Tiga Satu

1.6K 69 3
                                    

"Miaw"

"Miaw"

Tidur Audrey terasa terganggu karna ada seekor bulu yang slalu mengibas ngibas didepan wajahnya.

"Bailey" ucap gue pelan. Wajah Audrey sedikit basah karna air liur di lidah Bailey

"Sudah Bailey aku sudah bangun kok" ucap gue agak kegelian dan dengan patuhnya Bailey berhenti

"Miaww" ucap Bailey kembali mengibaskan ekornya

"Haha geli bailey sudah haha"

Gue pun segera duduk dan memangku Bailey sambil mengelus bulu tebalnya

"Makasih Bailey semenjak kamu hadir, aku gak ngerasa sepi lagi dirumah ini"

"Miaww"

Gue pun beranjak dari tempat tidur dan meletakkan Bailey di kasur "aku mandi dulu ya"

"Miaww"

Selesai mandi gue pun segera kebawah untuk sarapan diikuti Bailey dibelakang gue. Dimeja makan gue melihat Via yang tengah sarapan deluan

"Wiss parahh sih gak nunggu lagi" ucap gue sambil duduk disamping Via. Bailey pun masuk ke kandangnya karna makanannya telah berada disitu

"Lama makanya jangan kebo" ucap Via namun tetap fokus dengan makanannya.

Tring

Terdengar sebuah notif di hp gue dan segera gue lihat siapa yang chat gue dan ternyata itu pesan dari Bara

Albara: Nanti jalan yukk

Audrey: Jalan kemana?

Albara: Kepoo. Nanti aku jemput

Audrey: Okeyy

Albara: Jangan lupa yaa habis shalat zuhur aku jemput.
Jangan dandan yang cantik nanti banyak yang suka

Audrey: Iyaa
Biarin banyak yang suka, hati aku hanya untuk kamu kok

Albara: Dihh gombal

Gue pun hanya cekikikan membalas chat Bara membuat Via menatap gue heran

"Kenapa kak? Gila lo kambuh?"

"Heh lo masih bocil siapa yang ngajarin ngomong lo gue?" omel gue ke Via

"Kakak sendiri sering ngomong lo gue jadi aku ngikut dehh" jawab Via membuat gue terdiam sesaat

Iya juga ya

"Em kak" terdengar suara Via agak memelan

"Kenapa?" tanya gue sambil mengelus rambut panjang Via

"Semenjak bunda gak ada, ayah jadi gila kerja bahkan jarang banget pulang. Pulang pun kadang setengah tahun sekali. Apa ayah gak sayang lagi sama kita sampai sampai ngelupain kita?" lirih Via

"Kakak tau ayah kerja karna dia mau bahagian kita dek. Ayah pasti sayang sama kita dan gak mungkin juga ayah ngelupain anak anaknya yang lucu dan cantik ini" ucap gue sedikit menghibur tapi tak ada perubahan

"Via pengen kayak temen Via kak mereka diantar ke sekolah dengan ayah mereka dicium keningnya sebelum masuk ke sekolah setelah itu dijemput saat pulang sekolah Via pengen kaya gitu kak" sepertinya Via tak tahan lagi sampai akhirnya ia nangis di pelukan gue

"Ada kakak disini Via, kakak sekarang berperan sebagai ayah dan juga bunda buat kamu. Kamu jangan pernah merasa sendiri ya kakak slalu sayang sama kamu"

"Makasih kak"

"Udah ya jangan nangis lagi sekarang kita ke kamar kamu ya. Kamu deluan dulu kakak beresin bekas makan kita dulu"

Setelah melihat Via masuk ke kamarnya, gue pun segera beresin meja makan dan mencuci piring bekas sarapan tadi

Gue rasanya gak tega mau ninggalin Via yang bersedih sementara gue nanti akan jalan jalan sama Bara. Akhirnya gue pun nelpon Bara untuk membatalkan jalan jalannya.

"Halo Al"

"Kenapa tumben nelpon"

"Em jalan jalannya next time aja gimana?" tanya gue hati hati

"Kenapa?"

"Via tadi nangis ngingat ayah sama bunda aku gak tega ninggalin dia sendirian dirumah walaupun ada bude tapi tetap aja aku gak tenang"

"Yaudah gapapa nitip salam ya buat Via bilang jangan larut dalam kesedihan terus. Buat kamu juga aku tau disaat om Roni gak ada kamu jadi ayah sekaligus bunda untuk Via"

"Makasih sudah ngertiin aku Al. Aku beruntung bisa ketemu kamu lagi. Aku beruntung bisa jadi pacar kamu"

"Sama sama dan aku lebih beruntung nanti tamat sekolah kita tunangan yuk"

"Apaan sih Al" ucap gue malu malu

Tut
Gue pun mematikan sambungan telpon dari pada makin di bikin baper sama Bara

Setelah itu, gue langsung menyusul Via ke kamarnya. Terlihat Via terlelap dalam tidurnya dengan air mata yang masih menetes dari matanya.

Gue pun mendekat dan mengelus rambut Via dengan sayang

"Jangan larut dalam kesedihan lagi sayang ada kakak disini. Kita tanggung rasanya sama sama ya. Kakak yakin kita bisa ngelewatin semua ini."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, gue menyusul Via menuju alam mimpi

*****

AUTHOR POV

"Ayah kenapa semenjak bunda gak ada, ayah jadi jarang di rumah. Ayah gak kasihan sama kami yah? Kami hanya berdua dirumah sebesar ini. Bude ayu slalu pulang disaat semua pekerjaan beres" ucap Audrey ke sang ayah

"Ayah kerja buat kamu dan Via, tolong ngertiin ayah" ucap Roni tegas

"AYAH MINTA DIMENGERTI TAPI AYAH GAK PERNAH NGERTIIN AKU DAN VIA" teriak gue didepan ayah. Jujur ini pertama kalinya gue teriak didepan ayah

Plakk

"Siapa yang ngajarin kamu gini ha gak sopan banget teriak di depan orang tua"

"Gak ada yang ngajarin aku sopan santun setelah kepergian bunda. Ayah hanya sibuk dengan kerjaan ayah, ayah sadar gak sih ayah pulang hanya 6 bulan sekali. Ayah sadar gak setiap ayah pulang kerumah gak pernah nanyain kabar aku dan Via. Ayah sadar gak sih hiks" ucap Audrey sambil menangis

"Serah" ucap Roni datar dan berlalu menuju kamarnya

"Kak" ucap Via pelan dibelakang Audrey dengan cepat Audrey menghapus air matanya

*****
Yuhuu up lagiii
Sayang kalian semuaa🥰

Guyss jangan lupa baca cerita kedua akuu.
Bisa di buka di profil aku yaaa

 Bisa di buka di profil aku yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AUDREY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang