Pagi yang sangat cerah untuk bermuram durja seperti ini, aku menghela nafas perlahan sambil memainkan jariku pada smartphone ku, sudah hampir satu tahun namun masih saja aku berharap kedatangannya masih saja aku mengharapkan pesan darinya namun aku sadar itu sangatlah mustahil, dia sudah sibuk dengan dunia nya sendiri mungkin dia sudah mempunyai kekasih sampai sampai sekedar mengatakan hai kepadaku saja tak sempat, kurasa aku terlalu lama berlarut larut dalam kesedihan ini namun bagaimana lagi sangat susah menghilangkan rasa kecewa,luka,dan amarah kepadanya, dia datang dan pergi sesuka hatinya,berkali kali aku disakitinya namun apa daya hati ini tak bisa melupakannya, inikah yang dimaksud cinta buta? atau aku yang terlalu naif dan bodoh?.
Aku pun meneguk teh yang dibuat oleh bibi marni, dia adalah pembantu di rumahku namun aku sudah menganggapnya sebagai ibu kedua ku. Dia telah merawatku sejak aku kecil, aku memang lebih sering ditemani bi marni daripada ditemani orangtuaku karena mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka, sampai sekarang pun mereka belum pulang dari Amerika.
"Kaakk kaak Mira,"
Suara yang sangat melengking dan bisa merusak gendang telinga itu adalah suara adikku Mita dia sering menggangguku namun ku akui kalo tidak ada mita mungkin aku sudah sangat kesepian di dalam rumah ini.
"Duh apasih gak usah pake teriak bisa kali," jawabku sinis.
"Ya maaf lah kak, ini nih liat mama barusan kirim e-mail kalo mereka mau ngirimin tiket ke amerika buat kita berdua," jelasnya.
"Hah? serius Mit?."
"Duarius kak."
"Akhirnya setelah sekian lama kita bisa nikmatin liburan sama mama dan papa."
"Ah iya kakak bener banget, aku jadi ga sabar, nanti malam kita harus telpon mama ya kak biar tau kapan kita bakal berangkat ke Amerika."
"Iya mita sayang nanti malam ya kakak telpon mama sama papa, sekarang kakak mau istirahat dulu."
"Istirahat? memangnya kakak abis ngapain? kerjaan kakak cuman makan tidur makan tidur nanti kalo gendut gimana hayo?."
"Duh adik kakak satu ini banyak omong ya," kataku sambil mencubit pipinya.
"Ahhh kakak lepasin sakit tau!! bi Marni kak Mira cubit pipi aku lagi," kata Mita sambil merengek.
Aku pun langsung lari masuk ke dalam kamarku, huh aku menghela nafas, ini adalah kesempatanku untuk melupakannya, aku akan melakukan hal hal baru aku akan bertemu orang baru dan kupastikan aku akan sangat menikmati liburan kali ini.
***
"Kak kak Mira kak buka pintunya kak," teriak Mita.
"Duh apasih mit kakak barusan juga istirahat," keluhku.
"Kak mira itu udah tidur dari jam setengah tujuh sampai jam 10, masih kurang?."
"Hah? selama itu kah aku tidur? yawn tapi aku masih mengantuk."
"Kakak jangan tidur lagi gimana kalo kita telpon mama sekarang aja aku udah bener bener gak sabar."
"eh... Iyadeh ayo telpon mama kakak juga gak sabar."
Kami pun menuju ruang tamu, kuambil gagang telpon kuno yang sudah ada di rumah ini bahkan sebelum aku lahir, ku pencet nomor telpon mama dan akhirnya pun tersambung.
"Halo Mama?," sapaku sedikit ragu.
"Halo? ini Mira anak mama ya? Mita mana?."
Hanya dengan mendengar suara mama di seberang sana saja hatiku merasa sejuk, apalagi sebentar lagi aku akan bertemu dengannya dan merasakan kehangatan yang selalu ia berikan kepada kami.
"I'm here ma." Sahut Mita.
"Oh hi darling mama kangen banget sama kalian berdua."
