Busan

16K 1.3K 29
                                    


JENNIE POV


Bisa kah kau membayangkan betapa kesalnya aku sekarang? Setelah apa yang dia lakukan padaku, sekarang tiba-tiba dia mengajakku berlibur.

Aku tahu, mungkin itulah yang dirasakan Lisa saat aku terkadang melakukan ini padanya. Aku juga tidak menolak Lisa karena kurasa aku membutuhkan ini juga. Ada banyak drama melelahkan yang terjadi dalam hidupku, dan selain itu, mungkin kita bisa berbicara dengan tenang di sana.

Berbicara tentang apa? aku tidak tahu, aku menginginkan jawaban atas perasaan ku padanya. Dia tidak mengungkit masalah itu sejak kemarin, dan ini membuatku penasaran. Aku bertanya-tanya bagaimana tanggapannya, Lisa bersikap baik sejak hari itu tetapi dia masih belum mengatakan apapun. Yah, aku tidak mengharapkan apa-apa, entahlah

“Ini kunci kamarmu. Ayo kita beres-beres sebelum makan malam dan bertemu di sini satu jam lagi.” ucapnya sambil memberiku sebuah kunci kamar. Aku hanya mengangguk sebelum memasuki kamar ku.

Kami berangkat dari Daegu sore ini. Setelah sekitar tiga jam dalam penerbangan, kami akhirnya sampai di hotel. Kesan pertama ku ketika sampai di hotel ini adalah, aku terpesona oleh lingkungan dan pemandangannya. Ini adalah hotel mewah dan berada tepat di seberang pantai.

Dan aku semakin terkesima saat baru saja memasuki ruangan ini. Kamar yang besar dengan tempat tidur king size, balkon dengan pemandangan laut yang luas dan lampu yang indah di kamar ini, menambah kesan mewahnya. Aku juga melihat kamar mandi dengan bathtub dan pemandangan laut





"Kenapa memesan set kamar mewah ini, padahal hanya liburan." gumamku sambil merebahkan tubuhku di ranjang empuk ini.

Namun sebelum aku jatuh ke dalam mimpiku, ponselku tiba-tiba berdering. Dengan terpaksa, aku menarik diri dan mengeluarkan ponsel di dalam saku, aku mengerutkan kening ketika melihat nama Lisa di layar.

"Hei, kau sudah tidur?" Suara Lisa terdengar sesaat setelah aku menjawab panggilannya

"Belum, memangnya kenapa?"

"Tidak ada, hanya ingin memastikan kau baik-baik saja." jawabnya kemudian terkekeh.

Aku memutar mata dan mendesah. "Kenapa kau menelepon? Kamar kita bersebelahan." kataku, tapi sebenarnya hatiku sedang berbunga.

Lisa terdiam beberapa saat, aku juga terdiam menunggunya berbicara. "Umh, bolehkah aku pergi kesana? Maksudku, -Aish lupakan saja. Kau pasti lelah, maaf aku mengganggumu."

Aku tersenyum kecil mendengar Lisa tergagap.

"Kau bisa datang ke sini jika kau mau" Ujarku sambil menahan senyumku.

"Benarkah? Oke tunggu sebentar, aku akan sampai dalam 3 menit." ucapnya bersemangat sebelum mengakhiri panggilan. Aku menggelengkan kepalaku dengan sikap Lisa, aku tidak tahu apa yang salah dengannya.

Sejak tadi malam,dia benar-benar berbeda, di pesawat sebelumnya dia bahkan sangat cerewet dan terus bertanya apakah aku lapar, apa aku perlu minum dan segalanya. Dia bahkan menawarkan untuk bertukar tempat duduk dengan ku di dekat jendela, meskipun aku tahu dia juga takut ketinggian.

Tapi meski begitu, aku tidak ingin berasumsi apa-apa. Masih terlalu dini untuk menganggap perlakuan Lisa sebagai sesuatu yang istimewa,mengingat dia bahkan enggan menjawab telepon ku beberapa hari yang lalu.

----

“Pemandangannya sangat bagus, aku harus berterima kasih pada Jisoo.” Lisa bergumam pada dirinya sendiri sambil melihat pemandangan indah dari jendela.

Jennie yang baru kembali dari kamar mandi mendengar gumaman Lisa.

"Apa?" tanyanya sembari duduk di samping Lisa

If I Leave (JENLISA) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang