Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti
Budidayakan untuk coment~
Saat ini Elang menjadi uring-uringan, Naya masih mendiamkan dirinya karena kejadian kemarin. Ia tidak memberi nomer WhatsApp-nya pada perempuan kemarin, lalu dimana letak kesalahan Elang? Benar kata orang, lelaki selalu salah dimata perempuan.
Naya telah rapih dengan pakaian santainya. Ia berjalan ke arah meja rias, sedikit memoleskan make up natural pada wajahnya. Sedari tadi Elang terus mengoceh membuat telinga Naya panas rasanya.
"Pokoknya Naya ga boleh deket-deket sama laki-laki lain!"
"Boleh"
"GA!!!"
Naya terkekeh, menurutnya Elang sangat lucu bila sudah bersikap posesif seperti ini. Sedangkan Elang menatap kesal ke arah Naya.
Tanpa sepatah katapun ia berjalan keluar kamar meninggalkan Elang yang terus mengoceh. Elang mengerucutkan bibirnya, ia pun memutuskan mengikuti Naya dibelakangnya.
Sarapan pagi telah terhidang di meja makan, Bi Tuti yang membuatnya. Naya duduk di kursi, diikuti Elang disebelahnya.
"Bi Tuti udah makan?" tanya Naya.
"Nanti saja, saya belum laper" balas Bi Tuti.
"Kalo gitu saya pamit ke belakang dulu" lanjut Bi Tuti.
Naya mengangguk, ia pun mulai memakan sarapannya dengan tenang. Sesekali ia melirik ke arah Elang yang makan makanannya dengan kesal.
Sarapan mereka telah habis. Naya menyempatkan dirinya untuk membereskan piring-piring kotor lalu mencucinya.
"Ayo berangkat" ajak Naya seraya menenteng tas travel yang berisikan baju-baju dan segala keperluannya selama di Bandung.
"Sini Elang aja yang bawa" ucap Elang yang langsung mengambil alih tas travel Naya.
Sesudah berpamitan pada Bi Tuti, Elang dan Naya melangkahkan kakinya ke bagasi mobil. Mereka pun masuk ke dalam mobil. Setelah memasang sabuk pengamannya, Elang langsung tancap gas menuju sekolah.
"Kamu jangan deket-deket sama Satria. Kalo dia ngajak ngomong, cuekin aja. Terus kalo dia ngajak jalan keluar, jangan mau. Nanti pas berangkat, duduknya sama cewek aja jangan sama Satria. Aku bakalan telepon kamu setiap satu jam sekali" oceh Elang.
Naya memutar kedua bola matanya malas, see? Elang menyebalkan bukan? Padahal ia belum berangkat sudah seperti ini, apalagi jika ia sudah berjauhan dengan Elang.
"Kamu denger ga sih?" tanya Elang kesal.
"Iya!" balas Naya.
Elang dan Naya pun telah sampai di sekolah. Elang mengantar Naya menuju lapangan sekolah, disana terlihat beberapa siswa-siswi yang juga menenteng tas besar.
"Jaga diri baik-baik, inget apa yang Elang ucapin tadi di mobil. Jangan deket-deket sama Satria" pesan Elang.
Naya mengangguk, "jangan kangen" goda Naya.
"Ga bakalan" ucap Elang dengan pede.
"Yakin"
Elang mengangguk. Tidak lama pun bel masuk telah berbunyi. Setelah mengecup kening Naya sekilas, Elang melangkahkan kakinya menuju kelas.
Pak Gunawan selaku guru pembimbing peserta olimpiade pun menyuruh mereka untuk absen. Setelah absen, mereka diperintahkan masuk ke dalam mobil yang telah disediakan.
"Lo duduk sama siapa Nay?" tanya Satria.
Naya gelagapan, "gue duduk sama Lisa" balas Naya seraya menarik tangan Lisa, seorang siswi kelas 12 IPS 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]
Novela Juvenil[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] 'Sequel MY POSSESSIVE HUSBAND' #Gen2 Bagi Kanaya Grethania Wijaya, bertemu kembali dengan Elang Darmawangsa adalah musibah bagi dirinya. Sifatnya yang nakal membuat semua Guru banyak istighfar. Menurut...