Hari sibuk lainnya di jalanan kota Seoul, orang-orang terlihat melakukan aktivitas mereka sendiri. Beberapa orang berjalan dengan cepat untuk menghindari udara dingin pagi hari yang menembus tulang mereka. Gadis jangkung dengan mata bulat besar itu juga terlihat berbaur dengan orang-orang itu, memasukkan tangannya ke dalam saku sambil berjalan perlahan karena tubuhnya masih sakit akibat mengangkat benda yang besar dan berat kemarin. Dia menguap dan mengedipkan matanya beberapa kali, menunjukkan kalau dia tidak tidur dengan nyenyak sepanjang malam
"Kenapa kau berjalan seperti orang malas?" Jisoo bertanya, dia berjalan di sampingnya
Lisa mengerang dan meregangkan otot-ototnya, lengannya sangat sakit hingga dia meringis kesakitan. "Aku merasa tidak enak badan. Tapi aku sudah minum obat yang dibeli Jennie kemarin, aku akan segera baik-baik saja," jawabnya dengan senyum di wajahnya ketika mengingat Jennie.
Jisoo berbalik dan menatapnya dengan tak percaya, Lisa melihat itu lalu memutar matanya dan menghela nafas berat. "Tidak, tidak. Bukannya aku tidak percaya padamu, hanya saja... Tentu saja aku tidak percaya padamu idiot! Sejak kapan Jennie bersikap seperti itu padamu? Apa kau mencoba membodohiku?" Teriak Jisoo
"Yah, kalau kau tidak percaya padaku, aku tidak peduli, tapi aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak ingin memaksakan diriku, tapi dia benar-benar memberiku obat tadi malam!" Lisa menjawab
membela dirinyaJisoo masih tidak percaya dan menggelengkan kepalanya, kemudian mereka berdua terus berjalan sampai mereka tiba di ruangan untuk panitia acara akhir tahun. Hari ini mereka mengadakan rapat untuk melakukan pemeriksaan terakhir sebelum acara dimulai besok. Lisa belum melihat banyak siswa masuk, mungkin karena ini masih pagi
"Apa pun yang dilakukan Jennie, jangan berpikir terlalu jauh atau kau akan melukai dirimu lagi," Jisoo berbisik pada lisa
"Aku tahu unnie, kali ini aku tidak akan menaruh harapan. Aku hanya akan membiarkan dia melakukan apa yang dia inginkan," kata lisa pelan
Sementara itu, Jennie berjalan tergesa-gesa untuk bertemu mino. Dia melirik arlojinya, dia masih punya waktu satu jam sebelum rapat dimulai, Jennie berencana untuk sarapan bersama dengan Mino karena belakangan ini mereka jarang bertemu. Dia tersenyum sepanjang jalan karena dia tidak sabar untuk bertemu pacarnya
Tapi langkah kakinya berhenti saat melihat seorang gadis berdiri tidak jauh darinya. Gadis itu memandang Jennie dan berjalan menghampirinya, membuat Jennie memegang tas nya erat-erat karena ledakan emosi yang tiba-tiba
"Jennie, kita bertemu lagi?" Ujar gadis itu sambil tersenyum
Jennie menatap gadis itu, "apa yang kau inginkan, krystal?" tanya nya mencoba menahan diri
Krystal tersenyum kemudian menyilangkan lengannya: "Tidak ada, aku hanya ingin bertanya tentang saran yang kuberikan padamu terakhir kali" jawabnya
"Benarkah? oh, kalau begitu kau membuang-buang waktumu karena aku tidak akan mendengarkan apa pun yang kau katakan. Jadi, mari kita tidak usah saling menyapa lagi, ya?" Jennie menjawab dengan sinis
Ekspresi Krystal tiba-tiba berubah, dia mendengus kesal dan kemudian menatap Jennie. "Kau benar-benar tidak akan putus dengannya? Sudah kubilang, Jennie kau harus putus dengan mino atau ..."
"Atau apa? Kau akan mengancamku dengan video itu?" Jennie menyela krystal. Krystal mengerutkan kening dan mengangkat satu alisnya
"Video apa?" Dia bertanya
Jennie tertawa sinis sambil bertepuk tangan. Setelah itu, dia menatap krystal dengan sinis dan melangkah maju membuat krystal melangkah mundur. "Itu kau, kan? Aku tau itu dari awal dan kurasa aku benar. Kau yang mengancamku selama ini, bukan? Whoa, kau benar-benar pintar krystal. Tapi bagaimana ini? sayang sekali aku tidak akan pernah mau menuruti ancamanmu, jadi kau hanya membuang-buang waktu! " Kata Jennie dengan intonasi yang geram
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Leave (JENLISA) ✔️
FanfictionAku menerima semua rasa sakit, aku merelakan hatiku terluka berkali-kali hanya agar aku tetap bisa berada disampingmu, aku tak peduli dengan diriku sendiri, aku mencintaimu dan akan selalu seperti itu. Katakan saja aku bodoh, tidak apa-apa tapi itu...