"Kita berdua juga kangen sama mama." Kataku dan Mita.
"Oh ya soal trip ke Amerika kalian sudah bisa berangkat besok semuanya sudah mama siapkan."
"Mama sudah menyiapkan semuanya? ah makasih ma." Kataku.
"Iya nanti kalo kalian nyiapin sendiri pasti kerepotan, no problem sweetheart i got to go now bye darling love you guys so much, oh yeah i almost forget one thing your dad is working a big project but he told me to say hi for you guys he miss both of you so much."
"Ah really? kita juga kangen banget sama papa ma."
"Well i'll tell your father later okay bye hunny."
"Bye mum we love you."
Akhirnya aku berkesempatan untuk menghabiskan waktu liburan bersama mama dan papa aku sangat merindukan mereka meskipun mereka sering mengecewakanku karena mereka tak pernah hadir untukku, tapi aku sadar satu hal mereka pasti melakukan hal ini demi kebaikanku dan adikku, tapi menurutku mereka bekerja terlalu keras, sering kali aku memikirkan bagaimana kesehatan mereka, namun hanya sesekali saja aku bisa menghubungi mereka karena jadwal mereka yang sangatlah padat, akan tetapi semakin lama aku semakin terbiasa dengan keadaan ini, meskipun banyak yang mengatakan orangtua ku tak peduli denganku maupun Mita, mereka meninggalkanku, mereka tidak mau bertemu denganku, ah itu semua hanya bualan saja aku yakin orang orang itu hanya suka mencampuri urusan orang lain, seperti tak punya kehidupan sendiri saja.
"Kak kakak kenapa ngelamun?."
"Ah gapapa kok,oh ya berarti besok kita sudah bisa berangkat ya."
"Iya kak aku seneng banget sumpah, akhirnya bisa ketemu mama sama papa."
"Iya Mit, gimana kalau sekarang kita packing barang barang yang kita butuhin buat di Amerika biar nanti bisa santai santai."
"Okeh kak aku ke kamar dulu ya."
"Iya kakak juga ga sabar yaudah sana cepet packing."
"Siap kapten."
Mita lucu sekali, kadang menjengkelkan kadang sangat menyenangkan bahkan seringkali dia menghiburku dengan kepolosannya, aku mungkin kadang terlihat dingin atau sinis kepadanya namun sungguh aku ingin mengatakan bahwa aku sangat menyayanginya dan aku selalu peduli kepadanya apapun yang terjadi. Aku pun bergegas menyiapkan semua barang barang yang kubutuhkan untuk kubawa liburan kali ini.
"Neng mira."
"Iya bi masuk aja gak dikunci kok."
"Eh anu saya eh."
"Bi Marni mau ngomong apa sih?."
"Bi Marni cuma mau ngomong kalau bi Marni bakal kangen banget sama neng mira dan neng mita."
"Aww bi Marni," kataku sambil memeluknya.
"Bi Marni sendirian deh jadinya."
"Ah bibi kita kan di Amerika paling cuman seminggu, bibi manja ih haha," kataku menggodanya.
"Ya kan bibi sudah terbiasa ngerawat kalian."
"Haha yaudah yaudah kita gak bakal lama kok bibi tenang aja ya."
"Iyadeh neng yaudah bibi tinggal dulu ya neng istirahat aja biar besok tetep fit."
"Hehe oke bi abis selesai packing aku langsung istirahat kok."
Bibi Marni pun meninggalkan kamarku, aku sebenarnya tak tega meninggalkannya sendirian, bi Marni sudah menganggap aku dan Mita sebagai anak sendiri jadi tak heran kalau Bi Marni tidak siap untuk kami tinggal padahal kan kita cuma liburan seminggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Made in the USA
Romance"No matter what the people say, I know that we'll never break Cause our love was made, made in the USA" - Demi Lovato (Made In The USA) Pernahkah kamu merasa sangat kesusahan untuk melupakan sesorang? dan kamu selalu berpikir he's the one but he's n...