26 [ GO BACK HOME ]

5.4K 402 13
                                    

Gulf pov.
_____________

Phi Mew sudah dua hari ini bermalam di rumah ku. Aku masih saja enggan berbicara dengan nya. Aku begitu kebingungan dengan ego ku yang sangat besar ini. Padahal aku begitu merindukan nya. Berbincang dengan nya seakan lidah ku kelu dan yahhhh... Aku hanya bisa terdiam seperti orang bodoh saja.

Phi Mew terus merawat ku. Padahal aku sering kali memarahi dirinya untuk pergi meninggalkan ku. Namun apa yang aku dapat? Rasa sakit setelah mengucap kata kata yang sangat horor itu membuat ku membenci diri ku sendiri.

"Gulf, ayo makan dulu" phi Mew berjalan ke arah ku dengan nampan di tangan nya yang berisi semangkok bubur, segelas air putih dan obat obatan yang pahit rasanya.

Aku yang sedang rebahan pun menoleh ke arah nya dan membiarkan phi Mew duduk di samping ku.

Nampan tersebut ia letakan di meja kecil. Phi Mew mengelus rambut ku halus. Aku yang diperlakukan seperti itu sebenarnya sangat sangat bahagia. Namun, yahhhh... Kalian pasti tau apa yang ada di pikiran ku.

Phi Mew selalu mendesak kepada ku untuk membicarakan semua nya yang aku alami, namun aku selalu teringat kalau aku tidak boleh membicarakan nya dengan phi Mew.

Ya sudah, jadinya seperti ini saja. Untung phi Mew masih mau merawat ku. Aku tak tahu apa jadinya nanti setelah aku sudah sembuh. Aku tak tahu lagi.

"Gulf, kenapa sering kosong pikirannya hm?" Tanya nya sambil meraih punggungku untuk membantu ku bangun. Sial. Aku lemah sekali.

Aku tidak menjawabnya. Namun senyuman itu tercetak di wajah tampan phi Mew.

Aku tersenyum di dalam hati.

Phi Mew mulai mengambil semangkok bubur itu untuk menyuapi ku. Aku pun menurut saja. Karena perut ku begitu kosong, dan aku sangat lapar.

Saat aku sedang makan, begitu hening suasana di kamar ku ini. Aku tak suka keheningan jika sedang bersama dengan orang ini.

"Gulf" ahhh akhir nya phi Mew mengeluarkan suara nya.

Aku pun mendongak ke arah nya.

"Kau tau? Aku sangat merindukanmu" ucap nya. Aku pun menautkan alis ku keheranan.

"Yah walaupun aku selalu di sisimu, aku merasa kalau aku sangat merindukanmu" jawab nya lagi. Aku pun merasakan panas di pipiku.
Sialan pasti memerah. Aku tak suka.

"Hmm.. ya sudah ayo lanjutkan makannya. Setelah ini kamu harus minum obat" katanya lalu menyendokkan bubur hangat itu ke mulut ku.

Aku merasa perut ku sudah penuh. Saat phi Mew hendak menyuapiku aku pun menolak nya dengan menggelengkan kepala ku. Phi Mew yang paham dengan penolakan ku akhirnya meletakkan semangkok bubur itu di atas meja kecil.

"Pahh, minum obatnya, kau akan segera sembuh kalau kau mau meminumnya" ucap phi Mew yang mengambil tablet obat itu dan memberikan nya kepadaku. Aku pun menerima obat itu dan mulai menelannya meski rasanya yang pahit ini.

Sial. Pahit sekali, apalagi saat melewati tenggorokan ku. Huh! Aku tak suka!

Setelah meminum obat, tangan phi Mew terulur menyentuh dahi ku. Aku yang malu merasakan panas di seluruh tubuh ku. Ntah kenapa sentuhannya begitu membuat ku mabuk saja.

"Kabar baik, demam mu akan segera sembuh" lalu phi Mew tersenyum ke arah ku.

Setelah itu phi Mew bangkit dari duduknya dan mengambil nampan yang berisikan perkakas makan ku lalu berjalan menuju pintu kamar.

Aku tersenyum saat phi Mew sudah tak nampak di depan sana. Aku tau, aku tau kalau phi Mew sangat mencintai ku. Seperti hal nya aku. Tapi mamah... Yahh aku selalu memikirkan nyonya suppasit yang menyuruhku untuk menjauhi phi Mew.

TERNYATA! ✓[COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang