucy menonton Upin Ipin sambil ngemil. Sesekali Darren menggoda adik sepupunya tersebut. Entah mencubit pipinya, atau menggelitik perutnya, membuat gadis kecil itu tertawa.

 Entah mencubit pipinya, atau menggelitik perutnya, membuat gadis kecil itu tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucy Merli Xavierra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucy Merli Xavierra

Daisy selesai beberapa saat kemudian. Gadis itu datang berlari, masih mengenakan daster yang sama, biar tidak menambah cucian Ibunya. Rambutnya yang setengah basah tergerai, wajahnya masih cantik tanpa make up. Daisy langsung duduk dan merebut Lucy dari pangkuan abangnya.

"Heh! Balikin sini!"

"Dih, dikira barang apa, gamau, Lucy sama gue malem ini pokoknya." Jawab Daisy lalu memeluk Lucy yang hanya pasrah dalam pangkuannya.

"Dih, gue mangku dia duluan tadi, siniin!" Darren masih tidak mau mengalah.

Mereka terus berebutan, Darren masih berusaha merebut kembali adik sepupunya. Sementara Daisy juga bersikeras mempertahankan Lucy dalam pangkuannya. Sampai Lucy-nya kesal sendiri, lalu berteriak. Menghentikan kegiatan kedua sepupunya. Lalu gadis kecil itu melangkah ke tengah mereka berdua, sambil menyilangkan tangan di dada.

"Tuh kan! Ngambek anaknya!" ujar Daisy, menyalahkan abangnya.

"Dih, lu ya yang nyari gara-gara!" balas Darren dengan kesal.

Lalu sebuah salam dari luar rumah menginterupsi perdebatan mereka. Dari dapur, Rania berteriak, menyuruh siapa pun yang tidak sibuk untuk membukakan pintu.

Untuk hal sekecil ini saja, mereka masih berdebat, tidak ada yang mau membukakan pintu. Rania sampai harus berteriak lagi, menyebut nama anak sulungnya biar cepat. Mendengarnya, Daisy tersenyum senang, lalu kembali memangku Lucy saat abangnya beranjak.

Darren membuka pintu yang sudah di kunci. Meski belum terlalu malam, baru jam setengah delapan. Ia terheran mendapati seorang gadis yang membelakanginya, saat pintunya terbuka. Terlebih, Darren belum pernah melihatnya.

"Ada perlu apa ya mbak?" tanya Darren, membuat gadis tersebut lantas berbalik.

"Ahh, maaf ganggu malem-malem gini, bener ini rumah Om Nugraha?"

Selamat sore, kali ini aku update sore, kalo malem takut ga ada sinyal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat sore, kali ini aku update sore, kalo malem takut ga ada sinyal

Sebenernya aku udah pengen update dua hari yang lalu, tapi ya gitu, ke ganggu koneksi

Semoga kalian suka ya, maaf pendek

Salam, Ge

Malang, 19 Juni 2020

Kembar-Kembar CakepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang