"Mama bangun, Sean ingin melihat adek bayi." Sebuah kecupan di pipi memaksaku untuk membuka mata. Samar-samar cahaya matahari masuk melalui celah tirai di dalam kamar. Ternyata hari sudah pagi.
"Mama!" Sean kembali mengecup pipiku.
Aku masih sangat mengantuk karena semalam tidak bisa tidur. Semua gara-gara Sehun. Cowok tengil itu berhasil mengacaukan pikiran juga perasaanku. Argh!
Dia kemarin memperkenalkan diri sebagai kekasih baruku di depan Liam. Liam sepertinya percaya karena Sehun bersikap begitu dewasa. Diam-diam aku salut karena akting Sehun cukup bagus. Dia bahkan bisa dengan mudah merebut perhatian Sean. Aku masih ingat dengan jelas betapa kesalnya Liam karena Sean lebih memilih bermain bersama Sehun.
Padahal aku sempat meragukannya, tapi Sehun ternyata berhasil membuktikan ucapannya. Dia bisa membuat Liam menjauh dari kehidupanku dan Sean. Aku sekarang bisa bernapas lega karena Liam tidak pernah mengganggu lagi.
"Mama!" Sean menarik-narik kedua tanganku. Sepertinya kesabarannya sudah habis karena aku tidak kunjung bangun. Dia ... mirip sekali dengan lelaki itu. Lelaki yang tega pergi meninggalkanku saat mengandung Sean.
Aku pun akhirnya bangun, lalu duduk di atas tempat tidur. "Selamat pagi jagoan, Mama. Give me morning kiss, please."
Sean mendekat, lantas mendaratkan sebuah kecupan manis di kedua pipiku bergantian.
"Terima kasih, anak mama sudah bangun dari tadi?"
Sean mengangguk. Aroma buah strawberry menguar dari tubuhnya. Baju tidurnya pun sudah berganti kaos hitam dipadu dengan celana pendek berwarna cokelat. Dia terlihat sangat tampan. Sepertinya Sean sudah mandi.
"Mama kan, sudah janji mau ngajak Sean bertemu adek bayi," ucapnya terdengar lucu. Sean sangat menyukai anak kecil. Apa lagi setelah melihat Yuan dan Jiwon, anak kembar Aeris dan Chanyeol.
Dia bahkan pernah meminta seorang adik. Permintaannya itu membuatku tidak bisa tidur selama tujuh hari tujuh malam. Aku tidak mungkin bisa mengabulkan permintaannya karena sudah memutuskan untuk tidak menikah lagi.
Hasrat ingin memiliki pendamping hidup seolah lenyap dari dalam diriku. Sepertinya apa yang dikatakan Aeris benar. Aku terkena kutukan karena sering bergonta-ganti pasangan. Astaga, menyeramkan!
"Mama...."
Aku tergagap. Sean mengerucutkan bibir dan menatapku kesal. Dia terlihat sangat lucu. "Iya, Sayang. Mama mandi dulu, ya. Kamu tunggu di bawah." Kukecup pipinya sekilas sebelum beranjak ke kamar mandi.
❄❄❄
Tempat ini begitu sepi. Sejauh mata memandang hanya terlihat batu nisan yang berjajar rapi. Sebelum pergi ke rumah Aeris, aku dan Sean menyempatkan diri pergi ke makam Doyoung.Tidak terasa sudah lima tahun Doyoung pergi meninggalkan kami. Dia meninggal saat Sean masih berumur satu tahun karena kanker. Selama menjadi istrinya aku tidak pernah tahu jika lelaki baik hati itu menderita penyakit mematikan. Doyoung begitu pandai menyembunyikan penyakitnya. Dia sengaja merahasiakannya karena tidak ingin membuatku khawatir.
Setelah menabur bunga dan berdo'a, aku dan Sean pun segera pergi ke rumah Aeris.
"Tante Anne."
Langkahku terhenti karena seorang anak peremuan memanggil namaku. Mata, hidung, juga bibir gadis kecil itu mengingatkanku dengan mantan suami yang sudah meninggal. Dia Elish, putri kandung Doyoung.
Seorang wanita cantik yang menggenggam jemari Elish tersenyum ramah. Dia Sanna, istri Doyoung. "Lama tidak bertemu. Bagaimana kabar kalian?"
"Kabar kami baik. Apa kalian ingin pergi ke makam Doyoung?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Nakal
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa Follow authornya] Sequel Menikah Dengan Keponakan Pernah gagal berumah tangga membuat Anne memilih untuk tidak menikah lagi. Kencan buta yang diatur oleh kedua orang tuanya sering kali gagal karena Anne ingin fokus membesarka...