"Heum.. jadi.. sekarang kau ceritakan saja kisah hidup Gulf, nyonya Kanawut" titah kakek Suppasit.
Nenek Kanawut hanya diam dengan memainkan jarinya, meremas nya kuat kuat untuk memberikan semangat pada diri nya sendiri.
"Nyonya?.. bagaimana? Saya ajak bicara ko malah diam saja" sindir kakek Suppasit.
Nenek Kanawut pun mengambil napas dalam dalam lalu mulai menetralkan dirinya. "Sebenarnya saya nenek angkat Gulf....."
Semua orang yang didalam pun tersentak kaget, lalu nenek Kanawut melanjutkan cerita nya yang terpotong itu.
"Apa kalian janji untuk tidak memberitahu Gulf?" Tanya nenek Kanawut.
Semua orang pun menganggukam kepala, ntah itu mengiyakan apa karena terlalu ingin tahu soal diri Gulf.
Lalu nenek Kanawut pun melanjutkan lagi, " Saya menemukan Gulf di dalam kardus yang ntah orang tua mana yang tega melakukan itu kepada anaknya. Saat itu saya sedang hendak pergi ke pasar.... namun saya mendengar suara tangisan bayi.... saya menoleh dan melihat ke samping rumah, dan saat saya menghampiri kardus itu, saya begitu terkejut karena melihat seorang bayi yang di telantar kan oleh orang tuanya. Ahhh.. sebenarnya saya tidak tau, apakah orang tua nya yang membuang bayi itu apa bukan. Saya tidak tau.... Karena saya hidup seorang diri, jadi saya bertekad untuk merawat bayi mungil itu dan tidak memberikan nya ke panti asuhan. Karena menurut saya, saya mampu menghidupi bayi ini. Dan akhirnya saya berikan nama untuk bayi mungil ini dengan nama Gulf, kanawut sebagai marga nya. Saya merawat Gulf dengan sepenuh hati seperti anak sendiri. Kenapa saya tidak menjadikan nya anak saja? Kenapa malah saya jadikan cucu....? Karena saya yakin, cucu akan lebih baik dari pada anak. Karena Gulf akan curiga kalau saya menjadi orangtuanya. Dan saat Gulf bertanya dimana orang tuanya? Kenapa dia belum pernah bertemu dengan mereka? Maka saya akan menjawab kalau orang tua nya kini telah tiada. Saya memang telah banyak berbohong pada Gulf, namun itu untuk kebaikan saja... Jadi saya melakukan itu semua agar bisa terus merawat diri Gulf..." Cerita nenek Kanawut. Semua orang yang berada di sini pun menatap sedih setelah mendengar kisah hidup Gulf.
Namun kakek malah tersenyum miring setelah mendengarnya.
"Lalu.. Gulf benar benar percaya saat kau bilang orang tua nya telah tiada?" Tanya kakek Suppasit.
Nenek Kanawut pun mengangguk mengiyakan.
"Heum.. kenapa kau tidak mencari data diri Gulf saja, semisal... Tes DNA atau apa saja yang bisa untuk mengetahui dimana keluarga nya berada"
"Bagaimana mau mengajaknya untuk tes DNA, kalau saya tidak tau orang mana yang akan tes bersama diri Gulf" kata nenek menaikkan nada bicaranya. Yahhh dan jangan lupakan. Air mata itu masih terus mengalir seiring nenek Kanawut bercerita tadi.
"Oke.. selesai Gulf sembuh, Gulf akan kami bawa untuk tes DNA bersama papa Mew" ucap kakek sambil menunjuk tuan Suppasit.
Nenek Kanawut menatap heran kakek Suppasit, maksud nya apa? Kenapa dengan tuan Suppasit?
Yang di tunjuk pun merasa heran. Alisnya menaut menandakan kebingungan yang belum tuan Suppasit pahami.
"Saya yah?" Tanya tuan Suppasit sambil menunjuk dirinya. Kakek pun hanya menganggukkan kepala nya.
"Nyonya Kanawut, kalau semisal Gulf bertemu dengan keluarga nya, apa kau ikhlas jika Gulf harus ikut dengan keluarga nya dan meninggal kan mu sendirian?" Tanya kakek lagi. Nenek Kanawut pun menghela nafas kasar. Mungkin fikiran nenek Kanawut benar, jika Gulf bertemu dengan keluarga nya, nenek Kanawut akan sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA! ✓[COMPLETED]
Fanfictionwarning 🔞 ______________ s2 sedang dalam pengetikan. mewgulf merupakan seorang senior dan junior. namun seiring berjalan nya waktu, mereka merasakan adanya hal aneh yang menggelitik saat saling menatap. namun setelah itu, mereka mau tak mau harus...