Aku langsung berdiri, menarik Suho keluar dari kafe lalu berlari secepat mungkin seperti orang yang sedang dikejar setan. Tatapan tajam fans Sehun seperti pedang yang siap memotong leherku kapan saja. Aku mungkin bisa mati jika tidak langsung kabur dari sana. Mereka ... menyeramkan.
Aku mengembuskan napas lega setelah berada di dalam mobil Suho. Beruntung dia tidak banyak protes saat kuajak berlari.
"Kenapa kamu lari?" Dia akhirnya bertanya saat mobil sudah melaju lumayan jauh meninggalkan kafe.
"Kau lihat tatapan semua fans Sehun? Mereka seolah-olah ingin mencincang tubuhku menjadi potongan-potongan kecil untuk dijadikan makanan anjing." Aku bergedik ngeri membayangkang jika hal itu benar-benar terjadi.
Sumpah! Aku tidak pernah menyangka Sehun memiliki fans fanatik yang lebih cenderung ke gila. Tidak heran jika fans Sehun gila karena idolanya juga sama seperti mereka. Tidak waras.
Bagaimana jika Sehun benar-benar mencium bibirku lagi sampai bengkak?
Duh, Gusti. Aku tidak siap. Jika dia benar-benar melakukannya mungkin tidak hanya bibirku saja yang bengkak. Bisa jadi kami akan berakhir di ranjang, dengan dia yang mengeksplorasi seluruh tubuhku, memberi kecupan dan meninggalkan tanda merah di mana-mana. Leher, dada, juga belakang telinga. Sentuhan lembutnya pasti membuatku mabuk kepayang.
Astaga! Aku tercengang setelah tersadar dengan apa yang baru saja aku pikirkan. Kenapa aku bisa berpikiran mesum seperti itu?
Argh!
Semua ini gara-gara Sehun. Dia membuat otak ini tidak bisa berpikir jernih karena terus memikirkan ciuman panas kami di rumah Aeris tadi. Bibirnya terasa begitu manis. Bahkan mengalahkan manisnya cotton candy yang dulu sering aku beli di pasar malam. Bibirnya pun terasa sangat lembut, membuatku ingin terus menggigit bibir bulat penuh miliknya lagi. Saling melumat dan....
"Kenapa wajahmu memerah? Apa kamu memikirkan ucapan Sehun di kafe tadi?"
Aku terhenyak mendengar pertanyaan Suho barusan. Apa wajahku sekarang memerah? Tanpa sadar aku menepuk-nepuk kedua pipi. Malu sekali bila Suho melihat rona merah di wajahku karena memikirkan hal yang tidak-tidak bersama cowok tengil itu.
"Jangan terlalu dipikirkan ucapan Sehun. Dia pasti tidak serius ingin menciummu."
"Kau bisa berkata seperti itu karena tidak mengenal Sehun. Biar aku beri tahu, cowok tengil itu suka berbuat nekat agar bisa mendapatkan apa yang dia inginkan."
Mobil berhenti karena lampu menyala merah. Suho menoleh, mengangkat sebelah alis sambil menatapku. "Termasuk menciummu?"
Aku mengangguk.
"Berarti dia cowok yang hebat jika berhasil menciummu." Setelah mengatakan itu, dia kembali melihat depan. Suasana mendadak canggung. Kami hanya diam sampai mobilnya berhenti tepat di halaman rumah. Entah ini mungkin hanya perasaanku saja atau apa. Aku merasa jika Suho tidak suka bila Sehun menciumku. Apa dia cemburu?
Anne, sadarlah! Kau bukan teman dekat, kekasih, bahkan istri Suho. Untuk apa dia cemburu pada cowok tengil itu?
"Terima kasih untuk hari ini. Kau mau mampir?" tawarku sambil melepas sabuk pengaman.
"Mungkin lain kali."
"Baiklah." Aku ingin membuka pintu, tapi Suho malah menahan pergerakan tanganku.
"Biar aku saja." Aku hanya diam, melihatnya turun lalu membuka pintu mobil untukku. Manis sekali, kan?
Aku pun segera mengucapkan terima kasih setelah turun dari mobilnya.
"Titip salam untuk kedua orangtuamu dan Sean."
"Aku pasti menyampikan salammu untuk mereka. Hati-hati di jalan."
![](https://img.wattpad.com/cover/206018440-288-k312863.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Nakal
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa Follow authornya] Sequel Menikah Dengan Keponakan Pernah gagal berumah tangga membuat Anne memilih untuk tidak menikah lagi. Kencan buta yang diatur oleh kedua orang tuanya sering kali gagal karena Anne ingin fokus membesarka...