Tandai bila ada kesalahan dalam penulisan, akan Author perbaiki nanti
Budidayakan untuk coment~
Naya dan kedua temannya saat ini sedang berada di kantin. Tepat 5 menit yang lalu bel istirahat berbunyi.
"Mau pesen apa lo berdua?" tanya Dara.
"Gue mie ayam sama es teh. Kayak biasa ya, sambelnya 5 sendok" ucap Naya.
"Kalo sampe lo sakit perut, gue ga mau ya nemenin lo boker. Lama tau, bisa sampe satu jam" gerutu Dara diangguki Vania.
"Gue batagor sama es teh" ucap Vania.
Dara pun mengangguk. Ia berjalan meninggalkan teman-temannya menuju penjual makanan.
"Tumben Nay si Elang ga ngikutin lo" celetuk Vania.
"Paling juga bolos di rooftop"
Tidak lama pun Dara datang dengan nampan berisikan makanan yang mereka pesan.
"Kok sambelnya dikit sih" protes Naya.
"Sengaja, udah makan aja gausah protes" omel Dara.
Naya mengerucutkan bibirnya. Menurut Naya, mie yang saat ini ia makan tidak pedas dan entah kenapa malah hambar rasanya.
"Hambar, ga ada rasanya. Sambelnya kurang, gue mau ngambil dulu"
"Hambar lo bilang? Itu sambelnya tiga sendok bego" ucap Dara kesal.
Naya menggeser mangkoknya pada Dara, "lo cobain deh, hambar banget rasanya kayak hidup gue"
Vania memutar kedua bola matanya malas, "hidup lu enak Nay, mana mungkin hambar"
"Elang tawuran" ucap Saga datar yang tiba-tiba datang lalu duduk di sebelah Dara.
"Terus?" tanya Naya santai.
"Mati di UKS" jawab Saga datar.
Naya membelalakkan matanya. Buru-buru ia bangkit dari duduknya lalu berlari keluar dari kantin menuju UKS.
Naya melihat Elang yang terbaring di atas ranjang. Ia sangat terkejut saat melihat wajah Elang yang tampak babak belur. Dengan tergesa-gesa Naya menghampiri Elang lalu menjewer telinga Elang tanpa perasaan.
Elang yang sedang memejamkan matanya pun terkejut, "aduh sakit Nay"
"Enak tawuran?"
"Ampun Nay, janji ga akan tawuran lagi" lirih Elang membuat Naya merasa kasihan.
Naya pun melepaskan tangannya pada telinga Elang. Ia memperhatikan wajah Elang, terlihat darah dari sudut bibir Elang yang sudah mengering.
Naya mengambil kotak P3K lalu duduk di samping Elang. Elang yang paham apa yang akan dilakukan Naya pun mulai mendudukkan dirinya dengan perlahan karena tubuhnya sangat sakit.
Dengan telaten Naya membersihkan luka-luka di wajah Elang. Sesekali ia menekan lukanya karena kesal membuat si empunya meringis.
"Jangan di teken Nay, sakit" keluh Elang.
"Biarin. Siapa suruh tawuran, muka lo udah jelek tambah jelek. Gue aduin nanti sama Mami Bella" cerocos Naya.
Elang tertawa, "aduin aja, Elang ga takut"
Brakkk
Pintu terbuka, terlihat Aurell berjalan menghampiri Elang dan memandang sinis pada Naya.
"Awas lo" ucap Aurell seraya menarik tangan Naya, sehingga Naya bangkit dari duduknya.
Naya mendengus kesal, ia pun berjalan meninggalkan Elang dan Aurell di UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ANNOYING HUSBAND [TAMAT]
Fiksi Remaja[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] 'Sequel MY POSSESSIVE HUSBAND' #Gen2 Bagi Kanaya Grethania Wijaya, bertemu kembali dengan Elang Darmawangsa adalah musibah bagi dirinya. Sifatnya yang nakal membuat semua Guru banyak istighfar. Menurut...