Mew pov.
______________Saat ini aku sedang sarapan dengan keluargaku. Aku kembali ke rumah, karena ini memang akhir pekan. Gulf juga sibuk membantu nenek nya, jadi aku tak mengajaknya.
Padahal mamah ingin sekali bertemu dengan nya, katanya mamah merindukan pacarku itu.
Hanya ada suara benturan sendok dan piring saja. Masih ingat kan aturan di meja makan rumahku? Nah seperti itu.
Setelah beberapa menit, kami pun menyelesaikan sarapan ini.
"Masakan mamah selalu enak" puji nong ku kepada mamah sambil mengacungkan kedua jempol nya.
Mamah pun tersenyum ke arah nong,
"Selalu mantap sayang.." puji papa juga,
Mamah lalu bersikap seperti orang salah tingkah di depan keluarga nya ini.
"Masakan yang aku rindukan hehe, aku di apartemen hanya mampu membuat telur dadar dan mi instan saja" kataku lesu, kemudian mamah pun mengelus tanganku yang ada di atas meja.
"Terima kasih sayang sayangku" ucap mamah. Lalu mamah terpokus dengan diriku. Ada apa?
"Kenapa kau tak mengajak Gulf saja untuk tinggal bersama mu hm?" Tanya mamah.
Aku menggeleng kan kepala, "tak mungkin mah, Gulf tinggal dengan nenek nya. Kasian sudah tua renta, masa Mew ajak gulf buat tinggal bersama" kataku menolak.
"Aow! Benarkah? Yasudah kamu belajar masak saja dengan mamah" ucap Perth. Yeeeee sibuk saja nong ku ini.
Mamah dan papa malah tertawa. Aku tak tahu apa yang mereka tertawaan.
Ah iya, keluarga ku memang sudah tau tentang hubungan ku dengan Gulf. Aku kan mengunggah foto kami di villa pas itu.
Mamah tak henti hentinya menggoda ku. Astaga.
Papa yang sedari menyimak pun angkat bicara. "Mah, tadi katanya mamah bermimpi?"
"Hah? Mamah mimpi apa?" Tanya ku dengan nong bebarengan.
Mamah memasang wajah sendu, mungkin mimpi nya kurang baik.
"Yasudah kalau memang belum mau cerita. Nanti saja mah" ucap papa lalu kembali memakan melon itu.
Aku dan nong hanya memandang mamah heran. "Apa yang mamah mimpikan?" Tanya ku pelan.
Mamah mengambil napas dalam, "aku bermimpi bertemu dengan nong mu Mew," ucap mamah. Mamah langsung shock dan bernapas tidak stabil.
Kami bertiga pun terkejut, apakah ini pertanda kalau nong ku yang satu itu memang masih hidup?
Astaga kemana dia? aku merindukannya. Kenapa rasa ini datang bersamaan dengan rindu ku pada Gulf.
Papa pun langsung menggenggam tangan mamah erat, lalu menyodorkan segelas air putih. Lalu mamah meneguk air itu.
"Terima kasih pa" mamah menggenggam erat tangan papa.
"Mamah bertemu dengan nya, tubuhnya tinggi, mungkin sepantaran dengan Mew, lalu wajah nya tampan, dan baik juga perilakunya"
Aku dan nong hanya mendengarkan cerita mamah. Aku masih ingat wajah bayi nong ku itu, tapi aku tak tahu dengan wajahnya yang sekarang.
____________________________
Flashback on!.
Aku sekarang masih berusia enam tahun, aku masih kecil untuk mengingat wajah seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA! ✓[COMPLETED]
Fanfictionwarning 🔞 ______________ s2 sedang dalam pengetikan. mewgulf merupakan seorang senior dan junior. namun seiring berjalan nya waktu, mereka merasakan adanya hal aneh yang menggelitik saat saling menatap. namun setelah itu, mereka mau tak mau harus...