Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti
Budidayakan untuk coment~
Naya berada disebuah pemakaman. Ia menaruh bunga diatas makam lalu menatap batu nisan yang ada dihadapannya saat ini.
"Hai, gimana kabar kamu... Aku harap kamu tenang di alam sana" ucap Naya lirih.
Naya menyeka air matanya yang menetes. Setelah selesai berdoa, ia melangkahkan kakinya meninggalkan makam tersebut. Tujuannya saat ini adalah Butik.
Naya adalah seorang desainer fashion terkenal. Setelah lulus kuliah, Naya membuka beberapa cabang Butik di kota-kota. Ia juga bekerjasama dengan Vania yang sekarang menjadi artis dan model. Sedangkan Dara, ia menjadi penulis novel. Sudah banyak karya-karyanya yang telah terbit.
"Hari ini butik ada kendala ga?" tanya Naya kepada Tania, tangan kanannya yang membantu Naya untuk mengurus butiknya.
"Ga ada kendala, semuanya lancar" jawab Tania.
"Kalo teman-teman saya nyariin saya, bilang saya ada di ruangan ya" ucap Naya diangguki Tania.
Naya pun melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Akhir-akhir ini moodnya benar-benar buruk. Ia memutuskan untuk membuat desain gaun.
Pintu diketuk, Vania dan Dara pun masuk lalu duduk di sofa. Naya pun bangkit dari duduknya dan menghampiri teman-temannya. Tidak lama pun Reza dan Saga masuk.
Naya mengernyitkan dahinya saat Reza menatapnya kesal, "kenapa?" tanya Naya.
"Lo kalo desain gaun buat istri gue jangan yang seksi-seksi dong, rugi di gue tapi untung buat laki-laki lain" gerutu Reza, sontak Naya tertawa.
"Cieee possesive banget sama Vania" goda Naya menaik turunkan alisnya.
"Wajarlah, gue suaminya" ucap Reza kesal.
"Nay, ke cafe yuk" ajak Dara.
Naya menatap Dara, "ngapain?" tanya Naya.
"Nongkrong aja, sekalian gue cari inspirasi buat nulis" jawab Dara.
Naya mengangguk, "boleh deh, tapi gue beresin kertas-kertas desain gue dulu" ucap Naya.
"Mau gue bantuin?" tawar Vania.
Naya menggelengkan kepalanya, "ga usah, cuma sedikit kertasnya" tolak Naya.
Naya pun membereskan kertas-kertas yang berantakan diatas meja kerjanya. Ia juga memakai sepatunya karena tadi sempat dilepas.
"Udah?" tanya Vania.
Naya mengangguk, "Kita mau ke cafe mana?" tanya Naya.
"Cafe Pelangi yang deket SMA kita dulu" jawab Dara.
Mereka pun berjalan beriringan keluar butik. Setelah semuanya masuk ke dalam mobil, Saga pun menjalankan mobilnya.
"Untungnya saja jalanan tidak macet, mereka bisa sampai di cafe lebih cepat. Naya pun keluar mobil diikuti teman-temannya.
Tiba-tiba seorang perempuan menghampiri Naya, "ini buat kamu" ucap perempuan tersebut seraya memberikan buket bunga mawar.
Naya mengernyitkan dahinya, "dari siapa?" tanya Naya.
"Nanti kamu bakalan tau" jawab perempuan tersebut lalu melenggang pergi meninggalkan Naya.
Naya menoleh kebelakang, ia terkejut saat tidak melihat teman-temannya. Mengapa mereka meninggalkan Naya sendiri di sini? Saat Naya mengecek mobil pun teman-temannya tidak ada. Ia pun memutuskan masuk ke dalam cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]
أدب المراهقين[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] 'Sequel MY POSSESSIVE HUSBAND' #Gen2 Bagi Kanaya Grethania Wijaya, bertemu kembali dengan Elang Darmawangsa adalah musibah bagi dirinya. Sifatnya yang nakal membuat semua Guru banyak istighfar. Menurut...