Kebiasaan memang, yang jalanin siapa, yang repot siapa
-Kembar-Kembar Cakep. Bab 19-
Sore itu, Darren dan kawan-kawan tengah memulai pemanasan di tengah lapangan basket. Untungnya Bang Andi, pelatih mereka belum tiba di sana. Jadi Darren tidak perlu pemanasan sendirian di pojok lapangan karena terlambat. Apalagi teman-temannya yang tidak memiliki belas kasih pada teman sendiri, pasti mengompori Bang Andi untuk menambah hukuman miliknya.
Laki-laki itu sedikit terlambat karena baru kembali dari mengantar Farra ke tempat kerja. Sebenarnya bisa saja dia meminta tolong pada Aldo yang tidak ada jadwal latihan. Tapi tidak ingin mengambil resiko dibanjiri pertanyaan terus menerus. Lagipula, seperti biasa, Aldo turut berada di lapangan, menonton proses latihan sahabatnya.
Diam-diam, Darren juga senang karena sudah memutuskan untuk berteman dengan gadis tersebut. Farra tidaklah seburuk yang dia kira. Gadis itu lumayan menyenangkan, wawasannya luas dan mudah menyesuaikan pembicaraan.
Tadi saja, selama perjalanan dalam mobil, mereka sibuk membahas macam-macam kopi, hal yang tidak pernah Darren lakukan dengan orang lain selain Ilham.
Meski demikian, Darren masih belum enak untuk menanyakan alasan kehadiran gadis cantik itu di rumahnya, dan mengapa ayahnya memperlakukannya dengan sangat istimewa. Serta alasan mengapa gadis itu harus bekerja paruh waktu.
"Bro, Risky kemana? Tumbenan banget telat? Apa ngga latihan dia?" tanya Barra, sambil mulai memantul-mantulkan bola basket di tangannya.
"Loh? Telat dia? Bilangnya mau latihan kok sama gue tadi."
Barra manggut-manggut, lalu melempar bola di tangannya pada Darren. Laki-laki itu menerimanya dengan cepat, menyeringai, lalu mulai melakukan duel dengan Barra. Hanya berdua, yang lainnya sepertinya memilih menunggu kehadiran sang pelatih.
Risky datang beberapa saat kemudian. Setelah melakukan sedikit pemanasan, laki-laki berbadan ramping itu turut bergabung bersama kedua temannya. Melempar bola ke sana kemari, sambil sesekali tertawa.
Tidak lama, Bang Andi datang, menyapa orang-orang di sana, lalu menjelaskan tentang kegiatan latihan hari ini.
***
"Lah? Lo kok di sini? Ngga nemenin Barra?" tanya Daisy sambil memasang sepatunya, kepada Bella yang kini duduk di pinggir tempat latihan lari.
"Lagi ngambek gue sama dia, masa gue digantungin mulu kaga dikasih kepastian, seenggaknya bilang minta komitmen, nembak, atau apa gitu, lah ini enggak, chat gue semalem aja belom di bales, lagian kalo gue nonton, gue ngga ada temennya, males." Jawab Bella panjang lebar, dengan kedua tangan disilangkan di depan dada.
Daisy hanya tertawa kecil menanggapinya, Bella sebenarnya terlihat menyeramkan saat tidak tersenyum seperti ini. Daisy yang belum memiliki pengalaman tentang cinta, merasa tidak berhak memberi saran, dan hanya bisa menyemangati temannya tersebut agar tetap bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar-Kembar Cakep
Teen Fiction[1ST BOOK OF CHANCE SERIES UNIVERSE] Sebuah cerita tentang dua anak kembar yang jarang sekali akur. Tapi sekalinya akur bisa bikin orang-orang gemas sama ke-uwu-an mereka. Darren dan Daisy mungkin sangat mirip dari segi fisik dan kepribadian, namun...