07| Teror

50.3K 5.5K 494
                                    

Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti

Budidayakan untuk coment~

Semenjak acara semalam, Naya merasa dongkol karena Elang terus mengoceh tentang perjodohan.

"Nay, kalau udah sah berarti nanti ada malem pertama dong?" tanya Elang menatap Naya penuh harap.

Naya melotot tajam ke arah Elang. Ia tidak habis pikir, mengapa ibunya tega menjodohkan Naya dengan Elang yang sifatnya sangat menyebalkan seperti ini? Dengan kesal Naya menjitak kepala Elang.

Elang meringis seraya mengusap-usap kepalanya yang berdenyut-denyut nyeri, "kok Elang dijitak sih Nay?" ucap Elang mengerucutkan bibirnya yang membuat Naya refleks memukul bibir Elang dengan bukunya.

"DOUBLE KILL" sorak Reza bertepuk tangan. Ia sangat senang melihat wajah tersiksa temannya yang satu ini.

Reza saat ini menjadi pusat perhatian. Seisi kantin menatap ke arah Reza penuh tanda tanya.

"Apalo liat-liat, iya gue tau kalo gue ganteng" ucap Reza penuh percaya diri membalas tatapan seisi kantin.

"HUUUUUUUU" sorak seisi kantin pada Reza.

"Minggir lo! Gue mau duduk di sebelah Elang," ucap Aurell yang tiba-tiba datang menarik-narik baju Naya.

Naya menatap ke arah Aurell datar, lalu menghempaskan tangan Aurell dari bajunya. Ia menepuk-nepuk bahunya seperti baru saja terkena debu. Aurell yang melihat itu tentu saja emosi. Saat Aurell akan menjambak rambut Naya, tangannya lebih dulu dicegah oleh Elang.

Elang menatap Aurell tajam. Aura mengintimidasi Elang membuat Aurell bergidik ngeri, ia menatap takut pada Elang.

"Bitch, tangan lo ga pantes nyentuh Naya. Bahkan seujung rambut pun ga bakalan gue izinin" ucap Elang datar.

"Ka-kamu kok gitu, lebih milih dia daripada aku" ucap Aurell bergetar menandakan bahwa ia takut.

Elang tersenyum miring, "Lebih milih dia? Wajar lah, Naya bakalan jadi ibu dari anak-anak gue nanti". Setelah mengatakan itu, Elang menghempaskan tangan Aurell.

Naya yang mendengar itu pipinya memerah. Ucapan Elang damage nya sangat tinggi, sehingga membuat jantungnya berdegup kencang. Disatu sisi ia senang, tapi disatu sisi lainnya ia merasa kesal.

Aurell menatap tajam ke arah Naya. Menatap tidak suka dan benci kepada Naya. Lalu pergi begitu saja dengan temannya.

"Nenek lampir ngeselin banget, ganggu orang makan aja" ujar Vania kesal, ia benar-benar muak melihat kelakuan Aurell yang sangat menjijikkan.

Dara terkekeh geli, "Santai ukhti, jangan marah-marah terus nanti skincarenya luntur"

Vania memutar kedua bola matanya malas, "Skincare gue bukan abal-abal, jadi ga akan luntur" ucap Vania kesal.

"Paling bedak Lo pake tepung" cibir Reza.

Vania menatap Reza tajam, "gausah banyak bacot, mulut lo bau" ketus Vania membuat semuanya tertawa kecuali Saga tentunya, laki-laki itu sibuk dengan buku ditangannya.

"Gue izin ke toilet dulu ya" ucap Vania pada Naya dan Dara.

"Mau gue anter?" tawar Naya dijawab gelengan kepala oleh Vania.

Vania beranjak dari duduknya, ia berjalan meninggalkan area kantin.

"Nay" panggil Elang seraya menggoyangkan bahu Naya.

"Apa?" tanya Naya malas.

"Pernah kesemutan ga kakinya?" tanya Elang.

"Pernah lah, setiap orang pasti pernah kesemutan" jawab Naya ketus.

MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang