[ EXTRA PART ! ]

9.3K 404 11
                                    

Seminggu kemudian, aku tinggal di rumah keluarga Suppasit. Rumah orang tua ku. Kakek dan nenek Suppasit juga ada disini. Mereka akan pulang besok lusa.

Saat aku bersimpangan dengan kakek. Aku selalu menyapa nya. Namun beliau sama saja tetap mengabaikan ku.

Aku pun masih terheran. Apakah sampai segitunya kakek membenci ku.

Aku pun akhirnya menanyakan hal tersebut. Saat ini kakek ada di teras rumah. Beliau duduk di kursi depan rumah sambil membaca koran dan menikmati secangkir kopi.

Aku yang sedang turun dari tangga pun melihat kakek dan segera menghampiri nya.

"Kek..." Sapa ku pada diri nya. Kakek yang tadi terpokus dengan koran yang dipegangnya kini menoleh ke arah ku.

Aku yang masih berdiri itu pun bertanya. "Boleh kah aku duduk disini dan menanyakan hal kepada kakek?" Tanya ku. Kakek melihat ku aneh lalu beliau terpokus lagi dengan korannya.

"Hmm! Duduk lah". Aku yang mendapat itu pun langsung duduk di samping kakek dan mengamati setiap gerakan kakek.

Kakek yang tersadar pun marah kepada ku. "Ada apa Gulf? Kenapa kau mengamati ku seperti itu?" Katanya yang risih terhadap perlakuan ku.

Aku hanya terkekeh, "hehe tidak ada. Kenapa kakek sangat yakin kalau aku adalah Nattarin Suppasit?" Tanya ku padanya.

Kakek yang mendengar pun terkejut. Lalu segera meletakan koran tersebut di atas meja sana. Dan segera meneguk kopi miliknya.

Aku masih menunggu jawaban kakek. Karena aku sungguh sungguh ingin tahu.

"Kenapa kau menanyakan itu?" Tanya kakek kepadaku. Aku hanya mengendikan bahu ku. "Aku hanya ingin tahu saja kek" jawab ku seadanya.

Kakek pun mengambil napas dalam dan memejamkan mata nya. "Karena bibir dan matamu mirip dengan ku. Saat aku melihat kau aku teringat pada cucu ku yang masih bayi itu" ucapnya kemudian.

Seperti yang aku rasakan. Saat pertama kali melihat kakek. Kakek terus mengamati ku, dan aku juga sadar tentang bibir dan mata kami yang mempunyai kemiripan.

"Lalu setelah semua terbukti kalau aku adalah putra Suppasit. Kenapa kakek malah mendiami ku. Dan terus mengancam ku untuk putus dengan phi Mew?" Tanya ku yang ntah masih terdapat sopan santun apa tidak. Aku tidak tau.

Kakek menatap mataku tajam, "hei! Jaga omongan mu!" Ucapnya penuh penekanan.

Aku pun tersenyum ke arah kakek. "Katanya kalau benar benar ketiga saudara ini berkumpul, akan menjadi pria kebanggaan keluarga Suppasit. Namun kenapa saat ketiga pria ini berkumpul, ada satu orang yang tak mendapat kepercayaan? Selalu saja didiemin sama kakek nya. Hehe miris sekali" kekeh ku diakhir kalimat, menandakan aku sangat sakit hati sekali.

Kakek hanya menatap ku dalam dengan wajah yang masih menahan amarahnya itu.

"Aow..! Maaf kek aku sudah lancang kepadamu" jelas ku padanya. Lalu aku bangkit dari duduk ku.

"Maaf sekali sudah mengganggu waktu kakek bersantai, aku akan ke kamar dan membereskan kamar. Terimakasih dan aku minta maaf kek" lalu aku berjalan meninggalkan kakek yang masih menatap ku tajam itu.

______________________________________

Dipagi hari nya, aku, phi Mew dan juga nong Perth harus berangkat ke kampus.

Ketiga teman ku juga sudah aku kasih tau kabar terbaru, kalau aku memang anak dari keluarga Suppasit. Dan yah... Sama... mereka bertanya, kenapa mamah dan papa merestui hubungan kami, Sedangkan kami sudah terbukti kalau aku dan phi Mew adalah phi nong.

TERNYATA! ✓[COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang