16| Demam

47K 4.6K 118
                                    

Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti

Budidayakan untuk coment~

Naya menatap khawatir pada Elang yang terbaring lemah di atas ranjang. Tubuhnya menggigil walaupun 2 selimut telah menutupi tubuhnya.

Saat akan pulang dari panti mereka terjebak oleh hujan. Mereka pun memutuskan berteduh di halte. Karena Elang tidak ingin Naya kedinginan, ia melepaskan jaketnya lalu memasangkan jaketnya pada tubuh Naya. Awalnya Naya menolak, tapi Elang tetap memaksa.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Naya menaruh bubur yang telah ia buat di atas nakas, lalu ia duduk di pinggir ranjang mencoba untuk membangunkan Elang.

"Elang bangun, lo belum makan" ucap Naya.

"Dingin Nay"

"Makan dulu, abis itu minum obat dan lo bisa tidur lagi" bujuk Naya seraya membantu Elang untuk bersandar di kepala ranjang.

Naya mulai menyuapi Elang dengan telaten. Entah kenapa ia merasa sedih bila Elang sakit. Tidak ada Elang yang selalu menggodanya setiap saat membuat Naya merasa kehilangan.

Setelah buburnya habis, Naya menaruh mangkuknya di atas nakas. Ia mengambil obat penurun panas dan segelas air.

"Minum ya" ucap Naya

"Ga mau, pahit Nay" rengek Elang membuat Naya memutar bola matanya malas.

"Nurut sama gue, jangan manja"

Elang mengangguk pasrah. Dengan dibantu Naya, Elang mulai meminum obatnya. Naya pun membantu Elang untuk berbaring kembali.

Saat Naya akan bangkit dari duduknya, Elang mencekal tangan Naya. Ia menatap mata Naya dalam dan intens membuat Naya mengernyitkan dahinya.

"Kenapa" tanya Naya.

"Jangan pergi, temenin Elang tidur" ucap Elang dengan wajah memelas.

Naya menganggukkan kepalanya, dengan semangat Elang menarik tangan Naya agar berbaring di sebelahnya. Elang memeluk Naya erat dengan kepala yang ia sembunyikan di lekukan leher Naya.

"Jangan gini, geli" protes Naya.

"Anget Nay, Elang suka" gumam Elang yang mulai memejamkan matanya.

Naya melirik Elang sekilas, ia jadi tidak tega membangunkan Elang. Ia pun mulai menyelimuti tubuh Elang dan tubuhnya sampai sebatas leher. Naya mulai memejamkan matanya seraya mengelus-elus rambut Elang membuat si empunya semakin larut dalam mimpinya.

***

"Eungh..." lenguh Elang yang mulai membuka matanya.

Elang tersenyum tipis saat melihat wajah Naya yang ada di hadapannya saat ini. Entah mengapa bagi Elang wajah Naya terlihat semakin cantik setiap harinya.

Pandangan Elang mengarah pada bibir tipis Naya. Berwarna merah alami membuat Elang meneguk salivanya, bibir Naya sudah menjadi candu bagi Elang.

Elang mengecup bibir Naya lalu sedikit melumatnya, tidak lama pun ia bangkit dari tidurnya. Bila ia ketahuan, pasti Naya akan marah padanya dan berujung mendiamkannya selama seharian penuh.

Badannya sudah merasa lebih baik berkat Naya yang menjaganya semalaman. Buru-buru Elang berjalan ke arah kamar mandi, ia harus segera mandi lalu membuatkan Naya sarapan sebagai tanda terimakasih Elang.

Naya bangkit dari tidurnya, ia menatap ke samping ternyata Elang sudah tidak ada di sebelahnya. Tidak lama pun pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Elang yang telah rapih dengan seragam sekolahnya.

MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang