Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti
Budidayakan untuk coment~
Hari ini adalah hari kelas 12 melaksanakan Ujian. Saat ini Elang sedang duduk di kursinya seraya membaca buku. Awalnya ia malas untuk belajar, tapi atas paksaan Naya mau tidak mau Elang harus belajar. Ini juga menyangkut masa depannya nanti.
"Syukur deh lo dapet hidayah" celetuk Reza yang melihat Elang sedang fokus membaca buku.
"Jangan giat-giat banget belajarnya, mendingan lo makan gorengan sama gue" tawar Reza.
"Ngehasut mulu lo kayak setan" sarkas Elang seraya mencomot gorengan Reza.
"Xianying, dimakan juga kan gorengannya" sindir Reza, sedangkan Elang menghiraukan ucapan Reza.
Tidak lama pun Pak Gunawan masuk ke dalam kelas. Sontak Reza menyembunyikan gorengannya ke dalam kolong meja. Dalam hatinya ia menggerutu, mengapa pengawasnya harus Pak Gunawan? Sangat sulit jika ia akan menyontek nanti.
Elang tersenyum mengejek pada Reza, ia tahu apa yang ada di pikiran sahabatnya yang satu ini. Untungnya saja ia sudah tobat berkat Naya.
Pak Gunawan mulai membagikan soal ujian beserta kertas untuk jawaban. Di dalam hati Elang, ia tidak berhenti berdoa agar ujian kali ini lancar.
Saat membaca beberapa soal, Elang benar-benar senang karena soal seperti ini sudah diajarkan oleh Naya. Betapa beruntungnya Elang mempunyai istri yang baik dan sabar seperti Naya.
Reza menatap soal yang ada ditangannya saat ini. Tiba-tiba matanya terasa buram saat melihat soal yang sangat panjang kali lebar, malas sekali untuk dibaca.
***
Naya mengerjakan soalnya dengan serius. Menurutnya soal ujiannya tidak terlalu susah, semuanya sudah ia pelajari. Lain halnya dengan Vania, sedari tadi mulutnya terus mengumpat. Soalnya sangat susah menurutnya, apalagi pelajaran sejarah membuat kepalanya pusing.
Dara? Ia mengerjakan soalnya dengan tenang. Menghiraukan bisikan-bisikan iblis yang meminta contekan pada dirinya. Wajar saja, Dara termasuk gadis yang pintar. Ia selalu mendapatkan peringkat satu dari kelas 10.
Dalam waktu 1 jam, Naya dan Dara telah selesai mengerjakan soalnya. Mereka pun diperbolehkan keluar kelas. Vania tersenyum miris menatap kepergian kedua sahabatnya.
Poor you, Vania!
"Ngakak banget gue liat mukanya si Vania" celetuk Naya saat mereka duduk di kursi depan kelas.
Dara terkekeh, "kusut banget kayak kain pel"
"Ke kantin yuk, gue haus" ajak Naya.
Dara mengangguk, "ayo deh, gue juga haus" ucap Dara. Mereka pun melangkahkan kakinya menuju kantin.
***
Seisi kelas 12 IPS 3 menatap tidak percaya pada Elang yang telah selesai mengerjakan soalnya dalam waktu 1 jam. Pak Gunawan pun juga tidak percaya, bahkan ia menempelkan punggung tangannya pada dahi Elang. Memastikan Elang kesurupan arwah jenius atau tidak.
"Saya boleh keluar Pak?" tanya Elang yang berdiri dihadapan Pak Gunawan.
Pak Gunawan menggelengkan kepalanya, "bentar, kamu harus saya uji dulu"
Elang memutar kedua bola matanya. Mengapa gurunya yang satu ini sangat ribet?
Pak Gunawan memberi Elang beberapa soal yang harus dijawab. Dengan malas, Elang pun menjawab. Setelah selesai, ia menyodorkan kertas jawabannya pada Pak Gunawan.
"Tumben kamu pinter" celetuk Pak Gunawan saat melihat jawaban Elang ternyata benar semua.
"Ga selamanya badboy di cap jelek Pak, setiap orang pasti bakalan berubah" ucap Elang.
Setelah mengatakan itu pun ia pergi keluar kelas. Tujuannya saat ini adalah kantin, pasti Naya sudah ada disana. Elang memasuki area kantin, dugaannya pun benar. Di pojokan kantin sudah ada Naya, Dara dan juga Saga.
Elang duduk di sebelah Naya. Ia mengernyitkan dahinya saat melihat Saga yang menatap dirinya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kenapa?" tanya Elang.
Saga malah balik bertanya, "udah?"
Elang mendengus kesal, "kalo ngomong tuh yang jelas" gerutu Elang.
"Udah selesai?" tanya Saga datar.
"Udahlah" jawab Elang sombong.
"Oh" balas Saga.
Elang menatap ke arah Naya, "makasih udah sabar ngajarin aku belajar" ucap Elang tulus.
Naya mengangguk, "sama-sama" balas Naya.
"Dimakan ya" lanjut Naya seraya menyodorkan kotak bekal yang ia bawa.
"Suapin pake tangan jangan pake sendok" rengek Elang seperti anak kecil.
"Makan sendiri" titah Naya seraya meletakkan sendok diatas kotak bekal.
Elang menggelengkan kepalanya, "makan langsung dari tangan Naya lebih nikmat"
Dara yang mendengar itu pun tertawa. Mungkin Elang iri saat ia menyuapi Saga dengan tangannya langsung. Awalnya ia menolak, tapi dengan segala ancaman Saga ia pun pasrah dan mengikuti keinginan laki-laki tersebut.
Naya memutar kedua bola matanya, "bilang aja iri sama Kak Saga" cibir Naya.
"Siapa bilang iri, engga tuh" elak Elang.
"Kalo gitu makan sendiri" titah Naya.
"Iya aku iri, puas?!"
Naya terkekeh. Menurutnya Elang sangat lucu. Ia pun mulai membuka bekal makanannya lalu menyuapi Elang dengan telaten. Saat ini Naya dan Dara persis seperti ibu yang menyuapi anaknya makan.
Tidak lama pun Reza dan Vania datang dengan raut wajah kesal.
"Jahat lo berdua ninggalin gue" gerutu Vania.
Reza menatap ke arah Elang, "temennya lagi susah, bukannya dibantuin malah ditinggalin. Lo ga peka kayak Vania"
Vania melotot, "kok gue sih?"
"Ke-" ucapan Reza terhenti saat Elang menyumpal mulut Reza dengan bakwan.
"Berisik" ketus Elang. Pasangan kompor meleduk yang satu ini terus saja mengoceh membuat telinga Elang sakit.
"Mampus" ejek Vania. Ia mulai makan makanannya. Sesekali ia berdebat dengan Reza yang terus mengganggu dirinya makan.
Setelah selesai makan, mereka pun kembali ke kelasnya masing-masing karena harus mengisi 1 pelajaran soal ujian lagi.
TBC
Hallo readers...
Aku mau kasih tau, 1 part lagi menuju ending. Semoga kalian suka sama endingnya😜Tembus 300 vote dan coment, aku langsung update😴
Jangan lupa untuk vote dan coment sebanyak-banyaknya agar Author semakin semangat ngetiknya💟
See you next chapter✨
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]
Ficção Adolescente[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] 'Sequel MY POSSESSIVE HUSBAND' #Gen2 Bagi Kanaya Grethania Wijaya, bertemu kembali dengan Elang Darmawangsa adalah musibah bagi dirinya. Sifatnya yang nakal membuat semua Guru banyak istighfar. Menurut...