Masih POV Bara
Setelah menemani Tiara ke supermarket yang tentu saja gue yang bayar akhirnya selesai juga belanjanya. Namun saat ingin melajukan mobil, gue gak sengaja ngelihat Audrey baru keluar juga dari supermarket
Kemudian Audrey memasuki sebuah mobil, gue menajamkan pengelihatan gue untuk melihat plat milik mobil tersebut dan alhamdulillah ternyata itu mobil Audrey sendiri.
Gue pun mengawal Audrey dari belakang tanpa ia ketahui
"BaBar kenapa ngikutin mobil itu?" bingung Tiara
"Mobil calon kakak ipar mu itu" ucap Gue dengan mata yang fokus menghadap depan
"Terus?"
"Dia sendirian ya gue ikutin lah ntar kenapa-kenapa lagi"
"Ahh soswitt pengen punya pacar juga" mendengar ucapan Tiara, lantas gue melotot sebentar kearahnya
"Heh lo masih bocah mau pacaran gila lo" ucap gue sengit
"Apanya yang bocah ha sebentar lagi gue mau masuk SMA" balasnya tak kalah sengit
"Ya sama aja lo bocah tetap"
"Bangg pliss pengen punya pacar jugaa" ucapnya memohon
"Gak boleh pacaran pacaran"
"Lo sendiri pacaran" ucapan Tiara membuat gue terdiam sesaat
"Gue sudah besar kalau lo masih bocil" ucap gue agak ngegas
"Tapi kan bentar lagi gue masuk SMA" ucapnya lirih
"Tetap gak boleh"
"Lo aja sudah suka sama kak Audrey dari masih TK/SD tapi gue mau masuk SMA malah gak boleh. Gak adil tau" Ucap Tiara sambil menahan tangisannya.
Gue pun memberhentikan mobil gue dipinggir jalan setelah melihat mobil milik Audrey sudah memasuki perkarangan rumahnya.
"Gini Tiara, kamu adik abang satu-satunya abang gak mau nanti kamu disakiti sama laki laki diluaran sana. Setelah Papa pergi untuk selamanya, kamu dan mama menjadi tanggung jawab Abang. Abang gak mau salah satu dari kalian disakiti. Itu sebabnya abang belum izinin kamu untuk pacaran. Abang pasti izinin tapi gak sekarang. Ngerti?" ucap gue sambil menangkup pipi Tiara yang basah akibat menangis
"Tiara ngerti bang, maaf Tiara begitu terobsesi pengen pacaran"
"Gapapa, Tiara mau denger gak sebuah cerita" tanya gue
"Cerita apa?"
"Dulu dikelas abang ada murid baru cewek dia itu gendut tapi manis karna dia punya lesung pipi di pipi kanan dan kirinya. Abang sempat ngebully dia bersama teman abang tanpa mikirin perasaan cewek itu. Abang gak ngebully pakai fisik tapi pakai ucapan yang abang tau pasti menyakitkan dihatinya. Selang beberapa hari bahkan minggu kemudian, abang mengetahui sesuatu bahwa cewek tersebut ada hubungannya dengan masa lalu abang.
Antara abang, Evin, Cia dan Lia. Abang ngerasain sesuatu dan ternyata cewek yang abang bully tersebut merupakan Cia. Abang sangat sangat menyesal karna membully-nya. Abang pun minta maaf dengannya walau abang tau tidak mudah untuk maafin kesalahan abang yang membuat batinnya sakit tapi dia maafin. Beberapa hari kemudian kami pacaran namun slalu ada tantangan di hubungan kami. Dimulai dari seorang adik kelas yang terobsesi dengan abang, setelah itu murid baru yang membenci Audrey karna ayah Audrey menjebloskan papanya ke penjara. Ayahnya Audrey menjebloskan papa cewek itu karna papanya korupsi. Dan terakhir mantan Abang, Evin dan Bagas datang.
Kamu pasti kenal kan sama Lily mantan abang?" tanya gue sambil mengambil nafas karna kelelahan bercerita panjang
"Nenek sihir itu ya? Masih hidup dia?"
"Dia kembali dan waktu Liburan kemarin, dia merencanakan akan memasukkan obat perangsang di minuman abang serta sahabat abang. Namun dengan mudah Audrey mengetahui rencana busuk Lily dan dengan mudahnya juga Audrey menggagalkannya. Setelah liburan kemarin, dia menghilang bagai ditelan bumi. Dan abang berharap gak bakal ada lagi yang mengganggu hubungan abang" ucap gue panjang × lebar.
"Sekarang kita pulang ya ra, abang gak mau nanti kamu disakiti sama cowok makanya abang gak izinin kamu paca..ran" ucap gue kembali menghadap Tiara dan ternyata dia telah terlelap menuju alam mimpinya
"Gue cerita panjang lebar dia malah tidur? Parah sih." gumam gue dan melakukan mobil menuju rumah karna hari makin larut.
Setelah menempuh kurang lebih 15 menit, gue pun sampai dan Segera mempakirkan mobil gue.
"Dek, bangun sudah sampe" ucap gue sambil menepuk pipi Tiara pelan
"Ughh" gumam Tiara, bukannya bangun dia malah kembali tidur dan mencari posisi yang nyaman
"Gendong aja deh" gumam gue
Gue pun mengendong Tiara, dengan susah payah mengetok pintu akhirnya mama gue bukain juga
"Tiara kenapa?" tanya mama Diana
"Tidur ma" jawab gue
"Bawa ke kamarnya aja deh. Oh iya belanjaan Tiara mana?"
"Di mobil ma, buka aja gak dikunci pintunya. Bara langsung keatas ya ma Tiara berat soalnya" ucap gue dan segera berlalu membawa Tiara ke kamarnya. Sialnya kamar Tiara berada dilantai dua bersebelahan dengan kamar gue
Setelah meletakkan Tiara diatas kasurnya, gue pun segera menuju kamar gue untuk istirahat
"Pegel banget badan gue" ucap gue ntah pada siapa. Tak lama kemudian gue pun terlelap tanpa mengganti baju.
*****
Yeyy up lagii
Terima kasih untuk 1,16k pembaca🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
AUDREY
Teen Fiction{SELESAI} Sebelum Baca, Jangan lupa Follow dulu yuk "Lo jahat Bara, apa salah gue coba sampe lu gini sama gue. Lo gak mikir gimana perasaan gue saat lu menjelek-jelekkan gue. Gue sakit tapi gue sadar gak ada yang peduli sama gue" "Tapi bukan gue. Ag...