LISA POV
Suara dengkuran lirih Jennie berhasil membuatku tersenyum seperti orang gila. Aku menatap wajah polosnya yang tertidur setelah percakapan panjang kami tadi. Aku membiarkannya tertidur di pahaku,meski merasa penat tapi aku tidak berniat membangunkannya.
Mataku melirik jam dinding yang sekarang sudah menunjukkan pukul 7 malam. Aku baru sadar bahwa aku belum makan apa-apa sejak tadi saat perut ku berbunyi karena lapar. Jennie pasti juga belum makan.
"Lisa?"
Aku tersentak saat ibu Jennie tiba-tiba masuk. Perasaan sangat canggung menyerangku karena bibi Kim melihat Jennie yang tertidur di pahaku, tapi aku tidak mau beranjak karena khawatir Jennie akan bangun.
"Oh? Dia tidur? ck gadis ini. Kau sudah makan Lisa? Bangunkan Jennie dan ayo kita makan malam bersama." Bibi Kim berkata seperti tidak ada masalah setelah melihat posisi kami.
Aku menggaruk tengkukku dengan canggung. "Ah…. Oke Bibi. Sebentar lagi aku akan bergabung." Jawabku.
Bibi Kim menanggapi dengan anggukan dan kembali ke bawah. Aku tidak ingin mengganggu Jennie yang sedang tertidur lelap tetapi harus, aku tidak ingin dia sakit perut karena belum makan.
"Hei, bangunlah, ibumu menyuruh kita makan malam." Aku menepuk lembut pipinya. Jennie mengerang lalu menggeliat seolah-olah memberitahu bahwa dia enggan untuk bangun. Aku tersenyum melihatnya lalu mencium bibirnya beberapa kali untuk membangunkannya.
"Lisa .. hentikan." Dia bergumam dengan suara parau kemudian menyembunyikan wajahnya diantara kakiku.
"Bangunlah.. aku kelaparan, Nini." Aku mencubit pipi Jennie sambil bercanda.
Jennie mengerang lagi. "Hmm, oke. Beri aku lima menit lagi."
"Kau akan membiarkan pacarmu kelaparan? Kau jahat sekali." Gumamku berpura-pura merajuk.
Jennie menghentakkan kakinya lalu bangkit dengan cepat. "Aish. Cerewet sekali! Aku--" Jennie tidak melanjutkan kalimatnya, dia sepertinya menyadari bahwa dia baru saja berteriak padaku, ia menekan bibirnya dan menatapku dengan perasaan bersalah, mungkin Jennie lupa bahwa sekarang dia adalah pacarku.
Aku tertawa dengan raut wajahnya, dia tidak harus bersikap lembut padaku hanya karena aku pacarnya, aku lebih suka Jennie yang pemarah.
"Aigoo, kau manis sekali. Ayo turun, bau masakan ibumu membuatku semakin lapar." Ujarku sambil berdiri. Jennie tidak menjawab dan mengikutiku dari belakang. Dia ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membasuh wajahnya sebelum turun.
Hanya ada ibu Jennie di ruang makan karena ayahnya masih belum pulang. Bibi Kim sedang menuangkan sesuatu ke dalam mangkuk, yang aku yakin itu adalah sup. Di atas meja makan sudah tersaji makanan yang membuat perutku semakin berbunyi. Sup, telur gulung, kimchi dan beberapa makanan lainnya. Mulutku mulai berair begitu melihatnya, masakan bibi Kim memamg menjadi favoritku sejak dahulu.
"Aku hanya memasak ini karena tidak ada bahan lain. Aku belum berbelanja." Kata bibi Kim saat kami duduk.
"Aigoo, aku khawatir kau tidak akan bisa makan bibi, sepertinya aku akan menghabiskan semua ini." Candaku.
Bibi Kim tertawa mendengar leluconku, lalu dia menyendokkan makanan dan nasi untukku. Aku segera memasukkan makanan itu ke dalam mulut ku, dan menikmati rasanya yang luar biasa.
"Jadi, bagaimana dengan pekerjaanmu? Jennie memberitahuku bahwa kau memproduseri semua grup yang comeback tahun ini?" Bibi Kim membuka percakapan.
"Yah, begitu saja, Bibi. Tapi aku menikmatinya meskipun kadang-kadang aku kelelahan." Kataku sambil mengunyah makananku.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Leave (JENLISA) ✔️
Fiksi PenggemarAku menerima semua rasa sakit, aku merelakan hatiku terluka berkali-kali hanya agar aku tetap bisa berada disampingmu, aku tak peduli dengan diriku sendiri, aku mencintaimu dan akan selalu seperti itu. Katakan saja aku bodoh, tidak apa-apa tapi itu...