Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti
Budidayakan untuk coment~
Hari ini adalah hari Minggu, hari yang tepat untuk Naya menghabiskan waktunya untuk tidur. Akan tetapi tidurnya terusik saat tangan besar mengelus pipinya.
"ELANG!" pekik Naya kaget saat melihat tubuh Elang yang menindih tubuhnya, bahkan wajah Elang tepat dihadapannya.
"Apa sayang?"
Naya berusaha mendorong tubuh Elang agar menyingkir, tapi Elang tetap bergeming. Ia tidak bergerak sama sekali membuat Naya menjadi jengkel.
"Nyadar diri dong, Lo berat!!!"
"Aku kan ga nindih kamu, tapi kalo kamu mau di tindih juga gapapa"
Dengan kesal Naya mencubit pinggang Elang kuat membuat si empunya mengaduh kesakitan. Spontan Naya langsung mendorong tubuh Elang, ia bangkit dari tidurnya lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Elang berhenti mengaduh, cubitan Naya tidak sakit menurutnya. Tadi ia hanya akting saja untuk membuat Naya senang.
Sembari menunggu Naya mandi, Elang menatap sekeliling kamar Naya yang bernuansa pink. Terlihat rapih dan bersih. Fokus matanya menuju meja belajar Naya, ia pun berjalan ke arah sanah.
"Siapa ini cowok, gantengan juga gue" gerutu Elang saat melihat sebuah foto tertempel di grid wall.
Fokus Elang teralihkan pada sebuah foto gadis kecil yang tersenyum manis. Ah Elang tahu siapa ini, pasti Naya. Ia hafal betul wajah Naya saat kecil, benar-benar cantik.
Mendadak Elang tersenyum lebar saat di sebelah kanan meja terdapat foto Naya dengan dirinya saat kecil. Dengan pose Elang yang mencubit kedua pipi Naya, lalu Naya memasang wajah cemberutnya.
"Ngapain?"
Suara Naya mengangetkan Elang. Ia menatap ke arah Naya yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Liat foto masa kecil kita, ternyata kamu masih nyimpen"
"Jangan diliat" kesal Naya.
"Tipe suami idaman kamu seperti apa? Aku mau memantaskan diri"
"Yang lebih pinter ngaji daripada pabji"
"Alhamdulillah, untung Elang pinter ngaji"
"Mau ngapain lo kerumah gue sepagi ini?"
"Jalan-jalan dong Nay"
"Gabisa, gue ada janji sama Satria"
Elang yang mendengar ucapan Naya membulatkan matanya. Sejak kapan Naya dekat dengan Satria sang ketua basket. Sepertinya Elang harus menginterogasi Naya.
"Ngapain?"
"Pacaran lah"
Elang menatap Naya tajam membuat si empunya bergidik ngeri, ia tahu bahwa Elang saat ini pasti marah. Sebelum Elang mengamuk, buru-buru Naya lari keluar dari kamar menghampiri kedua orangtuanya dan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] 'Sequel MY POSSESSIVE HUSBAND' #Gen2 Bagi Kanaya Grethania Wijaya, bertemu kembali dengan Elang Darmawangsa adalah musibah bagi dirinya. Sifatnya yang nakal membuat semua Guru banyak istighfar. Menurut...