My everything

14.3K 1.2K 57
                                    

LISA POV

Aku baru saja menyelesaikan pertemuan selama berjam-jam dengan staf perusahaan untuk membahas rencana comeback salah satu grup idol. Rasanya sangat melelahkan karena aku melewatkan banyak hal selama liburan kemarin. Keuntungan menjadi putri pemilik perusahaan, adalah satu-satunya hal yang menyelamatkanku dari tatapan tajam para petinggi lainnya. Sejujurnya aku tidak menyukainya, tapi aku akan membiarkannya untuk sekali ini saja.

Aku bertemu Somi di perusahaan, dan seperti yang sudah kutebak, dia mengabaikan ku meskipun aku memberinya senyuman termanis ku. Somi dan aku berawal sebagai teman, dan aku ingin tetap berteman dengannya. Tapi tidak apa-apa, semuanya membutuhkan waktu.

"Kau tidak akan makan siang?"

Suara familiar itu membuatku tersentak, aku memutar mataku saat melihat siapa yang sedang duduk di sofa saat ini.

"Apa kau tidak ada pekerjaan lain? Kau selalu mengganggu waktu istirahatku." Ujarku pada Chaeyoung.

Apa dia seorang ninja atau semacamnya? Aku bahkan tidak menyadari kehadirannya.

"Kau seharusnya berterima kasih padaku. Ini, dari istrimu." Ujarnya sambil meletakkan sebuah kotak makan siang di atas meja.

Rasa lelahku hilang begitu saja saat mengetahui bahwa yang dimaksud Chaeng adalah Jennie. Aku segera berdiri kemudian menghampirinya lalu menyambar kotak itu.

"Aigoo, lihat lah wajah bodohmu. Kau sangat bahagia hanya karena Jennie mengirimimu kotak makan siang, bagaimana jika dia memintamu menikahinya?" Celetuknya.

Aku mengabaikan Chaeyoung dan menatap kotak makan siang itu dengan senyum lebar.

"Buka lah. Aku ingin tahu apa isinya."

Aku melotot lalu memeluk kotak itu dan menggelengkan kepala. "Kau akan menghabiskan seluruh makanan ini jika aku membukanya di depanmu," jawabku lalu melanjutkan "Sekarang, bisakah kau pergi agar aku bisa berduaan dengan kotak makan siang yang berharga ini?"

"Yah! Menurutmu aku ini apa? Aku tidak akan pergi!" Chaeyoung mendesis kemudian lengannya disilangkan di depan dadanya. "Lagipula, aku sudah makan dengan Jisoo." Dia melanjutkan.

"Ohooo Park Chaeyoung, apa kau dan Jisoo unnie sudah ada kemajuan?" Aku mengangkat alis untuk menggodanya.

Dia memutar matanya, "Apa kau sudah berbicara dengan si ular itu?" Chaeyoung bertanya untuk mengabaikan lelucon ku.

Aku mengangguk perlahan dan menghela nafas. "Dia mengabaikanku, dan percakapan malam itu juga tidak berjalan dengan baik."

"Baguslah, dengan begitu aku tidak perlu menahan diri lagi saat melihatnya di sekitarmu."

Aku mengerutkan kening, "Apa yang membuatmu begitu membencinya?" Tanyaku penasaran.

Chaeyoung mengangkat bahunya, "Entahlah. Aku hanya membencinya karena menurutku auranya sangat negatif. Dia adalah orang paling bermuka dua yang pernah kutemui. Kau mungkin tidak tahu, tapi aku benar saat mengatakan dia licik. " Jawabnya.

Aku heran, Chaeng tidak seperti itu. Maksudku, dia bukan tipe orang yang akan membenci seseorang tanpa alasan. Meskipun mulutnya sangat pedas dan terkadang tidak tertahankan, namun dia tidak pernah mengalami masalah dengan siapa pun kecuali Somi.

Tapi entahlah, mungkin dia punya dendam pribadi. Mengingat Jisoo unnie selalu bercanda dengan Somi setiap kali mereka bertemu.

----





"Maafkan aku, Jennie.…"

Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut pria tua itu. Dia menundukkan kepalanya, tidak berani menatap putrinya karena rasa bersalah yang menggerogotinya. Sementara Jennie berusaha tegar karena tidak ingin percakapan ini menjadi rumit atau kacau.

If I Leave (JENLISA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang