Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti
Budidayakan untuk coment~
Bel pulang telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, saat ini Elang dan teman-temannya mencoba mencari pelaku yang meneror Naya lewat rekaman CCTV yang berada di ruang guru.
"Rekamannya dihapus" ucap Saga datar seraya menatap ke layar komputer yang ada didepannya.
"Sialan" umpat Elang, ia benar-benar marah.
"Menurut gue pelakunya cerdik juga, dia coba main bersih tanpa meninggalkan jejak sedikit pun" celetuk Reza.
Elang tersenyum miring, "Gue bakalan cari pelakunya sampai dapat"
"Ayo deh balik, lo ga nganter Naya pulang?" ucap Reza membuat Elang menepuk jidatnya, ia melupakan Naya.
Dengan tergesa-gesa Elang keluar ruang Guru, ia berlari menuju kelas Naya. Saat sampai di kelas Naya, Elang bernafas lega saat melihat Naya sedang berbincang-bincang dengan temannya.
Elang menghampiri Naya, "Nay, ayo pulang bareng Elang"
"Gue ada janji sama temen-temen gue" tolak Naya ketus.
"Kemana?"
"Starbucks" jawab Vania membuat Elang kesal.
"Gue tanya Naya bukan lo" sewot Elang pada Vania.
"Biasa aja dong, gausah sewot juga" ucap Vania tak kalah sewot.
"Ayo pergi" ucap Naya pada teman-temannya setelah ia selesai memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
Elang mencekal tangan Naya, "Elang ikut ya"
"Ga"
"Boleh? Alhamdulillah, kalo gitu Naya berangkat bareng Elang" Elang pun langsung menarik tangan Naya menuju parkiran, meninggalkan Vania dan Dara yang melongo melihat kepergian keduanya.
Naya terus menggerutu membuat Elang terkekeh geli. Saat sampai diparkiran, mereka bertemu dengan Reza dan Saga.
"Ikut gue yuk ke Starbucks, ada temen-temennya Naya juga" ajak Elang pada kedua temannya.
"Ada bebep Vania kan?" tanya Reza diangguki Elang.
Elang menyodorkan helm pada Naya untuk dipakai. Naya pun langsung memakainya tanpa sepatah katapun. Dengan wajah cemberut Naya menaiki motor Elang.
"Jangan cemberut gitu, tambah jelek" goda Elang.
"Bodo"
"Pegangan dong Nay, nanti jatoh loh"
"Gamau",
"Yaudah"
Elang pun menjalankan motornya seperti orang kesetanan. Naya yang ketakutan pun memeluk Elang erat dari belakang. Dibalik kaca helm full face nya, Elang tersenyum puas.
***
"Lo mau gue mati muda?" teriak Naya setelah melepaskan helmnya. Ia benar-benar kesal pada Elang yang membawa motor seperti orang kesetanan.
"Maaf, Elang sengaja"
Tanpa sepatah katapun Naya memasuki Starbucks dengan menghentak-hentakkan kakinya. Ia sangat kesal pada Elang.
"Naya kenapa?" tanya Reza saat turun dari motor.
"Padahal gue bawa motor kecepatannya cuma 100km/jam, eh dia ngambek"
Reza menoyor kepala Elang, "Ya iyalah bego, Lo bawa motor serasa ngajak mati"
Saga mendengarkan obrolan kedua temannya tanpa minat. Setelah menyimpan helmnya di atas motor, ia berjalan begitu saja meninggalkan teman-temannya memasuki Starbucks.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] 'Sequel MY POSSESSIVE HUSBAND' #Gen2 Bagi Kanaya Grethania Wijaya, bertemu kembali dengan Elang Darmawangsa adalah musibah bagi dirinya. Sifatnya yang nakal membuat semua Guru banyak istighfar. Menurut...