Kembar-Kembar Cakep~22

349 21 0
                                    

Jangan gerak-gerak entar panah cintanya meleset :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan gerak-gerak entar panah cintanya meleset :)

-Kembar-Kembar Cakep. Bab 22-

Pak Ridwan tengah menjelaskan materi tatkala Darren berusaha keras agar tidak tertidur di kelas. Semalam, seperti sebelum-sebelumnya saat laki-laki itu stress karena tugas.

Dia bermain game online bersama teman-temannya. Sampai pukul tiga dini hari, jadi lelaki itu baru tertidur selama tiga jam. Tentu tidak cukup untuk mengistirahatkan badannya yang sudah dipaksa berpikir selama setengah hari ini.

Sampai akhirnya laki-laki itu menyerah, lalu merebahkan kepalanya di atas meja. Memejamkan mata dengan tenang karena posisi duduknya lumayan strategis dan wajahnya pun tertutup buku. Lagipula Pak Ridwan tidak akan repot-repot berjalan ke barisan belakang hanya untuk membangunkannya bukan?

Dia benar-benar menikmati mimpi indahnya yang amat damai. Sampai sesuatu menusuk-nusuk bahu kirinya berkali-kali. Membuatnya terpaksa kembali membuka mata dan kembali ke realita. Lalu memandang dengan super kesal ke orang yang duduk di sebelah Nanda, di sebelah kirinya.

Farra, yang ditatap saat itu sedikit ngeri. Namun tidak menghentikan telunjuknya untuk kembali menusuk-nusuk bahu berotot milik temannya tersebut, saat melihat laki-laki itu kembali memejamkan matanya.

"Darren! Darren bangun ih.." bisiknya, kali ini berusaha menggoyangkan bahu Darren.

"Apaan sih?!' Darren mengibaskan tangannya, pertanda tidak ingin di ganggu.

Farra semakin panik, sementara Aldo dan Risky cuma senyum-senyum. Mengetahui akan ada keributan yang akan terjadi pada teman baiknya.

Darren benar-benar kesal saat sebuah tepukan mendarat di puncak kepalanya. Laki-laki itu lantas berdiri dari tempatnya, lalu setengah berteriak pada pemilik tangan yang menepuknya barusan.

Lalu kembali duduk dengan super malu saat menyadari yang baru saja dia bentak bukanlah Farra, tapi Pak Ridwan. Pemikiran tentang Pak Ridwan adalah guru yang mager ternyata sepenuhnya salah.

"Berdiri! Siapa yang nyuruh kamu duduk?!" titah guru pengajar seni tersebut dengan dingin. Yang serta merta membuat Darren kembali berdiri dengan kepala tertunduk.

Sementara Farra memilih untuk tidak melihat, merasa iba pada teman serumahnya tersebut. Aldo dan Risky tersenyum puas, bahagia di atas penderitaan sahabatnya pada saat-saat seperti ini benar-benar menyenangkan. Sementara beberapa yang lain dengan bersemangat menonton penderitaan Darren tersebut. Beberapa memilih tidak peduli dan berfokus ke hal lain.

"Sekolah tinggi-tinggi, tapi gabisa bedain kasur sama meja, malu bapak kamu punya anak kamu!" ujar Pak Ridwan.

Senyum jahil di wajah Aldo dan Risky menghilang begitu mendengar kalimat terakhir. Mereka-dan juga Farra- lantas memandang teman baik mereka dengan khawatir.

Kembar-Kembar CakepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang