Sehun sudah duduk di atas motornya saat aku turun. Kedua matanya memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah. Saat ini aku memakai kaos putih polos dilapisi jaket denim dan hot pants hitam. Sederhana yang penting nyaman.
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa ada yang salah dengan penampilanku?"
Sehun menghela napas. "Kenapa celanamu pendek sekali? Ganti! Aku tidak ingin paha mulusmu dilihat orang lain."
Kedua bola mataku sontak membulat. "Dasar mesum!"
"Lelaki normal pasti berpikiran mesum saat melihatmu, apalagi kalau pakaianmu terbuka seperti ini. Karena itu aku menyuruhmu ganti baju," jelasnya.
Aku sontak memperhatikan penampilanku sendiri. Benarkah lelaki di luar sana berpikiran kotor saat melihatku memakai pakaian seperti ini? Tanpa sadar aku bergidik ngeri membayangkan mereka menatapku seperti srigala lapar.
Mengerikan!
"Baiklah, aku akan ganti." Aku pun segera kembali ke kamar. Mengganti hot pants dengan celana jeans berwarna hitam. Celana panjang ini membuatku merasa lebih aman. Setidaknya pakaian ini melindungi dari tatapan nakal 'srigala lapar' di luar sana.
"Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penampilanmu tadi," komentar Sehun saat aku kembali.
Aku berdecak kesal. "Lalu kenapa kau menyuruhku ganti baju?"
"Aku tidak ingin kamu dijadikan objek fantasi liar mereka," katanya sambil memasang helm di kepalaku.
"Apa bedanya kau dengan mereka? Kau pasti pernah menjadikanku sebagai objek fantasi liar? Iya, kan?"
Sehun mengangguk polos.
"Ka-kau...?" Aku menunjuk wajahnya. Tidak pernah menyangka jika Sehun pernah menjadikanku sebagai objek fantasi liarnya. Selain tengil dan suka membuat masalah, Sehun ternyata cowok mesum. Kurang ajar!
"Kemasi barangmu dan cepat pergi dari rumahku!"
Sehun menghela napas. "Aku jujur salah, bohong apa lagi. Pasti tambah salah."
"Apa yang kau lakukan itu memang salah, Sehun!"
"Maaf." Dia menatapku lekat. Rasa bersalah tergambar jelas di kedua sorot matanya. Apa dia sungguh-sungguh menyesal? "Aku selalu berusaha menahan diri jika berada di dekatmu, tapi aku tidak bisa menjamin lelaki di luar sana bisa menahan diri seperti aku."
Aku tertegun mendengar ucapannya.
"Tapi kamu nggak usah takut. Aku pasti melindungimu dari mereka selama kamu berada di dekatku."
Perasaanku menghangat. Aku tersentuh mendengar ucapannya. Tanpa sadar diri ini terpaku pada tatapan matanya yang begitu teduh dan menenangkan.
"Anne, Anne, hey!"
"Ah, iya?" Aku tergagap karena Sehun melambaikan sebelah tangannya di depan wajahku.
"Malah melamun. Ayo, naik!"
"Emb ... iya." Aku pun naik ke atas motornya.
"Jangan lupa pegangan."
"Iya, bawel!"
Kulihat Sehun terkekeh pelan dari kaca spion. Entah kenapa, senyumnya kali ini berhasil membuat hatiku bergetar.
Tiga puluh menit kemudian kami tiba di pasar malam yang diadakan di lapangan salah satu komplek perumahan. Waktu perjalanan seharusnya ditempuh selama satu jam dari rumah, tapi kami bisa menempuh hanya dalam waktu setengah jam karena Sehun membawa motor seperti seorang pembalap Motor GP. Dia ... gila!

KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Nakal
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa Follow authornya] Sequel Menikah Dengan Keponakan Pernah gagal berumah tangga membuat Anne memilih untuk tidak menikah lagi. Kencan buta yang diatur oleh kedua orang tuanya sering kali gagal karena Anne ingin fokus membesarka...