"Lo mau beli apa?" tanya Lodi ke Azka yang sejak tadi hanya melihat sekitar.
"Ga tau" jawab Azka santai.
"Terus ngapain coba dari tadi jalan ga jelas gini tapi lo ga tau beli apaan" kesal Lodi yang menatap Azka jengkel.
"Cuma tebar pesona" Lodi membulatkan matanya sempurna. Dia langsung menatap sekitar, banyak para perempuan menatap Azka dengan terkagum-kagum.
Lodi menatap Azka kesal, "Ih lo tuh jangan tebar pesona deh! gue ga suka!" Azka yang awalnya menatap sekitar langsung mengalihkan pandangannya ke Lodi.
"Kenapa kalo lo ga suka? gue sih suka aja, mana tau ada yang cocok buat gue" jawab Azka santai.
"Gue risih! mereka natap lo kagum sementara natap gue sinis!"
"Bukannya lo udah terbiasa?" tanya Azka heran.
"Iya sih, cuma kayak ngeremehin gue aja gitu! gue ga suka diremehin! tapi gue males ladenin! tapi kalo dibiarin ngelunjak! tap--" Azka meletakkan jari telunjuknnya dibibir Lodi.
"Udah lo diem, biarin aja, oke gue ga akan tebar pesona!" Azka menjauhkan jarinya dari bibir Lodi.
Lodi cemberut, "Kalo gitu gandeng tangan gue, biar mereka ga remehin gue lagi" ucap Lodi sambil mengadahkan tangannya dihadapan Azka.
Azka menatap tangan Lodi dan menatap Lodi dengan sebelah alis yang terangkat.
"Gandeng dong!" kesal Lodi.
Azka menoyor kepala Lodi, "Mencari kesempatan lo!" Azka berjalan meninggalkan Lodi.
Para perempuan yang tadinya menatap Lodi sinis kini menertawakannya karena ia ditinggal begitu saja oleh Azka dengan tangan yang tetap mengadah.
Lodi yang kesal, menatap mereka tajam, aura darinya membuat mereka yang menertawakan Lodi diam seketika.
Azka yang awalnya meninggalkan Lodi jadi merasa berasalah, saat ia membalikkan badan untuk meminta maaf pada Lodi menjadi ia urungkan saat melihat Lodi menatap sekitar dengan tatapan tajamnya.
Mall yang awalnya ribut entah kenapa seketika sunyi. Semua teman-temannya juga sudah berada disekitarnya.
Mereka berjalan menuju Azka tapi pandangan mereka tetap ke arah Lodi yang sepertinya sedang menelfon seseorang.
"Azka! kenapa Lodi marah gitu?!" tanya Siren panik. Rendi mencoba menenangkannya agar tidak panik lagi.
"Gue ga tau!" Mita menatap Azka kesal.
"Dari tadi kan dia sama lo!" geram Mita.
Zalwa mendekati Mita dan sama seperti yang dilakukan Rendi kepada Siren tadi. Mita yang sudah mulai tenang namun tatapannya pada Azka tetap tajam.
"Sekarang lo ceritain semuanya!" ucap Mita yang sudah mengalihkan pandangannya menatap Lodi yang masih berbicara ditelfon.
Muka datar namun terlihat sedang menahan amarah, mata yang tajam menatap sekitar seakan ingin membunuh mereka, tangan yang mengepal keras yang ingin memukul sesuatu. Lodi yang sekarang berbeda dengan Lodi yang biasanya. Tidak ada wajah ceria melainkan wajah marahnya. Sudah lama Lodi tidak marah sebesar ini.
Azka mengangguk dan menjelaskan semuanya, sesekali dia melirik ke arah Lodi.
Mita menghela nafas gusar sembari memegang kepalanya yang terasa sakit sedangkan Siren dan Zalwa terlihat sedikit panik.
"Dia ga suka diremehin! apalagi diketawain gitu! lo sih! aaaargh...!" Mita tampaknya menahan emosi.
"Lodi serem bener!" ujar Aldo yang sedang menatap Lodi.

KAMU SEDANG MEMBACA
LODKA [HIATUS]
Teen Fiction"Gue bingung harus milih siapa, di satu sisi orang yang gue suka tapi seperti menghianati gue, dan di satu sisi orang yang suka sama gue dari dulu dan selalu ada disaat gue butuh tapi gue nganggap dia sahabat" ~Lodi Reggina Priscilia~ Azka Arthure M...