Mr. Senna ternyata curhat lumayan lama. Mungkin sekitar dua jam, pantas saja cacing di perut ini sudah meraung-raung minta makan karena sekarang sudah waktunya untuk makan siang.
Aku pun membuka kotak makan dari Sehun pagi tadi. Ah, ternyata dia membuat kimbab. Nasi gulung yang dilapisi rumput laut dengan isian daging sapi, telur, bayam rebus, wotel, juga buah alpukat. Aromanya begitu menggugah selera, aku yakin sekali rasa kimbap buatan Sehun pasti sangat lezat.
Aku pun mengambil sepotong lalu memakannya. Rasa kimbab buatan Sehun seperti yang diharapkan, tidak pernah mengecewakan. Enak.
Sehun ternyata memasukkan beberapa potong buah kiwi, pisang, dan strowberi sebagai makanan pencuci mulut. Tidak lupa dia juga membawakan sebotol air minum untukku. Ah, dia manis sekali.
Sehun berhasil membuat perasaan ini meleleh, seperti ice cream mencair yang berceceran di lantai.
"Anne, tolong pesan roti srikaya seperti biasa."
Astaga, aku sampai lupa memesan roti favorit Mr. Senna karena terlalu menikmati kimbab buatan Sehun. "Baik, saya akan segera memesan roti srikaya sesuai permintaan Bapak."
Cepat-cepat aku meraih gagang telepon untuk menghubungi toko roti langganan, tapi Mr. Senna tiba-tiba meminta dibatalkan sebelum telepon tersebut tersambung.
"Kenapa tidak jadi, Pak?"
"Aku tergoda sama makanan yang kau bawa. Apa aku boleh memintanya?"
Aku sontak menatap kimbab buatan Sehun yang terlihat masih utuh karena aku baru memakan satu. Mr. Senna tadi bilang apa? Minta?
Apa beliau ingin meminta kimbab yang Sehun buat untukku?
"Boleh?" Beliau bertanya lagi.
No! BIG NO! Sehun membuat kimbab itu khusus untukku. Aku tidak mungkin membaginya untuk orang lain.
"Ini, Pak. Silakan." Aduh, mulut sama otak ini tidak sinkron sama sekali. Aku mendadak berubah pikiran setelah melihat wajah Mr. Senna. Sepertinya beliau memang ingin makan kimbab.
Mr. Senna mengatakan terima kasih kemudian mengambil sepotong. Air mukanya yang semula berbinar tiba-tiba berubah sendu. Apa kimbab buatan Sehun tidak cocok di lidahnya?
"Rasanya nggak enak ya, Pak?"
Mr. Senna menggeleng. "Aku seperti terlempar ke masa lalu setelah makan kimbab ini. Rasanya mirip sekali dengan kimbab buatan mendiang istriku dulu."
Aku tercengang. "Benarkah?"
Mr. Senna mengangguk, lalu mengambil lagi sepotong. "Selain pintar membuat kopi, ternyata kau juga pandai memasak."
"Bapak salah besar, kimbab ini bukan buatan saya."
Mr. Senna tampak terkejut. "Sungguh?"
Aku mengangguk.
"Aku pikir makanan ini kau yang membuatnya." Mr. Senna mengambil lagi sepotong. Mengunyah, menelan habis, lalu mengambil lagi. Begitu seterusnya hingga kimbab buatan Sehun habis tidak tersisa. Hiks...
Beliau tidak menyisakan satu potong pun kimbab untukku. Tega.
"Apa kau membelinya?"
"Tidak, Pak."
Alis Mr. Senna terangkat sebelah. "Lalu?"
Wajah sontak memanas. Haruskah aku mengatakan kimbab ini dibuat oleh orang spesial?
"Kenapa wajahmu memerah? Apa yang membuat kimbab ini kekasihmu?"
"Bu-bukan, Pak." Aku menggerak-gerakkan kedua telapak tangan di depan wajah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong Nakal
FanfictionDewasa 21+ [Jangan lupa Follow authornya] Sequel Menikah Dengan Keponakan Pernah gagal berumah tangga membuat Anne memilih untuk tidak menikah lagi. Kencan buta yang diatur oleh kedua orang tuanya sering kali gagal karena Anne ingin fokus membesarka...