LISA POV
Kisah cintaku, perjalanannya tidak seindah cerita orang lain. Ketika aku mulai bisa meyakinkan diriku untuk menyerah padanya, saat itulah segalanya berubah. Dia tiba-tiba merasakan hal yang sama, membuatku diombang-ambingkan oleh perasaanku sendiri.
Kenapa semuanya tidak pernah mudah bagi ku?
“Masuklah. Ayo bicara besok.” ucapku lembut sambil mengenakan syal di lehernya. Udara malam sangat dingin, terlebih suasana hati kami berdua sedang tidak baik.
Jennie menggelengkan kepalanya. "Tetap di sini, aku tidak ingin kau pergi." Ujarnya, jari-jarinya memegangi ujung bajuku dengan sangat erat.
Aku menatap wajah sendu Jennie lekat-lekat. Mata yang biasanya selalu memancarkan kebencian mendalam saat aku berada didekatnya, kini terlihat rapuh dan penuh rasa takut. Sepertinya topeng yamg selama ini dia pasang, sudah lepas. Dia bukan lagi Jennie menyebalkan dan kasar, dia hanya gadis yang takut dengan dunia saat ini.
Aku kembali menyadari betapa dalamnya aku telah jatuh cinta pada gadis ini. Air matanya mencabik-cabikku, melihatnya rapuh seperti sebelumnya membuat duniaku runtuh.
Apa yang harus aku lakukan?
"Aku akan kesini besok pagi. Masuklah, ibumu pasti menunggumu."
"Aku takut kau tidak akan kembali ke sini." katanya lalu menundukkan wajahnya. Aku menghela nafas lalu meraih tubuhnya untuk memeluknya lagi. Aku memeluk Jennie dengan sangat erat. "Aku tidak akan pergi kemana-mana. Ayo ketemu besok pagi dan bicara." jawabku.
Setelah beberapa saat, setelah perdebatan yang sedikit lama, Jennie akhirnya mengangguk dan masuk ke dalam rumahnya. Aku melambai dan tersenyum, meyakinkan dia bahwa aku tak bohong, aku akan kembali kesini besok pagi setelah menenangkan pikiranku, dan mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.
Jennie bilang dia mencintaiku
Aku mengendarai mobil ku menuju ke hotel Jisoo unnie, kurasa aku perlu tempat yang tenang untuk berpikir. Aku tidak bisa bertemu Somi dengan pikiran kacau ini, aku ingin bersama Jennie malam ini tapi aku tahu itu hanya akan membuatku semakin bingung. Batinku benar-benar bergulat, aku setidaknya aku harus tenang untuk memutuskan apa yang harus ku lakukan.
Tentu saja aku bingung. Aku masih sangat mencintai Jennie, namun aku juga membuat Somi menaruh harapannya padaku, aku tidak ingin menyakitinya atau Jennie.
Jennie bilang dia mencintaiku, salah kah aku jika saat ini aku ingin tersenyum dan menangis bahagia, setelah semua permainan yang kuciptakan sendiri?
Kenapa aku merasa terjebak?
Ponsel ku berdering, sebuah pesan muncul di layar ku. Nama Somi, kemudian nama Jennie muncul bersamaan. Aku menghela nafas berkali-kali sebelum memberanikan diri untuk membukanya.
Dari: Somsomi
Lisa, kau dimana? Datanglah ke apartemenku, aku membutuhkanmu.Dari: Nini ❤
Kumohon, jangan tinggalkan aku..Wow, bagus sekali. Keadaan tak berpihak padaku sama sekali, kurasa aku akan gila.
______________________
JENNIE POV
Aku terbangun dengan perasaan berat di dadaku. Mataku jadi bengkak dan merah karena menangis. Aku masih bisa merasakan sakitnya mendengar Lisa memutuskan untuk menerima cinta Somi. Ketakutan tumbuh, aku membenamkan wajah ku di atas lutut dan air mata ku jatuh lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Leave (JENLISA) ✔️
FanfictionAku menerima semua rasa sakit, aku merelakan hatiku terluka berkali-kali hanya agar aku tetap bisa berada disampingmu, aku tak peduli dengan diriku sendiri, aku mencintaimu dan akan selalu seperti itu. Katakan saja aku bodoh, tidak apa-apa tapi itu...