Chapter 3

5.8K 760 221
                                    

Sebelumnya, Yuji mau minta maaf karena chapter kali ini banyak skipnya, gak ada ide soalnya, h3h3//digampar masa
Udah itu aja, selamat membaca~

Keesokan harinya, di sebuah kediaman, terlihat ada sepasang kakak beradik kembar sedang memperdebatkan sesuatu. Perdebatan itu tampak sengit, teriakan menggelegar di seluruh ruangan.

"NAMA BAPACNYA BAMBANG!"- (Y/N)

"GAK, NAMA BAPACNYA TU CHIKARA!"- Adji

"BAMBANG!" - (y/n)

"CHIKARA!"- Adji

Ternyata mereka sedang memperdebatkan nama bapac dari seekor kucing yang tydak sengaja lewat di halaman kediaman mereka. Kucing yang dimaksud pun hanya berdiri menatap duo barbar tersebut lalu berjalan pergi tanpa menghiraukan mereka.

Perdebatan tersebut berlangsung selama sejam penuh dan diakhiri dengan teparnya (y/n) karena disleding oleh Adji.

Adji: Akhirnya bisa Sleding si kunyuk ini//sujud syukur

Yuji: Not have akhlak, tapi Kusuka gayamu

Bek tu te setori

"Kok kangen ma Nejuk ya? Ke rumahnya Tanjidor ah" ujar Adji.

"IKUT"

"ASTAJIM, KAGET HAMBA"

"HAYUK BERANGKAT"

"...Kok lu udah bangun?"

"Ya kalo aing gak bangun gak bisa ketemu Bebeb Tanjidor dung?"

"Owh, yaudah"

Akhirnya kakak beradik kembar tersebut pergi berkunjung ke rumahnya Tanjirou. Sesampainya disana mereka bertemu dengan ibunya Tanjirou beserta adek-adeknya. Si Tanjidor ama Nejuk masih di kota blom pulang katanya. Disana mereka membantu Kie untuk membersihkan rumah dan bermain bersama adik-adiknya Tanjidor. Saat Tanjirou dan Nezuko pulang, mereka bermain bersama. Lalu saat hari sudah gelap, mereka pun pamit pulang.

2 bulan kemudian

Terlihat Adji lagi rebahan di halaman belakang rumahnya sambil ngelamun. Tiba-tiba Adji inget sesuatu.

"Ujian akhirnya kapan ya? Katanya Radith tanggal 12, sekarang tanggal berapa?" Gumam Adji.

"...Tanggal 12, kalo gitu UJIAN AKHIRNYA SEKARANG DONG?! ADUH MANA SI (Y/n) MASIH MOLOR LAGI. OI (Y/N), BANGUN!"

(Y/N) tidak bergeming, doi masih tidur dengan damai. Melihat hal itu membuat Adji frustasi.

"INI SI (Y/N) GAK BANGUN-BANGUN LAGI, GIMANA NIH? AU AH GOTONG AJA" ujar Adji sambil menggotong (y/n) seperti mengangkut karung beras.

Pas sudah ditengah jalan, Adji berhenti. Doi kek kebingungan gitu. Bentar, kayaknya doi lupa sesuatu deh.

"ANJIR KATANA AMA ONIGIRINYA KETINGGALAN ASW, BALEK LAGI"

Akhirnya Adji pun berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil katana dan perbekalan yang tertinggal di rumah. Bagaimana dengan si (y/n)? Saking paniknya, si Adji ngelempar (y/n) ke pinggir jalan lalu ditinggal begitu saja. Ajaibnya si (y/n) tetep gak bangun, gak tau kenapa.

Pas si Adji dah balek, doi ngangkat si (y/n) lagi trus langsung lari ke gunung tempat seleksi berlangsung.

Adji POV

"Hah, hah, akhirnya -ah, hah, sampe ugha"

Aku pun langsung menjatuhkan (y/n) dan katananya di tanah. Bjir, si (y/n) bangun.

"ADUH, SAKIT GBLK! JANGAN DIJATUHIN NAPA? JAHAD AMAT SIH ANDA" protesnya kepadaku.

"KAMU ITU YA, BUKANNYA TERIMA KASIH UDAH DIGENDONG KESINI, MALAH TERIAK- TERIAK GAK JELAS. KAMU TUH BERAT, BERAT"

►𝗧𝗵𝗲 𝗧𝘄𝗶𝗻𝘀 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang