Tiga Tujuh

1.4K 60 1
                                    

"Mau pesen apa?"

"Seblak" ucap Audrey, Manda dan Nia dengan mata berbinar

"NO" balas Bara dkk

"Harus makan nasi, ini sudah jam makan siang soalnya"

"Yaudahh"

"Bu, saya nasi sama chicken katsu ya bu minumnya pop ice cokelat" ujar Audrey ke ibu-ibu yang berjualan di kantin tk ini

TK pun punya kantin

"Samain, tapi minumnya jadi teh es kalau saya bu" ujar Bara

"Samain kaya Audrey" ucap Manda dan Nia

"Kita juga samain kaya Bara"

"Bu jadi nasi dan Chicken katsunya 6, pop ice coklat 3 dan teh es 3."

"Ada lagi?"

"Gak bu makasih"

"Tadi katanya pesen teh anget terus kenapa malah jadi mesan pop ice hm?" Tanya Bara membuat Audrey menyengir polos

"Lupa"

Sambil menunggu pesanan mereka, mereka pun sibuk bertukar cerita, bercanda tawa, tanpa adanya kesedihan untuk saat ini.

Aku merasa sangat beruntung bisa mengenal seseorang yang begitu sulit bagiku untuk mengucapkan selamat tinggal.

Meskipun ratusan kilometer mungkin ada di antara kita, kita tidak pernah berjauhan. Untuk sebuah persahabatan jarak bukanlah pengukur, persahabatan diukur oleh hati.

*****

"Bu kami pamit ya, mau balik lagi ke sekolah"

"Hati hati ya semua"

Mereka semua pun menyalimi tangan bu Desi, guru TK mereka satu persatu. Audrey dan Nia tak lupa memeluk guru TK mereka ini.

"Sampai jumpa bu" ujar mereka dan segera memasuki mobil milik cowok masing masing

Di mobil Bara

"Mau kemana lagi abis dari sekolah nanti?" tanya Bara

"Pulang deh capek" jawabnya

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sekolah. Terlihat parkiran yang lumayan sepi karna memang jam pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Yang tersisa hanyalah kendaraan milik murid yang mengikuti ekskul.

Setelah mengambil tas masing-masing, mereka pun kembali menaiki mobil dan segera pulang karna begitu melelahkan.

"Langsung pulang ya Al" pinta Audrey

"Siap tuan putri" balas Bara sambil mengacak pelan rambut Audrey

"Al aku takut ayah kenapa napa. Cuman ayah dan Via yang aku punya sekarang" ujar Audrey sendu

"Hey, aku ada di sini. Sahabat serta sepupu kamu akan slalu disamping kamu. Udah ya jangan banyak pikiran." ujar Bara menggenggam lembut tangan Audrey membuat Audrey merasakan sengatan hangat.

Tanpa sadar, Audrey merasa mengantuk mungkin efek kelelahan. Ia terlelap dengan tangan yang masih menggenggam tangan Bara

"Tidur ternyata" gumam Bara, dia memberhentikan mobil di pinggir jalan untuk memperbaiki posisi tidur Audrey agar lehernya tak merasa sakit.

Setelah menempuh jarak dan waktu, Bara memikirkan mobilnya di depan rumah Audrey.

"Hey bangun udah nyampe nih. Tidur di kasur lebih nikmat loh" ujar Bara sambil menepuk pipi Audrey pelan

AUDREY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang