26

1.4K 126 3
                                    

Hmm... Hmm...
Tes Tes...
Bayu di sini..
Halo, para pembaca setia (Eheheh)
Jadi ... Berdirinya aku di sini hanya mau bilang kalau hari ini, Ael lagi gak update..





































Ups.. Canda deng..
Btw makasih, ya, udah capai 2k..
Love you, All..
Nah, silakan menikmati..
Salam sayang
-Bayudirja Respati-
---------------------------------------------

Mata Giana membulat sempurna. Ia segera mendorong Bayu sekuat tenaga hingga ciuman itu terlepas.

"Wah! Romantis sekali," seru Ariel senang. Ia menatap Bayu dan Giana dengan mata berbinar nakal.

Sekali lagi mimik kaget menempel di wajah Giana. "Lo? Ngapain lo ke sini? Bukannya lo lagi di Amrik?"

Ariel mendekati Giana dan menarik kedua pipi Giana gemas. "Lama gak jumpa, Rival! Gue senang banget lihat lo. Kangen!"

Ariel memeluk Giana erat, tetapi Giana hanya diam mematung saja. Beberapa menit berlalu, Ariel melepaskan Giana dan memasang mimik kecewa. "Padahal gue kira lo udah berubah. Tapi ternyata ... lo sama aja. Ngecewain tau gak, El?"

Giana memandang Ariel dengan kikuk. Ia memandang Ariel saksama, Ariel masih sama. Ceria dan sangat amat jail. Ia bisa mengambil kesimpulan begitu karena ia bisa menebak apa yang baru saja terjadi dengan Bayu dan Ariel. Menilik dari ekspresi bingung dan tak suka Bayu. Ariel pasti baru saja mengerjai Bayu.

"Ri? Lo ngisengin orang barusan?" tanya Giana hati-hati.

"Ah ... bocah ganas ini maksud lo?" Ariel menarik lengan Bayu dan memeluknya mesra, "kayak gini?"

Bayu yang merasa risi segera melepaskan pelukan itu. "Maaf, tolong lepasin. Calon istri saya bisa cemburu."

Baik Ariel maupun Giana melotot mendengarnya. Namun, Ariel lebih cepat menguasai dirinya.

Ariel tersenyum nakal dan menyentuhkan jari telunjuknya pada dagu Bayu. "Kamu tau gak, Manis? Kalau dia itu gak pernah tertarik dengan hubungan percintaan. Jadi, kalau kamu cuma penasaran aja. Sebaiknya kamu cepat-cepat buang rasa penasaran kamu sebelum ego kamu terluka." Ariel mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum manis.

"Nah, calon istrinya Bayudirja Respati ...." Belum sempat Ariel menyelesaikan ucapannya, Giana sudah terlebih dahulu memotongnya dengan galak.

"Jangan panggil gue dengan sebutan itu sebelum bibir lo gue jahit, Ri!" ancam Giana dingin. Ia menatap tajan Ariel yang tersenyum puas sembari mengedipkan sebelah matanya pada Bayu.

Ariel kembali memusatkan perhatiannya pada Giana dan mengangkat kedua tangannya-tanda menyerah. "Oke, oke. Rival. Jadi, gini ...." Ariel diam dan menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seolah mencari sesuatu.

"Jadi apa? Kalau ngomong jangan setengah-setengah," ucap Giana gemas.

Bukannya menjawab, Ariel malah bertepuk tangan senang saat sudah menemukan apa yang dicarinya-tempat duduk. Dengan gontai ia berjalan dan duduk di bangku kayu yang bertenda itu. Senyum manis ia pamerkan sebelum melambaikan tangannya pada Giana dan Bayu, lalu menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya.

Giana memutar bola mata malas dan menghampiri gadis itu dengan setengah hati. Bayu yang juga penasaran dengan identitas gadis itu dan juga bagaimana gadis itu bisa kenal dengan Giana pun berjalan menuju gadis itu.

Baru saja Ariel membuka mulut, Giana sudah memotongnya terlebih dahulu. "Lo di sini aja dulu selama beberapa jam ke depan. Nanti setelah pulang kerja, gue balik lagi ke sini."

Can I? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang