"Mah, Perth mau ke kamar dulu, ada tugas baru yang harus Perth selesaikan" kata Perth lalu berjalan menuju lantai dua.
Tuan dan nyonya Suppasit beserta nenek dan kakek Suppasit pun mulai berbincang bincang secara random. Yah mereka pasti merindukan satu sama lain.
"Bagaimana, apa kau sudah menyuruh mereka untuk menjauh?" Tanya kakek yang hendak menyeruput teh hangat nya itu.
Nyonya Suppasit yang sedang terfokus dengan gelas didepannya pun menoleh ke arah kakek dan wajah nya kini menunjukan ekspresi yang sedih.
"Sudah yah" jawab nyonya Suppasit dengan wajah yang masih dengan ekspresi sedih. Sebenarnya nyonya Suppasit tidak tega melakukan nya. Namun kakek selalu meyakinkan untuk tidak merestui hubungan Mew dan Gulf.
"Bagus kalau begitu" jawab kakek lalu mulai meneguk secangkir teh hangat buatan nyonya Suppasit.
"Sebenarnya apa yang ayah pikirkan, sehingga menyuruh ku untuk menjauhkan Mew dan Gulf? Sebenarnya aku sangatlah sedih disaat melihat mereka menjauh seperti ini" keluh nyonya Suppasit. Air mata nya kini mengalir begitu deras. Merasakan kepedihan untuk anaknya.
Kakek hanya memandang anak nya lalu mengedarkan pandangan ke arah lain.
Nenek pun meraih punggung sang nyonya untuk memberikan semangat supaya anaknya ini tidak menangis.
"Hushh, sudahlah nak tidak usah menangis.... tidak apa jangan menangis ok" ucap sang nenek. Lalu melirik ke arah suaminya.
"Sebenarnya apa yang kau pikirkan?" Tanya nenek pada kakek. "Kau tak tau? Tunggu waktunya kau pasti akan tau!" Jawab sang kakek lalu berdiri meninggalkan ruang keluarga.
Tuan, nyonya dan nenek pun terheran heran dengan sikap sang kakek. Tuan suppasit pun memberikan secangkir coklat panas kepada istrinya. "Sudah jangan sedih, kalau mereka berjodoh pasti akan baik baik saja" ucap tuan Suppasit, sambil memberikan usapan halus di rambut istrinya.
Nenek pun tersenyum melihat betapa romantis nya anak dan menantunya ini. Lalu nenek meninggalkan mereka berdua dengan menggerakkan kursi roda yang ia tunggangi.
____________________________
Ke esokan harinya Perth sudah berpamitan untuk keluar dengan Mark. Sebenarnya Perth nampak suntuk di rumah saat kedatangan kakek dan nenek nya. Dulu, saat nenek dan kakek mengunjungi nya, Perth akan sangat bahagia, namun berbeda dengan sekarang. Perth rasa kakek terlalu ikut campur dengan urusan phi nya. Sehingga Perth sedikit takut jika kakek juga ikut campur dengan urusannya. Maka lebih baik dia meninggal kan rumah saja seperti phi Mew.
"Perth pergi, Sampai jumpa nanti mah, pah" kata Perth lalu melesat ke pintu keluar dan mulai mengendarai mobilnya.
"Astaga anak itu" ucap tuan Suppasit yang masih melihat ke arah pintu.
"Biarlah pah, itu kebahagiaan nya jadi kita tidak perlu mengkhawatirkannya" ucap nyonya Suppasit yang duduk disebelahnya.
"Nak...." suara kakek terdengar menandakan adanya orang itu di sini. Kakek sedang berjalan menghampiri tuan dan nyonya yang sedang bersantai di kursi ruang tamu.
"Kenapa yah?" Tanya nyonya Suppasit.
"Apa kita bisa bertemu dengan orang tua Gulf?" Kata kakek. Nyonya pun sedikit terganggu dengan pertanyaan kakek.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERNYATA! ✓[COMPLETED]
Fanfictionwarning 🔞 ______________ s2 sedang dalam pengetikan. mewgulf merupakan seorang senior dan junior. namun seiring berjalan nya waktu, mereka merasakan adanya hal aneh yang menggelitik saat saling menatap. namun setelah itu, mereka mau tak mau harus...