Malam ini aku kembali tidak bisa tidur. Jarum jam di dinding sudah menunjuk angka tiga dan dua belas. Jam tiga dini hari, tapi Sehun belum juga pulang. Pergi ke mana dia? Apa terjadi sesuatu dengan gadis bernama Lami itu?
Aku kembali menatap ponsel yang berada di genggaman. Menimang-nimang haruskah diri ini mengirim pesan untuk menanyakan di mana keberadaannya. Namun, rasa gengsi ini terlalu tinggi. Aku tidak mungkin mengirim pesan ke Sehun lebih dulu meskipun sangat ingin.
Tidak lama terdengar pintu gerbang terbuka. Apa Sehun sudah pulang? Untuk memastikan aku pun turun ke bawah, mengintip dari balik tirai jendela ruang tamu.
Benar, Sehun ternyata sudah datang. Wajahnya terlihat sangat lelah. Sebenarnya apa yang dia lakukan bersama Lami?
Bodoh! Kenapa kau masih bertanya, Anne? Mereka pasti habis bersenang-senang.
Aku pun cepat-cepat kembali ke kamar karena Sehun ingin masuk ke rumah. Jantung seolah berhenti berdetak ketika pintu kamar tiba-tiba terbuka. Aku pun berpura-pura tidur saat Sehun mendekat. Dia mengusap puncak kepalaku dengan begitu lembut, membuat jantung ini seketika berdegup kencang.
"Aku harap kamu tidak menungguku pulang sampai larut malam."
Aku sudah menunggumu, lama sekali hingga tidak bisa tidur. Aku mengkhawatirkanmu, tapi kau malah asyik bersenang-senang bersama gadis itu.
"Maaf." Dia mengecup keningku, begitu lama.
Untuk apa dia meminta maaf? Apa dia tahu kalau hatiku terluka sekarang?
"Sebenarnya banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu, tapi aku sekarang tidak punya banyak waktu. Aku harus pergi."
Tubuhku menegang. Jantung pun mulai berdetak tidak nyaman. Sehun mau pergi ke mana?
"Tidak akan lama, mungkin cuma tiga hari."
Apa dia ingin pergi bersama Lami? Tanpa sadar aku mencengkeram selimut erat-erat. Berusaha agar tidak membuka mata dan memintanya untuk tetap tinggal.
"Jangan lupa makan, jaga diri baik-baik selama aku pergi. Sayang kamu." Dia mengecup pipiku sebelum pergi.
Air mata yang berusaha aku tahan akhirnya jatuh. Kenapa dia masih perhatian padaku jika mencintai gadis lain?
❄❄❄
Tubuhku rasanya melayang karena semalam aku hanya tidur selama tiga jam. Namun, aku tetap memaksakan diri untuk bangun karena nanti siang harus mendampingi Mr. Senna meeting di luar kantor.
Aku segera turun setelah memoles make up untuk menutupi wajah yang sedikit pucat. Di meja makan hanya terlihat Sean duduk sendirian. Pagi ini tidak ada Sehun yang menyiapkan sarapan seperti biasa. Kupikir semalam hanya mimpi ketika dia mengatakan ingin pergi selama tiga hari, tapi cowok tengil itu ternyata benar-benar pergi.
Rasanya seperti ada sesuatu yang hilang dari hidupku. Hampa.
"Tolong buatkan secangkir kopi, Bi."
Wanita berusia lima puluh tahun yang kupanggil bibi itu mengangguk lantas membuat secangkir kopi. Pagi ini aku sedang malas sarapan dan hanya ingin minum kopi.
Aku yakin sekali Sehun pasti marah jika tahu aku hanya minum kopi untuk sarapan. Cowok tengil itu bisa mengomel sepanjang waktu dan memaksa diri ini agar mau makan. Dia sangat cerewet.
Ah, kenapa aku masih memikirkan Sehun? Dia pasti sedang asyik bersenang-senang dengan gadis bernama Lami itu. Untuk apa aku masih memikirkannya? Tidak ada gunanya! Lebih baik aku fokus mencari uang untuk masa depan Sean.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Nakal
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa Follow authornya] Sequel Menikah Dengan Keponakan Pernah gagal berumah tangga membuat Anne memilih untuk tidak menikah lagi. Kencan buta yang diatur oleh kedua orang tuanya sering kali gagal karena Anne ingin fokus membesarka...